Jumat, 04 Desember 2009

"Maafkan..."

Hujan di malam kelam
Menyisakan setetes embun pagi
Dingin tak jua beranjak dari hati
Kala rumput-rumput yang basah
Mulai akan mengering

Bara itu telah padam
Menyisakan abu menghitam
Di sudut-sudut ruang sesal
Hingga memenuhi jantung
Membuat rasa membiru

Maafkan,
Maaf untuk cinta ini
Cinta yang setia menanti hingga mati
Cinta yang membuat tubuh tetap bertahan
Di tengah badai kemunafikan

Maafkan,
Maaf untuk jejak yang tertinggal
Jejak yang membuat kau menjauh
Jejak yang tersembunyi dalam dinding asa
Mengurungku pada ruang hampa

Maafkan,
Maafkan atas segala salah
Salah karena jejak itu tak dapat terhapus
Salah karena cinta itu masih ada
Bahkan semakin hari tak mungkin kan meredup

For Your Heart...

Ketika semua berlalu lalang
Mengejar berkas sinar masa depan
Tak selangkahpun rela ditinggalkan
Untuk menuntun mereka yang seolah
Tersesat...

Mampukah diri terangi sendiri
Jalan yang tertutup awan gelap
Meski terkadang kilat tak tahu ampun
Walau sesaat kilauan amarah langit
Siap menghitamkan jiwa yang rapuh

Jangan menangis bila tak ingin menangis
Karena tahu air mata itu tak dapat mengalir
Jangan tertawa bila di hati duka
Karena sebesar apapun ketagaran
Tak akan terbayar hanya dengan diam

Lakukan apa yang dirasa benar
Sebab hanya keyakinan
Mampu bedakan yang mana malaikat
Bukan atas inginmu
Bukan pula karena harapmu

Suka tak selamanya
Begitupun dengan pilu yang kau rasa
Maka, sentuhlah hatimu
Rangkulah dan hangatkan dia
Agar tetap merah merekah

Kamis, 19 November 2009

RELA

Sungguh tak bisa lagi tuk mendengarnya
Sebentuk kalimat itu...
Sungguh tak bisa lagi membayangkan
Apa yang akan terjadi selanjutnya
Bila apa yang tak diharapkan
Kan menjadi nyata

Sudahkah merasa sempurna?
Menjadi insan yang seutuhnya
Menjalani kehidupan yang fana
Belajar tuk mengikhlaskan hati
Memaafkan seluruh kesalahan
Menghindari segala kecurangan

Ingin mengukir keyakinan dalam batin
Bahwa ini bukan akhir
Ini pun takkan berakhir
Sebelum dapat kusuguhkan rasa bangga
Sebelum kusandingkan senyum terindah
Bagi mereka yang tersayang

Namun, fitrah manusia pasti ada
Segenap ketakutan menghantui
Meski telah berlari mencari ketenangan
Tetap saja rasa itu tak menghilang
Semakin terpikirkan
Dia akan semakin lekat dalam jiwa

Hanya kepasrahan mampu relakan
Bahwa dunia ini hanya sementara
Bahwa segala yang termiliki tak selamanya
Maka sertakanlah ketulusan di setiap langkah
Agar suatu saat nanti bahagia kan terangkum abadi
Pada masa yang kekal dalam peluk-Nya

Tak Ingin Peduli

Sekali lagi
Kusandingkan penghargaan atas sesal ini
Sekeping medali untuk kehilangan
Seikat bunga untuk keterlambatan

Sekali lagi
Sebuah pertahanan harus didirikan
Atas kehancuran yang tak disadari
Agar kawah luka ini tak meluas

Apa yang sedang terjadi?
Kala sesuatu itu datang
Tak secelah pintu pun terbuka
Tak sepercik rasa pun tertumpah

Kini
Di saat genggaman ini meregang
Lalu sesuatu itu pergi
Hati malah sibuk mencari

Apa yang sedang terjadi?
Inikah sebentuk kesalahan?
Bisakah diperbaiki?
Tak mungkinkah kan kembali?

Diri sungguh tak ingin peduli...

Kamis, 03 September 2009

Bicaralah!

Bila saat ini aku berhenti mencari
Bukan karena lelah telah memenuhi ruang sepiku
Tetapi karena aku wanita…
Yang punya kelemahan
Yang memiliki keterbatasan
Yang selalu bimbang akan kekuatan diri
Sanggupkah terus berjalan dalam ketidakpastian
Melayang dalam langit abu-abu

Bicaralah!
Bisikan dekat telingaku
Dimana dirimu berada
Di sudut dunia mana kau menunggu aku
Dan pada ruang yang mana cinta itu kau simpan
Ku mohon…bicaralah padaku!
Ketika masih ada sisa tenaga dalam rapuhku
Ketika kaki masih dapat melangkah meski tersapu

Walaupun putaran waktu ini belum berpihak
Aku hanya ingin tahu sedikit saja
Tentangmu..
Tentang apa yang sedang kau pikirkan
Apakah pernah kau berpikir tentang diriku?
Apakah pernah kau berpikir menyapaku dalam tidur?
Aku sungguh ingin mengenalmu lebih dulu
Sebelum Tuhan benar-benar menuntunmu padaku

Kamis, 27 Agustus 2009

Pintaku Untukmu

Jangan kau tanya kemana aku pergi
Tak perlu kau tahu kapan aku kembali
Yang perlu kau tahu..
Bagaimana aku akan selalu mengingatmu
Tak akan melupakan walau seribu tahun berlalu

Jangan pernah kau sesali akan keadaan ini
Tak perlu mencari jejak yang telah hilang
Kerna masa yang berlalu
Sungguh tak mungkin kembali
Seperti saat kau melangkah pertama kali

Relakan aku yang sudah lebih dulu
Merelakanmu..
Lepaskan aku yang sudah lebih dulu
Melepaskanmu

Perjalanan ini masih panjang
Masih ada ujung di setiap cabangnya
Masih ada akhir di setiap ceritanya
Masih ada pertemuan yang lain
Masih ada perpisahan yang lain

Maka,
Bertahanlah demi dirimu
Karena sosokmu begitu berarti
Kenangan bersamamu sangat berharga
Bagi diriku...

Maafkan..

Terkadang air mata pun tak terhenti
Kala ku harus meninggalkan
Mereka yang ku sayangi

Terkadang nafas tak berhenti terengah
Saat ku harus hadapi
Perang yang bergejolak dalam hati

Namun batin sungguh sudah tak berdaya
Menahan resah yang meradang
Membuat hidup seolah tak bernyawa

Bukan tak peduli
Ketika harus ku lepas tangan ini
Ketika harus ku alihkan pandangan ini
Justru semua itu kulakukan
Karena rapuh telah menguasai
Setiap detak jantungku
Kini, maafkan bila...
Aku harus menjauh
Entah untuk berapa lama

Meskipun bayangan itu tak lagi
Menaungi tubuh ini
Kerinduanku tak akan pernah hilang

Minggu, 16 Agustus 2009

Tak Akan Ada Kedua Kali

Malam berlinang manja
Dalam kemuraman yang tak biasa
Merasuk selimuti hati yang marah
Kala jenuh tiada mungkin terhapuskan
Ketika mimpi benar-benar musnah

Tahukah bagaimana tersakiti?
Bilamana ketulusan tak lagi berarti
Sadarkah bagaimana kau melukai?
Hingga diri yang awalnya mampu berdiri
Kini hanya bisa terdiam dan terduduk dalam sunyi

Persimpangan ini sudah jelas arahnya
Tak akan ada kedua kali
Langkah menuju ke arah yang sama
Seperti yang pernah kau sampaikan
Hidup telah berubah dan segalanya telah berakhir

Aku tahu!!
Aku mengerti!!
Bahkan sangat memahami keinginanmu
Untuk melimpahkan kesalahan
Atas rasa yang termiliki

Tenanglah!!
Genggamlah janji ini..
Bahwa tak akan ada masa yang terulang
Tak akan ada hasrat yang terulang
Bagi dirimu..hanya dirimu

Meskipun selalu saja bertanya
Apa jadinya jika bukan kau
Namun, angan kini telah mati
Segala daya pun mungkin tak akan mampu
Mengubah apapun dan kapanpun

Kamis, 13 Agustus 2009

Pernahkah?

Pernahkah kau merasa hampa di hati?
Kala sedih tak dapat tertumpah
Kala tawa tak menyisakan bahagia
Yang ada hanya endapan lara
Membuat sesak seluruh nafas yang mengalir

Pernahkah kau merasa salah?
Kala rebahkan lelah pada mereka yang lemah
Saat kau beri mereka ketenangan
Tetapi di dalam relungmu
Terasa getar yang membiru

Pernahkah kau merasa resah?
Kala melihat wajahmu tersenyum dalam cermin
Meski nyatanya muram menyelimuti kalbu
Dan peluh yang tersembunyi
Siratkan kekosongan dalam batin

Pernahkah kau merasa gundah?
Kala setiap pandang yang kau rasa
Seakan menghentikan aliran darah
Membuatmu merasa asing
Pada pijakanmu sendiri

Pernahkah kau merasa rindu?
Kala kau bersimpuh dalam duka
Seolah ingin segera mengakhiri hidup
Demi seseorang itu...
"Dia" yang dapat temani kau menangis

Rabu, 12 Agustus 2009

Suara Asmara

Mengapa selalu saja mencari sesuatu
Yang tak seharusnya dicari?
Mengapa selalu saja melewati jalan
Dan mengikuti langkah yang sama?

Padahal baru saja mematikan rasa
Meredupkan yang pernah menyala
Berusaha menutupi diri
Dengan beribu kesenangan
Tetapi nyatanya hampa

Untuk apa berdiri sendiri
Di sisi jalan yang salah?
Meski tahu bahwa telah ditinggalkan
Meski paham sakitnya terluka

Untuk apa mengotori jiwa
Dengan kata-kata dusta?
Meski tahu dosa
Meski tahu semua akan berbeda

Mungkin ketakutan telah butakan
Segala akal dan mata hati
Jika suatu saat bukan dirimu
Mungkinkah akan seperti ini?
Mungkinkah akan tergenggam sebuah akhir?

Bila selama ini tak pernah ada ujungnya
Bila selama yang tertanam tak pernah musnah
Bila selama yang terbayangkan tak pernah indah
Mungkin ini suatu pertanda

Bahagia bukan karenamu
Sedih pun bukan karenamu
Tetapi kebanggaan atas cinta
Tak pernah dapat terlupakan

Inilah cara asmara bersuara
Menghalau resah tanpa tangis
Memberi senyum tanpa tawa
Hanya angan mampu memberi kesejukan
Sekalipun kau berkata "semua telah berakhir"


Selasa, 11 Agustus 2009

Seakan Tak Berarti

Tanpa ingin bertanya lebih jauh
Tak mengerti mengapa hati tak bergetar
Kala pandangan itu
Menuju ke arah yang sama

Bukan sekali
Bukan pula berulang kali
Tetapi setiap menit yang pernah dilalui
Bahkan terasa sungguh berbeda

Ya…
Diri memberi anggukan
Bahwa nurani menahan segala pikir
Yang membangkitkan gejolak rasa

Tanpa ingin terhanyut lebih lama
Kesadaran seolah berteriak
Mengukuhkan dinding pertahanan
Hingga setiap detak nadi seakan tak berarti

Senin, 10 Agustus 2009

Alam dan Lukisan Hati

Iringan awan bergerak satu persatu
Putihnya semarakan langit
Ada kalanya menyebar tertiup angin
Hingga seakan menghilang dalam biru yang pekat
Kemudian seketika tampak lagi
Terkadang tebal dan besar
Terkadang tipis seperti semburat
Bulu-bulu burung yang berterbangan

Tetapi...
Tidak selamanya keindahan itu sempurna
Bila endapan air telah sampai batasnya
Dan hitam telah merajai setiap celahnya
Maka hujan pun tiada terbendung
Gemuruh kilat berkumandang
Di ujung-ujung bumi
Menghantar pada kemuraman semesta

Nanti, jika segala rasa telah tertumpah
Maka kelam itu akan berganti rupa
Kelabu menjadi seolah berwarna
Karena sang bidadari akan turun
Melalui kaki-kaki pelangi
Dengan selendangnya yang menjuntai
Ia akan bermandi dengan bahagia

Lukisan hati terkadang seperti peristiwa alam
Setiap kiasan menyiratkan sejuta arti
Yang tertuang pada kanvas kehidupan
Karenanya,
Janganlah pernah kau ingkar dan menghindar
Setiap jalan telah terukir manis dalam sabda-Nya
Diri hanya perlu menunggu
Tempat yang tepat, dan
Saat yang tepat

Kemenangan Hati

Kemenanganku bukan karena mendapatkan
Apa yang terbayang
Kala pikir dan emosi menguasai jiwa
Namun,
Itu semua terjadi ketika dengan sadar
Hasrat menyatu lekat dalam isyarat hati

Tak pernah tersirat akan sesingkat ini...
Kuatnya simpul ikatan batin
Yang telah lama tak bisa terlepas
Kini telah mengendur
Semakin lama, semakin tak terasa
Bahwa tali itu sudah berada
Tepat di bawah pijakanku

Saat aku membiarkanmu berlalu
Tak berarti aku akan mati
Justru ketika itulah
Aku tersenyum pada diriku
Dan berkata "aku menang"
Ya...
Aku telah memengakan permainan ini

Silakan beranajak jika kau ingin beranjak!
Silakan pergi bila kau tak ingin bertahan!

Benar bahwa aku pernah berbisik
Apapun yang kau lakukan
Tidak akan pernah merubah apapun
Tetapi, aku bukan tak ingin berdiri selamanya
Di sisi bayanganmu

Aku pun bukannya ingin menyerah
Namun, aku ingin memberikan
Senyum terbaik bagimu
Agar kau dapat bahagia
Agar kau tiada terluka
Maka...
Saat ini aku ingin berkata
"Dekaplah bahagiamu tanpa aku"

Selasa, 28 Juli 2009

Penguasa Jiwa

Bukan tanpa sesal
Bila kini setiap jejak yang tersandingkan
Seolah seperti bola batu
Keras…
Hitam…
Dengan rantai yang menjuntai kuat
Di sepanjang porosnya

Bukan tanpa amarah
Bila kini setiap kata yang terucap
Membuat pikir seakan bagai bom waktu
Yang siap meledak hebat
Menguncang seluruh sisi
Kehidupan
Saat tiada lagi kedamaian

Kau berlaku seperti layaknya
Penguasa jiwa
Tanpa berpikir akan orang-orang
Yang selalu berkorban dan bertahan
Untuk keagunganmu
Pernahkah juga kau berpikir
Tentang yang mereka rasakan?

Hanya satu yang harus kau ingat!
Tuhan tidak pernah tidur
Maka jagalah segala sikap dan kata
Karena hukuman akan sakitnya hati
Telah menanti di ujung masa
Menuggumu yang tidak pernah mengerti
Dan tidak pernah memahami

Dikala Aku Rapuh

Ada setitik pilu
Saat hati tak ingin melalui jalan ini
Tetapi keterpaksaan sungguh menghantui
Di tiap-tiap menit yang pergi

Aku bukan wanita seperti kau pikir
Yang tidak akan menangis bila kau sentuh
Walau air mata tidak menampakkan wujudnya
Batin ini basah

Aku merasa kotor
Karena selalu menipu diri
Lari dari sebuah nyata
Yang kini telah menjadi sebuah beban

Ingin terus ku basuh raga ini
Dengan tanah suci
Agar hilang berkas bayang itu
Supaya tenang kembali dapat kupeluk

Bisakah?
Tolong aku kali ini, Tuhan…
Hentikan semua ini
Sebelum jiwaku mati

Terhempas oleh api dusta
Tertarik oleh hitamnya mimpi
Terseret oleh rasa bersalah
Dikala aku rapuh

Senin, 13 Juli 2009

Bintang Hati

Meniti takdir yang tak menentu
Membuat hilang kesadaran
Seluruh angan seperti sirna
Hilang dalam debu-debu penantian
Ingin sekali saja berucap sesal
Tetapi setiap darah yang mengalir
Kuatkan nurani tuk bertahan
Meski terkadang goyah
Karena pondasi keyakinan semakin melemah
Batin tak pernah meneriakkan
Kata "berakhir"

Entah rasa apa ini!
Sungguh tak jelas awalnya
Pula tak tahu pangkal kisahnya
Antara hidup dan mati
Antara nyata dan maya
Antara suka dan duka
Pikir ini melayang
Semakin lama semakin tinggi
Hingga tak pernah tahu kapan akan terjatuh
Dan bilmana akan terpuruk

Hanya ada satu pelita
Yang dapat menuntun langkah ke arah kebenaran
Saat jiwa semakin rapuh
Saat hampa semakin merengkuh diri
Dalam kegelapan
Ya, itulah bintang hati
Sinarnya tak pernah akan redup
Walau beribu daya telah hilang
Dia akan terus bersinar
Tetap menjadi yang terindah
Itulah janji
Dikala hidup tak dapat terhenti

Lepaskan "Aku"

Bodoh bila berpikir
Bahwa segenap rasa itu masih ada
Karena dunia ini terus berputar
Hingga tak pernah ada masanya
Yang sungguh serupa...

Dia yang pernah berdiri tegak
Disisi lelah ini
Dahulu selalu menggenggam erat jemari
Memberi senyum terbaik
Saat tangis tak dapat membendung duka

Kini,
Mungkin semua telah musnah
Hilang...pudar...lenyap
Tertelan arus kehidupan
Terkurung dimensi yang silih berganti

Hati itu...
Tak dapat lagi termiliki
Atau mungkin saja sejak lampau
Sukma dan jiwa yang lekat
Bukanlah tertuju pada diri ini

Seperti kehilangan arah
Pijakkan tak lagi kuat
Menahan kecewa yang tercurah
Hampa...
Kosong tak bernyawa

Bisakah sekali lagi saja
Melihat raga ini!!
Setidaknya melihat suatu kebenaran
Tentang sikap di masa lalu
Bahwa itu bukan "aku"

"Aku" adalah yang saat ini hanya bisa
Memandang mu dari kejauhan
Tersedu di atas tawamu
Pilu diantara ceriamu
Karena cinta ini tak dapat terganti

Maka, tolonglah....
Berikan satu waktu bagi khayal ini
Untuk ungkap segala hasrat
Bila nyata tak mungkin lagi kan kau dekap
Lepaskanlah...lepaskan aku

Selasa, 30 Juni 2009

Sang "Cinta"

Ketika cinta tak membiarkan
Sayapnya terluka
Dia akan terbang perlahan
Mengikuti hembusan nada-nada ketulusan
Tanpa ingin berpaling tuk meninggalkan
Mereka yang tak berdaya
Karena kekuatan telah hilang

Terkadang dia menaruh jejak
Di atas gumpalan awan putih
Agar bila suatu saat tersesat
Dapat kembali pulang
Dan mampu rebahkan lelah
Dalam hangatnya peraduan

Ketika cinta ingin dipahami
Dia akan berlari
Menelusuri langkahnya di masa lalu
Berusaha mencari bayangan
Yang pernah tersimpan
Dalam buku hitam yang berjudul
"Kenangan"

Kemudian,
Dia akan memainkan harpha
Memetiknya dengan lembut
Serta menyenandungkan shimponi surga
Yang sarat akan asa
Juga harapan

Cinta...
Begitulah adanya
Dia yang tak pernah menyerah meski tak tahu awalnya
Dia yang terus bertahan meski tak tahu akhirnya
Dia tak mengenal batas
Dia pun tak mengenal perbedaan

Minggu, 28 Juni 2009

Mimpi yang Sempurna

Angin masa lalu
Kembali berhembus lekat dalam angan
Menebarkan kembali berkas-berkas kisah
Yang pernah terlewati
Bersama yang terkenang

Sekuat rasa lepaskan asa
Tak berarti segalanya berakhir
Karena segala yang tersisa
Dalam hati ini
Merupakan mimpi yang sempurna

Pernah merasakan bahagia
Pernah merasakan sedih
Pernah merasakan canda
Pernah jua merasakan tersakiti

Tuhan...
Mungkinkah masa itu akan terulang?
Mungkinkah jalan dihadapan bercerita tentangnya?
Padahal batin pun seolah berteriak
Sungguh tak mungkin!!

Meski nyatanya harapan telah mati
Keyakinan tak pernah terhenti
Tuk menemukan
"Dia" yang terbaik untuk masa depan

by: Dhyani Prita
This poem is dedicated for my close friend "R"

Hanya Padamu, Hanya Untukmu

Pernah aku merasa gundah
Seperti pipit yang hilang arah
Terbang perlahan tak temukan
Tempat untuk singgah dalam damai

Pernah aku merasa resah
Kala mendung tak dapat ku bendung
Hingga hati basah
Oleh rintihan rasa yang dalam

Namun, sejenak segala keluh musnah
Kesah pun menguap seperti buih-buih
Satu persatu lenyap di udara
Menyatu bersama sukma yang melemah

Kau tahu?
Semua ini karena bayangmu
Yang menyentuh keyakinanku
Membangkitkan seluruh semangat juangku

Hingga kini...
Aku bisa berdiri tegar
Menatapmu dari kejauhan
Memberikan senyum terindah

Hanya untukmu

Hanya untuk mengucapkan
Terimakasihku

Padamu

Hanya untukmu...

Sabtu, 27 Juni 2009

ASA

Dimensi telah berganti
Mengiringi titah dalam kitab kehidupan
Yang semakin sulit tuk dimengerti

Nafas cinta tak pernah berhenti
Menyatu dalam senandung rindu
Sejak pintu hati terbuka
Hingga saat ini,
Tiada mungkin tertutup lagi

Firasat ini mungkin pernah salah
Tetapi rasa selalu berkata benar
Meyakinkan nurani untuk bersumpah
Saat asmara membelenggu jiwa

Dusta yang pernah terucap
Bukan sungguhnya ingin tersampaikan
Karena butiran kasih ini
Memang tulus tercipta

Bila dapat memulai lembaran baru
Bolehkah memilih jalan yang ingin dilalui?
Karea hanya dengan seseorang
Hampa ini sirna

Bolehkah pinta ini terwujud?
Andai ada satu kesempatan
Meski kenyataan kini
Senyum tak pernah lepas
Dari lekatnya kepedihan

Jumat, 26 Juni 2009

Yang Tak Terganti

Dawai hati bergetar sekali lagi
Saat kupandang gambar-gambar maya
Yang melukiskan kehidupan
Tentangnya yang terpatri di hati

Sebagian diri berbunga
Tetapi sebagian terasa pilu
Setelah bertahun-tahun usang
Akhirnya kenangan itu kembali bersinar

Tiada yang berubah dari rasa ini
Selalu memberikan tahta teritinggi
Di tempat yang terindah
Untuk yang tak terlupakan

Tanpa berharap akan cinta itu
Senyum ini kan selalu ada
Menemani kehidupannya yang baru
Menyertai setiap tawanya yang tak tersentuh

Meski kini hanya bisa menari
Di atas sejuta mimpi
Namun, hanya dia yang tak terganti
"I miss you my dear"

Inginku Hanya Satu

Entah diriku atau dia
Yang menghilang lebih dulu
Entah diriku atau dia
Yang meninggalkan lebih dulu

Namun, rasa ini tetap terjaga
Menanti dalam putaran waktu
Berharap untaian cerita itu
Akan kembali terulang

Kini, setelah kutemukan dia
Mungkinkah segalanya akan sama
Seperti kenangan yang pernah tersimpan
Di masa lalu...

Lembaran kisah ini telah terbuka
Untuk saat ini dan esok
Tetapi ingin hanya satu
Tulisan tentang dia yang hiasi setiap helainya

Rabu, 24 Juni 2009

RASA

Desir nafas itu tak teratur
Terkadang pelan
Terkadang kencang
Seperti detak nadi
Yang mengalun tak berirama

Tetesan peluh tiada henti
Bergerak turun pada dinding wajah
Tutupi rona yang memerah
Iringi tarian hati
Yang sepertinya tak biasa

Hanya terus terpaku
Di atas tanah datar
Berharap sukma kan tersentuh
Sepeti belaian pada mayang
Namun, nyatanya hanya impian

Walaupun asa usang sudah
Tak pernah terpikir tuk beranjak
Karena rasa yang tertanam kuat
Bukan hanya kiasan
Tetapi hasrat untuk dilepaskan

Tak Mudah Mengerti Hati

Sungguh tak mudah
Tuk mengerti hati
Kala kesal melanda
Ketika sesal menghujam

Awan pun seolah kelabu
Mengharu biru memandang diri
Terkadang nafasnya
Terengah seolah marah

Bersabarlah...
Sabar saat logika tak merajai
Sabar saat segala pintu terkunci
Sabar saat tak ada lagi jalan yang terang

Karena,
Berliku itu indah
Gelap itu bahagia, dan
Sunyi itu bermakna

Kamis, 11 Juni 2009

Cinta Semalam

Rindu ini semakin sempurna
Kala berjumpa dirinya
Meski hanya sebatas mimpi

Gundah ini bangkit kembali
Saat melihat senyumnya
Walau hanya dalam lelap

Namun, bahagia tak dapat terungkap
Setelah beribu waktu berlalu
Akhirnya, pada satu malam
Dapat menyentuh dan memandangnya
Sekali lagi

Ingin agar bayangan itu tak pergi
Namun, apa daya?
Bila tak mungkin mendekap
Lebih lama...
Lebih erat...

Di penghujung cerita
Harus dapat relakannya
Pergi lalui hening fajar
Hingga nanti saatnya tiba
Alam nyata kan menjadi saksi
Cinta ini...

Senyum Untuk Hati

Tersakiti...
Bukan untuk pertama kali
Beribu luka telah termiliki
Dari ujung jari hingga palung hati
Hingga terbiasa oleh perih itu

Air mata pun tak sanggup lagi
Mengalir getarkan segenap rasa
Karena, perlahan kan mengering
Tanpa tersisa setetes kesejukan
Pada lubang-lubang sendu

Ingin menjerit luapkan pahit
Ingin berlari sirnakan derita
Namun...
Suara tak dapat terdengar
Jua kaki tak mampu melangkah

Ya, inilah tulisan dalam kitab-Nya
Meski harus koyak teraniaya
Tetap harus dilalui
Meski harus mati seketika
Tetap harus dihadapi

Kini...
Tangis hanya untuk suka
Tawa hanya untuk duka
Tak ada yang lebih indah
Selain kata "tulus" menyertai senyum ini

Jumat, 05 Juni 2009

"Sejati"

Tak mudah melupakan begitu saja
Bila setiap dentang yang berbunyi
Berkas kisah ini selalu mengingat
Rupa yang sama...

Dusta memang ada
Kala arti persahabatan telah mengikat
Memendam segala cerita
Tentang ego manusia

Mengertikah hati?
Saat seseorang hanya dapat memandang
Dari kejauhan tanpa dapat menyentuh
Tanpa dapat berkata seucap katapun

Mengertikah rasa?
Saat seseorang hanya dapat menanti
Berharap pada mimpi-mimpi
Dalam setiap lelapnya di malam hari

Batin ini tak sekokoh seperti yang terkira
Jiwa ini akan goyah bila tersentuh
Namun, inilah cara sang Maha Cinta
Mengajarkan makna "sejati"

Senin, 01 Juni 2009

Jejak Kebahagiaan

Persimpangan ini semakin rumit
Tak jelas dimana akan berakhir
Setiap ujungnya tersimpan satu impian
Tentang kehidupan masa depan
Yang sungguhnya akan membawa suka
Namun, manusia tetap harus memilih
Satu diantaranya
Juga tak bisa ingkari
Kenyataan yang telah tergores
Pada tangan-tangan takdir
Pada langkah-langkah asa
Pernahkah terpikir bagaimana jika salah?
Memilih jalan yang seharusnya tak dipilih
Melalui jalan yang seharusnya tak dilalui
Itulah sebabnya ada hati
Maka dengarkanlah kata-katanya
Uraikanlah makna di seluruh desahnya
Agar ketika cahaya tak lagi menerangi
Kita tetap dapat temukan
Sebuah jejak kebahagiaan

Suatu Saat

Suatu Saat...
Bayangan itu akan terus menaungi
Jemari itu akan terus melindungi
Suara itu akan terus bersenandung
Lirih dalam getaran syahdu

Suatu saat...
Tiada lagi harapan-harapan kosong
Segala asa yang berterbangan dalam angan
Akan terisi oleh rasa
Yang mungkin takkan hilang selamanya

Suatu saat...
Hanya akan ada bahagia
Meskipun tetap ada tangis
Namun, bukanlah sesal atau derita
Itulah damai dari lubuk hati

Suatu saat...
Bibir akan terus berkata
"Terimakasih"
Tanpa dapat terhenti
Tanpa dapat terdiam

Suatu saat...

Sabtu, 30 Mei 2009

Ingatkah

Ingatkah akan nama ini bila menatap
Meski kenyataannya selalu terucapkan 'Dia'
Yang pernah hadir lebih dulu
Dalam warna hidupmu

Ingatkah akan raga ini bila menyapa
Meski pada akhirnya selalu terlihat 'Dia'
Yang pernah singgah
Dalam tahta hatimu

Lalu, dimana diri berada?
Bila pada lembaran jiwa itu
Tak satupun huruf terukir
Atas insan ini

Tegar bukan tak rapuh
Andai saat ini tanpa airmata
Itu karena nurani masih berpikir
Dengan logika

Mungkin suatu saat akan tersadar
Siapa yang sungguhnya dapat bertahan
Namun, keyakinan telah lenyap
Dan rasa ini akan mati seketika

Ingatkah akan nama ini bila menatap
Meski nyatanya selalu terucapkan 'Dia'
Yang pernah hadir lebih dulu
Dalam warna hidupmu

Ingatkah akan raga ini bila menyapa
Meski pada akhirnya selalu terlihat 'Dia'
Yang pernah singgah
Dalam hatimu

Mengapa Mencintaiku Seperti Ini?

Bolehkah aku bertanya?
Satu hal saja...

Mengapa kau mencintaiku seperti ini?
Begitu perhatian hingga tak memikirkan aku
Begitu sayang hingga tak indahkan aku
Begitu peduli hingga menyakiti aku

Mengapa kau mencintaiku seperti ini?
Berjanji tetapi tak pernah tepati
Tersenyum tetapi tak menatap diri
Lindungi tetapi tak mendekap hati

Mengapa kau mencintaiku seperti ini?
Bila nyata rasa itu bukan untukku
Lepaskan saja aku!!
Biarkan aku bebas berlari seperti dulu

Aku memang memiliki cinta
Tetapi bukan ini yang aku mau
Bukan hidup seperti ini yang ingin aku jalani
Meskipun harus mendustai aku rela kau pergi

Aku memang memiliki cinta
Tetapi bukan kau yang aku pilih
Meskipun kau selalu ada untukku
Namun, mengapa kau mencintaiku seperti ini?

Selasa, 26 Mei 2009

Izinkan Aku

Kapan kau akan menemukan diri ini?
Kapan kau akan menggapai hati ini?
Kapan kau akan mematri nama ini?
Kapan kau akan memiliki raga ini?

Selalu saja terulang
Satu demi satu
Pertanyaan itu menggeliat di benak terdalam
Seperti gelisah...gundah...
Rasa itu begitu kuat merasuki seluruh jiwa

Ingin dia segera hadir di sisiku
Ingin dia segera datang menyentuh hatiku
Ingin dia segera mengukir indah namaku
Ingin dia segera mendekap ragaku

Apakah salah?
Bila bertanya seperti itu?
Padahal memang masa tak pernah berhenti
Besok tidak sama dengan kemarin
Detik ini tidak pula sama dengan detik berikutnya

Hanya satu harapan sebelum ajal menjemput
Karena manusia tidak akan pernah tahu
Maka izinkan aku memimpikanmu
Serta izinkan aku memikirkanmu
Meskipun waktu belum ada untuk kita saat ini

Senin, 25 Mei 2009

Love is a beautiful word...

Love is a beautiful word
That can I give
When you’re realize
How far is your trip to find the faith
About your feelings

Love is a beautiful word
That must defended by yourself
When you’re feel depressed
And don’t know
Where is the true way

I want to avoid somethings worried
I want to run from my despair
Determine the step I will pass
In the future
For me and you

You’re my specially friend
That I have found
Until know…and ever after
So, I just want to say
I love you so much…
-dhyani’08-

Jangan Berhenti Bermimpi

Pernahkah bertanya dalah hati sendiri
Bagaimana hidup kan dilalui?
Bilamana diri kan bahagia?
Jika terbersit ingin tuk coba berlari
Mencari jawabannya
Jangan terlalu jauh kau lupakan pijakanmu
Tebarkanlah butiran harapanmu satu demi satu
Ke atas tanah basah yang terlewati
Sambil kau pandangi hamparan langit
Mencoba sampaikan inginmu pada alam
Ketika kau telah tiba di ujung perjalanan
Dan belum temukan apa yang kau inginkan
Kembalilah kau ingat perjuangan yang kau tempuh
Ingatlah bahwa butiran yang kau tebarkan
Adalah sebuah semangat yang kau kobarkan
Maka…
Jangan berhenti untuk bermimpi
Karena dunia ini penuh rahasia
Jika kau berani berharap
Bukan tak mungkin nyata kan kau dekap

Untukmu Sahabat...

Masa yang dulu suram
Kini masih terasa tak menentu
Seperti kerikil di pelupuk mata
Menahan hati yang seolah tak berarah

Tiada lagi haru membiru
Juga harapan yang membuat tangan ini
Tak pernah berhenti mengepalkan
Rasa juang yang tak patah arang

Kini jalan di hadapan semakin luas
Mata ini harus terbuka lebar
Memandang berbagai kemungkinan
Tentang kisah hidup di masa depan

Banyak yang ingin diungkap
Namun betapa ragu menyesakkan dada
Banyak yang ingin disampaikan
Namun betapa keyakinan begitu rapuh

Pernahkah kau tahu kapan laut pasang?
Pernahkah mengerti bilamana ia kan surut?
Tentunya hanya ada diam
Karena bukan kau yang mencipta lautan

Kini…pasrahkan saja hidupmu
Dengan seikat perjuangan yang takkan padam
Hingga nanti kau temukan keabadian
Dari cita juga cinta yang kau harapkan

Rabu, 20 Mei 2009

Lirik Ketika Cinta Bertasbih

Ketika Cinta Bertasbih


Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu

Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit

Ketika Cinta bertasbih
Nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta


It's my favorite song n' lyric...

Kamis, 14 Mei 2009

Bicara Mimpi

Mimpi adalah mainan tidur tetapi kadang-kadang mimpi memberi alamat atau petanda kepada seseorang tentang sesuatu perkara yang bakal terjadi di sekeliling mereka (Hari Zamry). Tatkala mendapat mimpi indah, pasti kita kan gembira. Namun, ketika mendapat mimpi buruk tidak sedikit orang yang sedih atau bahkan terbayang-terbayang hingga kemudian tidak berani untuk kembali tidur. Banyak orang yang berpikir dan mengira-ngira apa yang akan terjadi dalam hidupnya ketika melihat sebuah mimpi. Seseorang pernah bercerita bahwa saat sedang bermimpi roh kita itu mengalami hal yang terjadi dalam mimpi itu...benarkah? Percaya nggak percaya sih...Yang pasti bersyukurlah orang yang masih dapt bermimpi apalgi jika suatu mimpi bisa dijadikan motivasi untuk selangkah lebih maju dari kehidupan sebelumnya.
Bicara tentang mimpi, kemarin aku pun bermimpi hal yang aneh...bukan tentang kegembiraan atau kesedihan tetapi bermimpi tentang sebuah peristiwa. Peristiwa yang tidak biasa dan tidak bisa diceritakan lewat kata.

Empat puluh tahun lalu...
Pada rentang dimensi yang berbeda
Dia mengajarkan arti sebuah kata
"Cinta"
Dalam genggaman cerita indah
Subuah pelabuhan pertautan hati

Kala itu,
Telah terjadi peristiwa
Hingga segala yang ada
Musnah akibat berkobarnya peperangan
Membakar kepingan kenangan

Jemari ini terlepas oleh desakan
Bukan harus tetapi terpaksa
Namun, rasa yang termiliki tetap bertahan
Walau raga pada masa itu
Nyaris menghilang

Diri harus terus berlari
Meski tak mampu tinggalkannya
Dalam bisik nurani tak pernah berhenti
Memanggil namanya
Nyatanya, keadaan tak dapat ditawar
Yang terpikir adalah terus bertahan

Hingga hari ini
Tepat 40 tahun setelahnya
Rintangan masih mendera
Lalu telusuri jejak yang hilang
Hanya untuk menemukan "dia"

Mata terus terpana kala menatapnya
Warna putih telah memenuhi setiap helai rambutnya
Anehnya, diri ini tak berubah sedikitpun
Masih sama seperti pertama berjumpa
Namun, harus ku relakan bila kini
Disisinya telah tersanding cinta yang lain

Perjalanan itu hanya satu menit bagiku
Lintasi ruang dan waktu
Tetapi tidak bagimu
Walaupun kini segalanya tak pernah sama
Hati telah abadikan rasa ini
Di relung terdalam

Inilah mimpiku malam itu...cerita yang tidak biasa tetapi bukan untuk dicari artinya hanya untuk dimengerti makna dari mimpi itu sendiri.

Rabu, 13 Mei 2009

The Journey of Life

Bukan tak mudah untuk melangkah
Menuju masa depan
Serta menghapus seluruh jejak
Yang sempat kau tinggalkan
Di masa lalu

Bukan pula tak ada keinginan
Tuk sekedar menyapa
Berjuta kenangan
Yang telah tergores manis
Dalam titian takdir kehidupan

Namun, sungguh memang tak mungkin
Seseorang memiliki daya
Tuk kembali pada sebuah masa
Dimana tak ada kebahagian
Atau justru di saat bahagia merekah

Mengapa?
Karena waktu tak pernah berhenti berlari
Dia tak akan hiraukan kau
Yang terkadang ingin pulang
Yang terkadang ingin pergi

Itulah sebabnya…
ada hidup,
ada mati,
ada pertemuan,
ada perpisahan

Yang perlu dimengerti bahwa
Rasamu tak pernah salah
Begitulah adanya manusia
Jika tak ada dusta
Selamanya hanya ada surga

Maka tak perlu ada keraguan
Karena ada jalan yang kau miliki
Meski terkadang terlihat serupa
Setiap detik sungguh tak sama
Dan pada akhirnya pun akan berbeda

The Lasting Happiness

When a dream has died
Do not shine in its everynight
A thousand hope also as disappeared
Fly to follow the current of hesitation

The longer the time the farther the distance
Untill surfeited leave the sorrow
There isn’t certainty
To guide the step to greatness

Now just can to fight
To looking for the end of faith
And when the moment has come to senses
It will become the real lasting happiness

Jumat, 08 Mei 2009

Antara Eros dan Platonis

Ketika hati dilanda cinta
Dunia bagai surga
Terkadang tiada beda
Antara benar dan salah
Antara nyata dan maya
Keraguan...
Kebimbangan...
Tak ubahnya hiasan
Pada alam eros dan platonis

Eros membisikkan padamu bahwa
"Cinta itu mudah"
Tak perlu dirasa
Cukup ungkapkan saja
Lalu jelajahi dirinya
Dengan beribu rayu
Hingga binasa segala logika


Platonis meyakinkan dirimu bahwa
"Cinta itu rumit"
Bahasanya sungguh tak mudah dipahami
Hanya ketulusan mampu taklukannya
Lalu pertahakan dirinya
Dengan sejuta kasih
Hingga hilang segala angkuh

Lalu Eros dan Platonis bertanya
Dalam mimpi manisnya asmara
Siapa yang akan kau ikuti
Eroskah?
Platoniskah?
Bukan dia yang tentukan
Tetapi hanya kau yang tahu jawabnya


Tetang Cinta

Mereka berkata cinta itu dusta
Mereka berucap cinta itu kiasan
Mereka berujar cinta itu palsu
Mereka berseru cinta itu bodoh

Bagiku cinta itu jujur
Ungkapkan segala rasa yang terlukis
Dalam pikiran dan hati

Bagiku cinta itu nyata
Wujudkan segala hasrat yang tercurah
Dalam tindakan dan kata

Bagiku cinta itu benar
Menguraikan segala ketulusan
Dalam suka dan duka

Bagiku cinta itu pintar
Memilah segala emosi yang membuncah
Dalam benar dan salah

Bagiku cinta itu "dia"
Yang menggapaiku dengan nurani
Bukan dengan pesona semata

Bagiku cinta hanya "dia"
Yang mengerti dan menerima
Jiwa dan raga ini apa adanya

Bagiku cinta tetap "dia"
Yang mencintai bukan karena....
Tetapi yang mencintai walaupun....

Rumah Kedua

Pernahkah kau bayangkan
Betapa angkuh ini menyiksaku
Apakah kau tahu
Berapa bulir rintihan yang mengalir
Dalam setiap peraduanku

Terkadang tak bisa bertahan
Namun aku hanya diam
Hanya dapat memandang
Melihat wajah itu tersenyum
Seolah tiada beban yang tersampaikan

Saat ingin pergi
Lalu kau akan pergi
Saat ingin kembali
Kau pun akan segera kembali
Begitu seterusnya...

Aku bagai rumah kedua
Tetapi tak pernah begitu penting
Hanya tempat untuk beristirahat
Melepaskan penat
Sejenak...

Pernahkah berpikir akan hati
Sedikit saja bertanya apa yang kurasa
Karena manusia tiada yang sempurna
Saat ini mungkin aku bisa tegar
Namun tidak untuk selamanya

Kamis, 07 Mei 2009

Lain Hari

Malam ini tidak ada bintang
Yang ada hanya tetesan air
Mengguyur panasnya bumi
Hingga menggenang
Tinggalkan jejak untuk pagi

Tak ada senyum saat memandang langit
Karena bulan tak tampak
Seperti malam-malam sebelumnya
Terus bermimpi
Terus bertanya

Walaupun begitu,
Dalam dingin masih ada suka
Bukan karena dia ada
Tetapi karena dia tak ada

Hati kecil tertawa dalam tangisan langit
Pertanda harapan masih menunggu
Bila saat ini gelap
Besok pasti akan terang
Bila kini bulan tak hadir
Pasti esok kan indah bersinar

Begitupun dengannya,
Bila kini dia tak datang
Keyakinan ini besar adanya
Dia pasti akan kembali

Bila tidak besok
Mungkin lusa
Bila tidak juga
Mungkin lain hari...

Minggu, 03 Mei 2009

KECEWA

Satu hari lalu...
Senyum tak pernah lepas
Merekat kuat bagai terikat sangat
Gerak nadi pun semakin kencang
Melaju mengikuti irama bahagia

Kau tahu mengapa?
Karena aku merasa telah menemukanmu
Merengkuhmu yang pernah hilang
Mendapatkanmu yang pernah tersesat
Dalam bingkai perjalanan waktu

Bukan berdusta
Bila hati mengharapkan berjuta indah
Kembali mengiringi langkah yang tercipta
Bukan tak nyata
Bila fikirku tak pernah meninggalkanmu

Aku yang selalu berdiri
Di bawah tiang kesunyian
Memang pernah sebentar berpaling
Tetapi tak pernah sungguh pergi
Meski tahu segalanya tak akan mungkin

Hari ini...
Seolah awan kelabu menghiasi dinding asa
Tak terbayangkan bila kau tahu aku dihadapmu
Namun, tak sedikitpun kau bergeser dari pijakan
Aku kecewa

Mungkinkah kini saatnya?
Masa dimana aku harus benar-benar melupakanmu
Suatu dimensi perenungan diri
Ketika aku harus bertanya pada bayanganmu
Seperti inikah cintamu?

Selasa, 28 April 2009

Ada apa dengan hari ini?

Hari ini beker nyala jam 5.30 berhubung ada tamu bulanan jadi males banget bangun ^_^ akhirnya selimut ditarik lagi n' mata mulai merem lagi. 5 menit...10 menit...15 menit...gak kerasa tau2 dah jam 6.00. Udah gitu cepet2 mandi pake acara keramas pula. Habis mandi ngeringin rambut truz sarapan deh. masih sempet juga liat2 koran pagi padahal udah jam 7.10. Tanpa basa-basi terus ganti baju plus pake bedak n' siap buat berangkat tugas pertama minggu ini "wawancara nenek-nenek" okelah janjian jam 7.45 (sebenernya gak pernah setuju penetapan waktu begitu hehehe pagi banget sih!) tapi baru keluar rumah jam 7.30. Setengah jam perjalanan...kalo dipikir sih pasti nyampelah 15 menit tapi dengan satu syarat jalanan lancar bu! EEhh, ternyata jalanan macet gila...nyebelin banget!! Gak kaya biasa paling cuman macet sedikit. Nah ini, macet puanjang bener ampe pas belokan Warung Jambu depan PH itu dilempar ke deket pom bensin depan azra (jauh bener!). Dalem hati nih udah gak enak banget nih telat, mana HP daritadi udah bunyi mulu. Huh, penderitaan gak sampe disitu ternyata gak bisa jalan pula mobil bener2 berhenti total. Pusssing...mana udah dag..dig..dug...ya udah terpaksa mutusin buat jalan kaki deh sampe warung jambu (itung2 jalan pagi! halah). Parahnya itu bukan solusi yang baik...kenapa? karena angkotnya gak ada..lama benget nungguin. Kalo dipikir iya juga sih secara jalanan macet, angkot juga ikutan gak bisa belok ke pasar warung jambu. Kesel banget...padahal jaraknya udah nggak begitu jauh tuh ke lokasi wawancara. Setelah 10 menit baru ada angkot...terpaksa naik deh. EEEhh yang kedua, udah ditinggalin ke lokasinya hhmmppfff sebel banget (Salah gw sih!). Sampe lokasi pertama wawancara udah mau beres, udah gitu agak dicuekin gitu...kesel banget!!! Suasana udah nggak ngedukung pake ada masalah dengan UL lagi haduh2 tambah BETE deh. Untungnya tuh nenek2 banyak juga yang gak dateng hehe jadi bisa cepet go home. Sebenernya sih kalo masalah kayak gini gak dipikirin banget, so karena salah gw juga tapi kok gw ngerasa kurang dihargain ya? Kayaknya udah terlibat dalam suatu masalah tapi gak ada penjelasan kok lucu ya? Trus gw sebagai apa? Sampe jam segini juga blon ada kejelasan nasib gw selanjutnya nih...nunggu lagi...harus nunggu lagi...besok giliran dah ada kabar gw gak tau musti ngelakuin apa...gazebo banget!!! bete...kesel....!!!

Jumat, 04 Desember 2009

"Maafkan..."

Hujan di malam kelam
Menyisakan setetes embun pagi
Dingin tak jua beranjak dari hati
Kala rumput-rumput yang basah
Mulai akan mengering

Bara itu telah padam
Menyisakan abu menghitam
Di sudut-sudut ruang sesal
Hingga memenuhi jantung
Membuat rasa membiru

Maafkan,
Maaf untuk cinta ini
Cinta yang setia menanti hingga mati
Cinta yang membuat tubuh tetap bertahan
Di tengah badai kemunafikan

Maafkan,
Maaf untuk jejak yang tertinggal
Jejak yang membuat kau menjauh
Jejak yang tersembunyi dalam dinding asa
Mengurungku pada ruang hampa

Maafkan,
Maafkan atas segala salah
Salah karena jejak itu tak dapat terhapus
Salah karena cinta itu masih ada
Bahkan semakin hari tak mungkin kan meredup

For Your Heart...

Ketika semua berlalu lalang
Mengejar berkas sinar masa depan
Tak selangkahpun rela ditinggalkan
Untuk menuntun mereka yang seolah
Tersesat...

Mampukah diri terangi sendiri
Jalan yang tertutup awan gelap
Meski terkadang kilat tak tahu ampun
Walau sesaat kilauan amarah langit
Siap menghitamkan jiwa yang rapuh

Jangan menangis bila tak ingin menangis
Karena tahu air mata itu tak dapat mengalir
Jangan tertawa bila di hati duka
Karena sebesar apapun ketagaran
Tak akan terbayar hanya dengan diam

Lakukan apa yang dirasa benar
Sebab hanya keyakinan
Mampu bedakan yang mana malaikat
Bukan atas inginmu
Bukan pula karena harapmu

Suka tak selamanya
Begitupun dengan pilu yang kau rasa
Maka, sentuhlah hatimu
Rangkulah dan hangatkan dia
Agar tetap merah merekah

Kamis, 19 November 2009

RELA

Sungguh tak bisa lagi tuk mendengarnya
Sebentuk kalimat itu...
Sungguh tak bisa lagi membayangkan
Apa yang akan terjadi selanjutnya
Bila apa yang tak diharapkan
Kan menjadi nyata

Sudahkah merasa sempurna?
Menjadi insan yang seutuhnya
Menjalani kehidupan yang fana
Belajar tuk mengikhlaskan hati
Memaafkan seluruh kesalahan
Menghindari segala kecurangan

Ingin mengukir keyakinan dalam batin
Bahwa ini bukan akhir
Ini pun takkan berakhir
Sebelum dapat kusuguhkan rasa bangga
Sebelum kusandingkan senyum terindah
Bagi mereka yang tersayang

Namun, fitrah manusia pasti ada
Segenap ketakutan menghantui
Meski telah berlari mencari ketenangan
Tetap saja rasa itu tak menghilang
Semakin terpikirkan
Dia akan semakin lekat dalam jiwa

Hanya kepasrahan mampu relakan
Bahwa dunia ini hanya sementara
Bahwa segala yang termiliki tak selamanya
Maka sertakanlah ketulusan di setiap langkah
Agar suatu saat nanti bahagia kan terangkum abadi
Pada masa yang kekal dalam peluk-Nya

Tak Ingin Peduli

Sekali lagi
Kusandingkan penghargaan atas sesal ini
Sekeping medali untuk kehilangan
Seikat bunga untuk keterlambatan

Sekali lagi
Sebuah pertahanan harus didirikan
Atas kehancuran yang tak disadari
Agar kawah luka ini tak meluas

Apa yang sedang terjadi?
Kala sesuatu itu datang
Tak secelah pintu pun terbuka
Tak sepercik rasa pun tertumpah

Kini
Di saat genggaman ini meregang
Lalu sesuatu itu pergi
Hati malah sibuk mencari

Apa yang sedang terjadi?
Inikah sebentuk kesalahan?
Bisakah diperbaiki?
Tak mungkinkah kan kembali?

Diri sungguh tak ingin peduli...

Kamis, 03 September 2009

Bicaralah!

Bila saat ini aku berhenti mencari
Bukan karena lelah telah memenuhi ruang sepiku
Tetapi karena aku wanita…
Yang punya kelemahan
Yang memiliki keterbatasan
Yang selalu bimbang akan kekuatan diri
Sanggupkah terus berjalan dalam ketidakpastian
Melayang dalam langit abu-abu

Bicaralah!
Bisikan dekat telingaku
Dimana dirimu berada
Di sudut dunia mana kau menunggu aku
Dan pada ruang yang mana cinta itu kau simpan
Ku mohon…bicaralah padaku!
Ketika masih ada sisa tenaga dalam rapuhku
Ketika kaki masih dapat melangkah meski tersapu

Walaupun putaran waktu ini belum berpihak
Aku hanya ingin tahu sedikit saja
Tentangmu..
Tentang apa yang sedang kau pikirkan
Apakah pernah kau berpikir tentang diriku?
Apakah pernah kau berpikir menyapaku dalam tidur?
Aku sungguh ingin mengenalmu lebih dulu
Sebelum Tuhan benar-benar menuntunmu padaku

Kamis, 27 Agustus 2009

Pintaku Untukmu

Jangan kau tanya kemana aku pergi
Tak perlu kau tahu kapan aku kembali
Yang perlu kau tahu..
Bagaimana aku akan selalu mengingatmu
Tak akan melupakan walau seribu tahun berlalu

Jangan pernah kau sesali akan keadaan ini
Tak perlu mencari jejak yang telah hilang
Kerna masa yang berlalu
Sungguh tak mungkin kembali
Seperti saat kau melangkah pertama kali

Relakan aku yang sudah lebih dulu
Merelakanmu..
Lepaskan aku yang sudah lebih dulu
Melepaskanmu

Perjalanan ini masih panjang
Masih ada ujung di setiap cabangnya
Masih ada akhir di setiap ceritanya
Masih ada pertemuan yang lain
Masih ada perpisahan yang lain

Maka,
Bertahanlah demi dirimu
Karena sosokmu begitu berarti
Kenangan bersamamu sangat berharga
Bagi diriku...

Maafkan..

Terkadang air mata pun tak terhenti
Kala ku harus meninggalkan
Mereka yang ku sayangi

Terkadang nafas tak berhenti terengah
Saat ku harus hadapi
Perang yang bergejolak dalam hati

Namun batin sungguh sudah tak berdaya
Menahan resah yang meradang
Membuat hidup seolah tak bernyawa

Bukan tak peduli
Ketika harus ku lepas tangan ini
Ketika harus ku alihkan pandangan ini
Justru semua itu kulakukan
Karena rapuh telah menguasai
Setiap detak jantungku
Kini, maafkan bila...
Aku harus menjauh
Entah untuk berapa lama

Meskipun bayangan itu tak lagi
Menaungi tubuh ini
Kerinduanku tak akan pernah hilang

Minggu, 16 Agustus 2009

Tak Akan Ada Kedua Kali

Malam berlinang manja
Dalam kemuraman yang tak biasa
Merasuk selimuti hati yang marah
Kala jenuh tiada mungkin terhapuskan
Ketika mimpi benar-benar musnah

Tahukah bagaimana tersakiti?
Bilamana ketulusan tak lagi berarti
Sadarkah bagaimana kau melukai?
Hingga diri yang awalnya mampu berdiri
Kini hanya bisa terdiam dan terduduk dalam sunyi

Persimpangan ini sudah jelas arahnya
Tak akan ada kedua kali
Langkah menuju ke arah yang sama
Seperti yang pernah kau sampaikan
Hidup telah berubah dan segalanya telah berakhir

Aku tahu!!
Aku mengerti!!
Bahkan sangat memahami keinginanmu
Untuk melimpahkan kesalahan
Atas rasa yang termiliki

Tenanglah!!
Genggamlah janji ini..
Bahwa tak akan ada masa yang terulang
Tak akan ada hasrat yang terulang
Bagi dirimu..hanya dirimu

Meskipun selalu saja bertanya
Apa jadinya jika bukan kau
Namun, angan kini telah mati
Segala daya pun mungkin tak akan mampu
Mengubah apapun dan kapanpun

Kamis, 13 Agustus 2009

Pernahkah?

Pernahkah kau merasa hampa di hati?
Kala sedih tak dapat tertumpah
Kala tawa tak menyisakan bahagia
Yang ada hanya endapan lara
Membuat sesak seluruh nafas yang mengalir

Pernahkah kau merasa salah?
Kala rebahkan lelah pada mereka yang lemah
Saat kau beri mereka ketenangan
Tetapi di dalam relungmu
Terasa getar yang membiru

Pernahkah kau merasa resah?
Kala melihat wajahmu tersenyum dalam cermin
Meski nyatanya muram menyelimuti kalbu
Dan peluh yang tersembunyi
Siratkan kekosongan dalam batin

Pernahkah kau merasa gundah?
Kala setiap pandang yang kau rasa
Seakan menghentikan aliran darah
Membuatmu merasa asing
Pada pijakanmu sendiri

Pernahkah kau merasa rindu?
Kala kau bersimpuh dalam duka
Seolah ingin segera mengakhiri hidup
Demi seseorang itu...
"Dia" yang dapat temani kau menangis

Rabu, 12 Agustus 2009

Suara Asmara

Mengapa selalu saja mencari sesuatu
Yang tak seharusnya dicari?
Mengapa selalu saja melewati jalan
Dan mengikuti langkah yang sama?

Padahal baru saja mematikan rasa
Meredupkan yang pernah menyala
Berusaha menutupi diri
Dengan beribu kesenangan
Tetapi nyatanya hampa

Untuk apa berdiri sendiri
Di sisi jalan yang salah?
Meski tahu bahwa telah ditinggalkan
Meski paham sakitnya terluka

Untuk apa mengotori jiwa
Dengan kata-kata dusta?
Meski tahu dosa
Meski tahu semua akan berbeda

Mungkin ketakutan telah butakan
Segala akal dan mata hati
Jika suatu saat bukan dirimu
Mungkinkah akan seperti ini?
Mungkinkah akan tergenggam sebuah akhir?

Bila selama ini tak pernah ada ujungnya
Bila selama yang tertanam tak pernah musnah
Bila selama yang terbayangkan tak pernah indah
Mungkin ini suatu pertanda

Bahagia bukan karenamu
Sedih pun bukan karenamu
Tetapi kebanggaan atas cinta
Tak pernah dapat terlupakan

Inilah cara asmara bersuara
Menghalau resah tanpa tangis
Memberi senyum tanpa tawa
Hanya angan mampu memberi kesejukan
Sekalipun kau berkata "semua telah berakhir"


Selasa, 11 Agustus 2009

Seakan Tak Berarti

Tanpa ingin bertanya lebih jauh
Tak mengerti mengapa hati tak bergetar
Kala pandangan itu
Menuju ke arah yang sama

Bukan sekali
Bukan pula berulang kali
Tetapi setiap menit yang pernah dilalui
Bahkan terasa sungguh berbeda

Ya…
Diri memberi anggukan
Bahwa nurani menahan segala pikir
Yang membangkitkan gejolak rasa

Tanpa ingin terhanyut lebih lama
Kesadaran seolah berteriak
Mengukuhkan dinding pertahanan
Hingga setiap detak nadi seakan tak berarti

Senin, 10 Agustus 2009

Alam dan Lukisan Hati

Iringan awan bergerak satu persatu
Putihnya semarakan langit
Ada kalanya menyebar tertiup angin
Hingga seakan menghilang dalam biru yang pekat
Kemudian seketika tampak lagi
Terkadang tebal dan besar
Terkadang tipis seperti semburat
Bulu-bulu burung yang berterbangan

Tetapi...
Tidak selamanya keindahan itu sempurna
Bila endapan air telah sampai batasnya
Dan hitam telah merajai setiap celahnya
Maka hujan pun tiada terbendung
Gemuruh kilat berkumandang
Di ujung-ujung bumi
Menghantar pada kemuraman semesta

Nanti, jika segala rasa telah tertumpah
Maka kelam itu akan berganti rupa
Kelabu menjadi seolah berwarna
Karena sang bidadari akan turun
Melalui kaki-kaki pelangi
Dengan selendangnya yang menjuntai
Ia akan bermandi dengan bahagia

Lukisan hati terkadang seperti peristiwa alam
Setiap kiasan menyiratkan sejuta arti
Yang tertuang pada kanvas kehidupan
Karenanya,
Janganlah pernah kau ingkar dan menghindar
Setiap jalan telah terukir manis dalam sabda-Nya
Diri hanya perlu menunggu
Tempat yang tepat, dan
Saat yang tepat

Kemenangan Hati

Kemenanganku bukan karena mendapatkan
Apa yang terbayang
Kala pikir dan emosi menguasai jiwa
Namun,
Itu semua terjadi ketika dengan sadar
Hasrat menyatu lekat dalam isyarat hati

Tak pernah tersirat akan sesingkat ini...
Kuatnya simpul ikatan batin
Yang telah lama tak bisa terlepas
Kini telah mengendur
Semakin lama, semakin tak terasa
Bahwa tali itu sudah berada
Tepat di bawah pijakanku

Saat aku membiarkanmu berlalu
Tak berarti aku akan mati
Justru ketika itulah
Aku tersenyum pada diriku
Dan berkata "aku menang"
Ya...
Aku telah memengakan permainan ini

Silakan beranajak jika kau ingin beranjak!
Silakan pergi bila kau tak ingin bertahan!

Benar bahwa aku pernah berbisik
Apapun yang kau lakukan
Tidak akan pernah merubah apapun
Tetapi, aku bukan tak ingin berdiri selamanya
Di sisi bayanganmu

Aku pun bukannya ingin menyerah
Namun, aku ingin memberikan
Senyum terbaik bagimu
Agar kau dapat bahagia
Agar kau tiada terluka
Maka...
Saat ini aku ingin berkata
"Dekaplah bahagiamu tanpa aku"

Selasa, 28 Juli 2009

Penguasa Jiwa

Bukan tanpa sesal
Bila kini setiap jejak yang tersandingkan
Seolah seperti bola batu
Keras…
Hitam…
Dengan rantai yang menjuntai kuat
Di sepanjang porosnya

Bukan tanpa amarah
Bila kini setiap kata yang terucap
Membuat pikir seakan bagai bom waktu
Yang siap meledak hebat
Menguncang seluruh sisi
Kehidupan
Saat tiada lagi kedamaian

Kau berlaku seperti layaknya
Penguasa jiwa
Tanpa berpikir akan orang-orang
Yang selalu berkorban dan bertahan
Untuk keagunganmu
Pernahkah juga kau berpikir
Tentang yang mereka rasakan?

Hanya satu yang harus kau ingat!
Tuhan tidak pernah tidur
Maka jagalah segala sikap dan kata
Karena hukuman akan sakitnya hati
Telah menanti di ujung masa
Menuggumu yang tidak pernah mengerti
Dan tidak pernah memahami

Dikala Aku Rapuh

Ada setitik pilu
Saat hati tak ingin melalui jalan ini
Tetapi keterpaksaan sungguh menghantui
Di tiap-tiap menit yang pergi

Aku bukan wanita seperti kau pikir
Yang tidak akan menangis bila kau sentuh
Walau air mata tidak menampakkan wujudnya
Batin ini basah

Aku merasa kotor
Karena selalu menipu diri
Lari dari sebuah nyata
Yang kini telah menjadi sebuah beban

Ingin terus ku basuh raga ini
Dengan tanah suci
Agar hilang berkas bayang itu
Supaya tenang kembali dapat kupeluk

Bisakah?
Tolong aku kali ini, Tuhan…
Hentikan semua ini
Sebelum jiwaku mati

Terhempas oleh api dusta
Tertarik oleh hitamnya mimpi
Terseret oleh rasa bersalah
Dikala aku rapuh

Senin, 13 Juli 2009

Bintang Hati

Meniti takdir yang tak menentu
Membuat hilang kesadaran
Seluruh angan seperti sirna
Hilang dalam debu-debu penantian
Ingin sekali saja berucap sesal
Tetapi setiap darah yang mengalir
Kuatkan nurani tuk bertahan
Meski terkadang goyah
Karena pondasi keyakinan semakin melemah
Batin tak pernah meneriakkan
Kata "berakhir"

Entah rasa apa ini!
Sungguh tak jelas awalnya
Pula tak tahu pangkal kisahnya
Antara hidup dan mati
Antara nyata dan maya
Antara suka dan duka
Pikir ini melayang
Semakin lama semakin tinggi
Hingga tak pernah tahu kapan akan terjatuh
Dan bilmana akan terpuruk

Hanya ada satu pelita
Yang dapat menuntun langkah ke arah kebenaran
Saat jiwa semakin rapuh
Saat hampa semakin merengkuh diri
Dalam kegelapan
Ya, itulah bintang hati
Sinarnya tak pernah akan redup
Walau beribu daya telah hilang
Dia akan terus bersinar
Tetap menjadi yang terindah
Itulah janji
Dikala hidup tak dapat terhenti

Lepaskan "Aku"

Bodoh bila berpikir
Bahwa segenap rasa itu masih ada
Karena dunia ini terus berputar
Hingga tak pernah ada masanya
Yang sungguh serupa...

Dia yang pernah berdiri tegak
Disisi lelah ini
Dahulu selalu menggenggam erat jemari
Memberi senyum terbaik
Saat tangis tak dapat membendung duka

Kini,
Mungkin semua telah musnah
Hilang...pudar...lenyap
Tertelan arus kehidupan
Terkurung dimensi yang silih berganti

Hati itu...
Tak dapat lagi termiliki
Atau mungkin saja sejak lampau
Sukma dan jiwa yang lekat
Bukanlah tertuju pada diri ini

Seperti kehilangan arah
Pijakkan tak lagi kuat
Menahan kecewa yang tercurah
Hampa...
Kosong tak bernyawa

Bisakah sekali lagi saja
Melihat raga ini!!
Setidaknya melihat suatu kebenaran
Tentang sikap di masa lalu
Bahwa itu bukan "aku"

"Aku" adalah yang saat ini hanya bisa
Memandang mu dari kejauhan
Tersedu di atas tawamu
Pilu diantara ceriamu
Karena cinta ini tak dapat terganti

Maka, tolonglah....
Berikan satu waktu bagi khayal ini
Untuk ungkap segala hasrat
Bila nyata tak mungkin lagi kan kau dekap
Lepaskanlah...lepaskan aku

Selasa, 30 Juni 2009

Sang "Cinta"

Ketika cinta tak membiarkan
Sayapnya terluka
Dia akan terbang perlahan
Mengikuti hembusan nada-nada ketulusan
Tanpa ingin berpaling tuk meninggalkan
Mereka yang tak berdaya
Karena kekuatan telah hilang

Terkadang dia menaruh jejak
Di atas gumpalan awan putih
Agar bila suatu saat tersesat
Dapat kembali pulang
Dan mampu rebahkan lelah
Dalam hangatnya peraduan

Ketika cinta ingin dipahami
Dia akan berlari
Menelusuri langkahnya di masa lalu
Berusaha mencari bayangan
Yang pernah tersimpan
Dalam buku hitam yang berjudul
"Kenangan"

Kemudian,
Dia akan memainkan harpha
Memetiknya dengan lembut
Serta menyenandungkan shimponi surga
Yang sarat akan asa
Juga harapan

Cinta...
Begitulah adanya
Dia yang tak pernah menyerah meski tak tahu awalnya
Dia yang terus bertahan meski tak tahu akhirnya
Dia tak mengenal batas
Dia pun tak mengenal perbedaan

Minggu, 28 Juni 2009

Mimpi yang Sempurna

Angin masa lalu
Kembali berhembus lekat dalam angan
Menebarkan kembali berkas-berkas kisah
Yang pernah terlewati
Bersama yang terkenang

Sekuat rasa lepaskan asa
Tak berarti segalanya berakhir
Karena segala yang tersisa
Dalam hati ini
Merupakan mimpi yang sempurna

Pernah merasakan bahagia
Pernah merasakan sedih
Pernah merasakan canda
Pernah jua merasakan tersakiti

Tuhan...
Mungkinkah masa itu akan terulang?
Mungkinkah jalan dihadapan bercerita tentangnya?
Padahal batin pun seolah berteriak
Sungguh tak mungkin!!

Meski nyatanya harapan telah mati
Keyakinan tak pernah terhenti
Tuk menemukan
"Dia" yang terbaik untuk masa depan

by: Dhyani Prita
This poem is dedicated for my close friend "R"

Hanya Padamu, Hanya Untukmu

Pernah aku merasa gundah
Seperti pipit yang hilang arah
Terbang perlahan tak temukan
Tempat untuk singgah dalam damai

Pernah aku merasa resah
Kala mendung tak dapat ku bendung
Hingga hati basah
Oleh rintihan rasa yang dalam

Namun, sejenak segala keluh musnah
Kesah pun menguap seperti buih-buih
Satu persatu lenyap di udara
Menyatu bersama sukma yang melemah

Kau tahu?
Semua ini karena bayangmu
Yang menyentuh keyakinanku
Membangkitkan seluruh semangat juangku

Hingga kini...
Aku bisa berdiri tegar
Menatapmu dari kejauhan
Memberikan senyum terindah

Hanya untukmu

Hanya untuk mengucapkan
Terimakasihku

Padamu

Hanya untukmu...

Sabtu, 27 Juni 2009

ASA

Dimensi telah berganti
Mengiringi titah dalam kitab kehidupan
Yang semakin sulit tuk dimengerti

Nafas cinta tak pernah berhenti
Menyatu dalam senandung rindu
Sejak pintu hati terbuka
Hingga saat ini,
Tiada mungkin tertutup lagi

Firasat ini mungkin pernah salah
Tetapi rasa selalu berkata benar
Meyakinkan nurani untuk bersumpah
Saat asmara membelenggu jiwa

Dusta yang pernah terucap
Bukan sungguhnya ingin tersampaikan
Karena butiran kasih ini
Memang tulus tercipta

Bila dapat memulai lembaran baru
Bolehkah memilih jalan yang ingin dilalui?
Karea hanya dengan seseorang
Hampa ini sirna

Bolehkah pinta ini terwujud?
Andai ada satu kesempatan
Meski kenyataan kini
Senyum tak pernah lepas
Dari lekatnya kepedihan

Jumat, 26 Juni 2009

Yang Tak Terganti

Dawai hati bergetar sekali lagi
Saat kupandang gambar-gambar maya
Yang melukiskan kehidupan
Tentangnya yang terpatri di hati

Sebagian diri berbunga
Tetapi sebagian terasa pilu
Setelah bertahun-tahun usang
Akhirnya kenangan itu kembali bersinar

Tiada yang berubah dari rasa ini
Selalu memberikan tahta teritinggi
Di tempat yang terindah
Untuk yang tak terlupakan

Tanpa berharap akan cinta itu
Senyum ini kan selalu ada
Menemani kehidupannya yang baru
Menyertai setiap tawanya yang tak tersentuh

Meski kini hanya bisa menari
Di atas sejuta mimpi
Namun, hanya dia yang tak terganti
"I miss you my dear"

Inginku Hanya Satu

Entah diriku atau dia
Yang menghilang lebih dulu
Entah diriku atau dia
Yang meninggalkan lebih dulu

Namun, rasa ini tetap terjaga
Menanti dalam putaran waktu
Berharap untaian cerita itu
Akan kembali terulang

Kini, setelah kutemukan dia
Mungkinkah segalanya akan sama
Seperti kenangan yang pernah tersimpan
Di masa lalu...

Lembaran kisah ini telah terbuka
Untuk saat ini dan esok
Tetapi ingin hanya satu
Tulisan tentang dia yang hiasi setiap helainya

Rabu, 24 Juni 2009

RASA

Desir nafas itu tak teratur
Terkadang pelan
Terkadang kencang
Seperti detak nadi
Yang mengalun tak berirama

Tetesan peluh tiada henti
Bergerak turun pada dinding wajah
Tutupi rona yang memerah
Iringi tarian hati
Yang sepertinya tak biasa

Hanya terus terpaku
Di atas tanah datar
Berharap sukma kan tersentuh
Sepeti belaian pada mayang
Namun, nyatanya hanya impian

Walaupun asa usang sudah
Tak pernah terpikir tuk beranjak
Karena rasa yang tertanam kuat
Bukan hanya kiasan
Tetapi hasrat untuk dilepaskan

Tak Mudah Mengerti Hati

Sungguh tak mudah
Tuk mengerti hati
Kala kesal melanda
Ketika sesal menghujam

Awan pun seolah kelabu
Mengharu biru memandang diri
Terkadang nafasnya
Terengah seolah marah

Bersabarlah...
Sabar saat logika tak merajai
Sabar saat segala pintu terkunci
Sabar saat tak ada lagi jalan yang terang

Karena,
Berliku itu indah
Gelap itu bahagia, dan
Sunyi itu bermakna

Kamis, 11 Juni 2009

Cinta Semalam

Rindu ini semakin sempurna
Kala berjumpa dirinya
Meski hanya sebatas mimpi

Gundah ini bangkit kembali
Saat melihat senyumnya
Walau hanya dalam lelap

Namun, bahagia tak dapat terungkap
Setelah beribu waktu berlalu
Akhirnya, pada satu malam
Dapat menyentuh dan memandangnya
Sekali lagi

Ingin agar bayangan itu tak pergi
Namun, apa daya?
Bila tak mungkin mendekap
Lebih lama...
Lebih erat...

Di penghujung cerita
Harus dapat relakannya
Pergi lalui hening fajar
Hingga nanti saatnya tiba
Alam nyata kan menjadi saksi
Cinta ini...

Senyum Untuk Hati

Tersakiti...
Bukan untuk pertama kali
Beribu luka telah termiliki
Dari ujung jari hingga palung hati
Hingga terbiasa oleh perih itu

Air mata pun tak sanggup lagi
Mengalir getarkan segenap rasa
Karena, perlahan kan mengering
Tanpa tersisa setetes kesejukan
Pada lubang-lubang sendu

Ingin menjerit luapkan pahit
Ingin berlari sirnakan derita
Namun...
Suara tak dapat terdengar
Jua kaki tak mampu melangkah

Ya, inilah tulisan dalam kitab-Nya
Meski harus koyak teraniaya
Tetap harus dilalui
Meski harus mati seketika
Tetap harus dihadapi

Kini...
Tangis hanya untuk suka
Tawa hanya untuk duka
Tak ada yang lebih indah
Selain kata "tulus" menyertai senyum ini

Jumat, 05 Juni 2009

"Sejati"

Tak mudah melupakan begitu saja
Bila setiap dentang yang berbunyi
Berkas kisah ini selalu mengingat
Rupa yang sama...

Dusta memang ada
Kala arti persahabatan telah mengikat
Memendam segala cerita
Tentang ego manusia

Mengertikah hati?
Saat seseorang hanya dapat memandang
Dari kejauhan tanpa dapat menyentuh
Tanpa dapat berkata seucap katapun

Mengertikah rasa?
Saat seseorang hanya dapat menanti
Berharap pada mimpi-mimpi
Dalam setiap lelapnya di malam hari

Batin ini tak sekokoh seperti yang terkira
Jiwa ini akan goyah bila tersentuh
Namun, inilah cara sang Maha Cinta
Mengajarkan makna "sejati"

Senin, 01 Juni 2009

Jejak Kebahagiaan

Persimpangan ini semakin rumit
Tak jelas dimana akan berakhir
Setiap ujungnya tersimpan satu impian
Tentang kehidupan masa depan
Yang sungguhnya akan membawa suka
Namun, manusia tetap harus memilih
Satu diantaranya
Juga tak bisa ingkari
Kenyataan yang telah tergores
Pada tangan-tangan takdir
Pada langkah-langkah asa
Pernahkah terpikir bagaimana jika salah?
Memilih jalan yang seharusnya tak dipilih
Melalui jalan yang seharusnya tak dilalui
Itulah sebabnya ada hati
Maka dengarkanlah kata-katanya
Uraikanlah makna di seluruh desahnya
Agar ketika cahaya tak lagi menerangi
Kita tetap dapat temukan
Sebuah jejak kebahagiaan

Suatu Saat

Suatu Saat...
Bayangan itu akan terus menaungi
Jemari itu akan terus melindungi
Suara itu akan terus bersenandung
Lirih dalam getaran syahdu

Suatu saat...
Tiada lagi harapan-harapan kosong
Segala asa yang berterbangan dalam angan
Akan terisi oleh rasa
Yang mungkin takkan hilang selamanya

Suatu saat...
Hanya akan ada bahagia
Meskipun tetap ada tangis
Namun, bukanlah sesal atau derita
Itulah damai dari lubuk hati

Suatu saat...
Bibir akan terus berkata
"Terimakasih"
Tanpa dapat terhenti
Tanpa dapat terdiam

Suatu saat...

Sabtu, 30 Mei 2009

Ingatkah

Ingatkah akan nama ini bila menatap
Meski kenyataannya selalu terucapkan 'Dia'
Yang pernah hadir lebih dulu
Dalam warna hidupmu

Ingatkah akan raga ini bila menyapa
Meski pada akhirnya selalu terlihat 'Dia'
Yang pernah singgah
Dalam tahta hatimu

Lalu, dimana diri berada?
Bila pada lembaran jiwa itu
Tak satupun huruf terukir
Atas insan ini

Tegar bukan tak rapuh
Andai saat ini tanpa airmata
Itu karena nurani masih berpikir
Dengan logika

Mungkin suatu saat akan tersadar
Siapa yang sungguhnya dapat bertahan
Namun, keyakinan telah lenyap
Dan rasa ini akan mati seketika

Ingatkah akan nama ini bila menatap
Meski nyatanya selalu terucapkan 'Dia'
Yang pernah hadir lebih dulu
Dalam warna hidupmu

Ingatkah akan raga ini bila menyapa
Meski pada akhirnya selalu terlihat 'Dia'
Yang pernah singgah
Dalam hatimu

Mengapa Mencintaiku Seperti Ini?

Bolehkah aku bertanya?
Satu hal saja...

Mengapa kau mencintaiku seperti ini?
Begitu perhatian hingga tak memikirkan aku
Begitu sayang hingga tak indahkan aku
Begitu peduli hingga menyakiti aku

Mengapa kau mencintaiku seperti ini?
Berjanji tetapi tak pernah tepati
Tersenyum tetapi tak menatap diri
Lindungi tetapi tak mendekap hati

Mengapa kau mencintaiku seperti ini?
Bila nyata rasa itu bukan untukku
Lepaskan saja aku!!
Biarkan aku bebas berlari seperti dulu

Aku memang memiliki cinta
Tetapi bukan ini yang aku mau
Bukan hidup seperti ini yang ingin aku jalani
Meskipun harus mendustai aku rela kau pergi

Aku memang memiliki cinta
Tetapi bukan kau yang aku pilih
Meskipun kau selalu ada untukku
Namun, mengapa kau mencintaiku seperti ini?

Selasa, 26 Mei 2009

Izinkan Aku

Kapan kau akan menemukan diri ini?
Kapan kau akan menggapai hati ini?
Kapan kau akan mematri nama ini?
Kapan kau akan memiliki raga ini?

Selalu saja terulang
Satu demi satu
Pertanyaan itu menggeliat di benak terdalam
Seperti gelisah...gundah...
Rasa itu begitu kuat merasuki seluruh jiwa

Ingin dia segera hadir di sisiku
Ingin dia segera datang menyentuh hatiku
Ingin dia segera mengukir indah namaku
Ingin dia segera mendekap ragaku

Apakah salah?
Bila bertanya seperti itu?
Padahal memang masa tak pernah berhenti
Besok tidak sama dengan kemarin
Detik ini tidak pula sama dengan detik berikutnya

Hanya satu harapan sebelum ajal menjemput
Karena manusia tidak akan pernah tahu
Maka izinkan aku memimpikanmu
Serta izinkan aku memikirkanmu
Meskipun waktu belum ada untuk kita saat ini

Senin, 25 Mei 2009

Love is a beautiful word...

Love is a beautiful word
That can I give
When you’re realize
How far is your trip to find the faith
About your feelings

Love is a beautiful word
That must defended by yourself
When you’re feel depressed
And don’t know
Where is the true way

I want to avoid somethings worried
I want to run from my despair
Determine the step I will pass
In the future
For me and you

You’re my specially friend
That I have found
Until know…and ever after
So, I just want to say
I love you so much…
-dhyani’08-

Jangan Berhenti Bermimpi

Pernahkah bertanya dalah hati sendiri
Bagaimana hidup kan dilalui?
Bilamana diri kan bahagia?
Jika terbersit ingin tuk coba berlari
Mencari jawabannya
Jangan terlalu jauh kau lupakan pijakanmu
Tebarkanlah butiran harapanmu satu demi satu
Ke atas tanah basah yang terlewati
Sambil kau pandangi hamparan langit
Mencoba sampaikan inginmu pada alam
Ketika kau telah tiba di ujung perjalanan
Dan belum temukan apa yang kau inginkan
Kembalilah kau ingat perjuangan yang kau tempuh
Ingatlah bahwa butiran yang kau tebarkan
Adalah sebuah semangat yang kau kobarkan
Maka…
Jangan berhenti untuk bermimpi
Karena dunia ini penuh rahasia
Jika kau berani berharap
Bukan tak mungkin nyata kan kau dekap

Untukmu Sahabat...

Masa yang dulu suram
Kini masih terasa tak menentu
Seperti kerikil di pelupuk mata
Menahan hati yang seolah tak berarah

Tiada lagi haru membiru
Juga harapan yang membuat tangan ini
Tak pernah berhenti mengepalkan
Rasa juang yang tak patah arang

Kini jalan di hadapan semakin luas
Mata ini harus terbuka lebar
Memandang berbagai kemungkinan
Tentang kisah hidup di masa depan

Banyak yang ingin diungkap
Namun betapa ragu menyesakkan dada
Banyak yang ingin disampaikan
Namun betapa keyakinan begitu rapuh

Pernahkah kau tahu kapan laut pasang?
Pernahkah mengerti bilamana ia kan surut?
Tentunya hanya ada diam
Karena bukan kau yang mencipta lautan

Kini…pasrahkan saja hidupmu
Dengan seikat perjuangan yang takkan padam
Hingga nanti kau temukan keabadian
Dari cita juga cinta yang kau harapkan

Rabu, 20 Mei 2009

Lirik Ketika Cinta Bertasbih

Ketika Cinta Bertasbih


Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu

Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit

Ketika Cinta bertasbih
Nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta


It's my favorite song n' lyric...

Kamis, 14 Mei 2009

Bicara Mimpi

Mimpi adalah mainan tidur tetapi kadang-kadang mimpi memberi alamat atau petanda kepada seseorang tentang sesuatu perkara yang bakal terjadi di sekeliling mereka (Hari Zamry). Tatkala mendapat mimpi indah, pasti kita kan gembira. Namun, ketika mendapat mimpi buruk tidak sedikit orang yang sedih atau bahkan terbayang-terbayang hingga kemudian tidak berani untuk kembali tidur. Banyak orang yang berpikir dan mengira-ngira apa yang akan terjadi dalam hidupnya ketika melihat sebuah mimpi. Seseorang pernah bercerita bahwa saat sedang bermimpi roh kita itu mengalami hal yang terjadi dalam mimpi itu...benarkah? Percaya nggak percaya sih...Yang pasti bersyukurlah orang yang masih dapt bermimpi apalgi jika suatu mimpi bisa dijadikan motivasi untuk selangkah lebih maju dari kehidupan sebelumnya.
Bicara tentang mimpi, kemarin aku pun bermimpi hal yang aneh...bukan tentang kegembiraan atau kesedihan tetapi bermimpi tentang sebuah peristiwa. Peristiwa yang tidak biasa dan tidak bisa diceritakan lewat kata.

Empat puluh tahun lalu...
Pada rentang dimensi yang berbeda
Dia mengajarkan arti sebuah kata
"Cinta"
Dalam genggaman cerita indah
Subuah pelabuhan pertautan hati

Kala itu,
Telah terjadi peristiwa
Hingga segala yang ada
Musnah akibat berkobarnya peperangan
Membakar kepingan kenangan

Jemari ini terlepas oleh desakan
Bukan harus tetapi terpaksa
Namun, rasa yang termiliki tetap bertahan
Walau raga pada masa itu
Nyaris menghilang

Diri harus terus berlari
Meski tak mampu tinggalkannya
Dalam bisik nurani tak pernah berhenti
Memanggil namanya
Nyatanya, keadaan tak dapat ditawar
Yang terpikir adalah terus bertahan

Hingga hari ini
Tepat 40 tahun setelahnya
Rintangan masih mendera
Lalu telusuri jejak yang hilang
Hanya untuk menemukan "dia"

Mata terus terpana kala menatapnya
Warna putih telah memenuhi setiap helai rambutnya
Anehnya, diri ini tak berubah sedikitpun
Masih sama seperti pertama berjumpa
Namun, harus ku relakan bila kini
Disisinya telah tersanding cinta yang lain

Perjalanan itu hanya satu menit bagiku
Lintasi ruang dan waktu
Tetapi tidak bagimu
Walaupun kini segalanya tak pernah sama
Hati telah abadikan rasa ini
Di relung terdalam

Inilah mimpiku malam itu...cerita yang tidak biasa tetapi bukan untuk dicari artinya hanya untuk dimengerti makna dari mimpi itu sendiri.

Rabu, 13 Mei 2009

The Journey of Life

Bukan tak mudah untuk melangkah
Menuju masa depan
Serta menghapus seluruh jejak
Yang sempat kau tinggalkan
Di masa lalu

Bukan pula tak ada keinginan
Tuk sekedar menyapa
Berjuta kenangan
Yang telah tergores manis
Dalam titian takdir kehidupan

Namun, sungguh memang tak mungkin
Seseorang memiliki daya
Tuk kembali pada sebuah masa
Dimana tak ada kebahagian
Atau justru di saat bahagia merekah

Mengapa?
Karena waktu tak pernah berhenti berlari
Dia tak akan hiraukan kau
Yang terkadang ingin pulang
Yang terkadang ingin pergi

Itulah sebabnya…
ada hidup,
ada mati,
ada pertemuan,
ada perpisahan

Yang perlu dimengerti bahwa
Rasamu tak pernah salah
Begitulah adanya manusia
Jika tak ada dusta
Selamanya hanya ada surga

Maka tak perlu ada keraguan
Karena ada jalan yang kau miliki
Meski terkadang terlihat serupa
Setiap detik sungguh tak sama
Dan pada akhirnya pun akan berbeda

The Lasting Happiness

When a dream has died
Do not shine in its everynight
A thousand hope also as disappeared
Fly to follow the current of hesitation

The longer the time the farther the distance
Untill surfeited leave the sorrow
There isn’t certainty
To guide the step to greatness

Now just can to fight
To looking for the end of faith
And when the moment has come to senses
It will become the real lasting happiness

Jumat, 08 Mei 2009

Antara Eros dan Platonis

Ketika hati dilanda cinta
Dunia bagai surga
Terkadang tiada beda
Antara benar dan salah
Antara nyata dan maya
Keraguan...
Kebimbangan...
Tak ubahnya hiasan
Pada alam eros dan platonis

Eros membisikkan padamu bahwa
"Cinta itu mudah"
Tak perlu dirasa
Cukup ungkapkan saja
Lalu jelajahi dirinya
Dengan beribu rayu
Hingga binasa segala logika


Platonis meyakinkan dirimu bahwa
"Cinta itu rumit"
Bahasanya sungguh tak mudah dipahami
Hanya ketulusan mampu taklukannya
Lalu pertahakan dirinya
Dengan sejuta kasih
Hingga hilang segala angkuh

Lalu Eros dan Platonis bertanya
Dalam mimpi manisnya asmara
Siapa yang akan kau ikuti
Eroskah?
Platoniskah?
Bukan dia yang tentukan
Tetapi hanya kau yang tahu jawabnya


Tetang Cinta

Mereka berkata cinta itu dusta
Mereka berucap cinta itu kiasan
Mereka berujar cinta itu palsu
Mereka berseru cinta itu bodoh

Bagiku cinta itu jujur
Ungkapkan segala rasa yang terlukis
Dalam pikiran dan hati

Bagiku cinta itu nyata
Wujudkan segala hasrat yang tercurah
Dalam tindakan dan kata

Bagiku cinta itu benar
Menguraikan segala ketulusan
Dalam suka dan duka

Bagiku cinta itu pintar
Memilah segala emosi yang membuncah
Dalam benar dan salah

Bagiku cinta itu "dia"
Yang menggapaiku dengan nurani
Bukan dengan pesona semata

Bagiku cinta hanya "dia"
Yang mengerti dan menerima
Jiwa dan raga ini apa adanya

Bagiku cinta tetap "dia"
Yang mencintai bukan karena....
Tetapi yang mencintai walaupun....

Rumah Kedua

Pernahkah kau bayangkan
Betapa angkuh ini menyiksaku
Apakah kau tahu
Berapa bulir rintihan yang mengalir
Dalam setiap peraduanku

Terkadang tak bisa bertahan
Namun aku hanya diam
Hanya dapat memandang
Melihat wajah itu tersenyum
Seolah tiada beban yang tersampaikan

Saat ingin pergi
Lalu kau akan pergi
Saat ingin kembali
Kau pun akan segera kembali
Begitu seterusnya...

Aku bagai rumah kedua
Tetapi tak pernah begitu penting
Hanya tempat untuk beristirahat
Melepaskan penat
Sejenak...

Pernahkah berpikir akan hati
Sedikit saja bertanya apa yang kurasa
Karena manusia tiada yang sempurna
Saat ini mungkin aku bisa tegar
Namun tidak untuk selamanya

Kamis, 07 Mei 2009

Lain Hari

Malam ini tidak ada bintang
Yang ada hanya tetesan air
Mengguyur panasnya bumi
Hingga menggenang
Tinggalkan jejak untuk pagi

Tak ada senyum saat memandang langit
Karena bulan tak tampak
Seperti malam-malam sebelumnya
Terus bermimpi
Terus bertanya

Walaupun begitu,
Dalam dingin masih ada suka
Bukan karena dia ada
Tetapi karena dia tak ada

Hati kecil tertawa dalam tangisan langit
Pertanda harapan masih menunggu
Bila saat ini gelap
Besok pasti akan terang
Bila kini bulan tak hadir
Pasti esok kan indah bersinar

Begitupun dengannya,
Bila kini dia tak datang
Keyakinan ini besar adanya
Dia pasti akan kembali

Bila tidak besok
Mungkin lusa
Bila tidak juga
Mungkin lain hari...

Minggu, 03 Mei 2009

KECEWA

Satu hari lalu...
Senyum tak pernah lepas
Merekat kuat bagai terikat sangat
Gerak nadi pun semakin kencang
Melaju mengikuti irama bahagia

Kau tahu mengapa?
Karena aku merasa telah menemukanmu
Merengkuhmu yang pernah hilang
Mendapatkanmu yang pernah tersesat
Dalam bingkai perjalanan waktu

Bukan berdusta
Bila hati mengharapkan berjuta indah
Kembali mengiringi langkah yang tercipta
Bukan tak nyata
Bila fikirku tak pernah meninggalkanmu

Aku yang selalu berdiri
Di bawah tiang kesunyian
Memang pernah sebentar berpaling
Tetapi tak pernah sungguh pergi
Meski tahu segalanya tak akan mungkin

Hari ini...
Seolah awan kelabu menghiasi dinding asa
Tak terbayangkan bila kau tahu aku dihadapmu
Namun, tak sedikitpun kau bergeser dari pijakan
Aku kecewa

Mungkinkah kini saatnya?
Masa dimana aku harus benar-benar melupakanmu
Suatu dimensi perenungan diri
Ketika aku harus bertanya pada bayanganmu
Seperti inikah cintamu?

Selasa, 28 April 2009

Ada apa dengan hari ini?

Hari ini beker nyala jam 5.30 berhubung ada tamu bulanan jadi males banget bangun ^_^ akhirnya selimut ditarik lagi n' mata mulai merem lagi. 5 menit...10 menit...15 menit...gak kerasa tau2 dah jam 6.00. Udah gitu cepet2 mandi pake acara keramas pula. Habis mandi ngeringin rambut truz sarapan deh. masih sempet juga liat2 koran pagi padahal udah jam 7.10. Tanpa basa-basi terus ganti baju plus pake bedak n' siap buat berangkat tugas pertama minggu ini "wawancara nenek-nenek" okelah janjian jam 7.45 (sebenernya gak pernah setuju penetapan waktu begitu hehehe pagi banget sih!) tapi baru keluar rumah jam 7.30. Setengah jam perjalanan...kalo dipikir sih pasti nyampelah 15 menit tapi dengan satu syarat jalanan lancar bu! EEhh, ternyata jalanan macet gila...nyebelin banget!! Gak kaya biasa paling cuman macet sedikit. Nah ini, macet puanjang bener ampe pas belokan Warung Jambu depan PH itu dilempar ke deket pom bensin depan azra (jauh bener!). Dalem hati nih udah gak enak banget nih telat, mana HP daritadi udah bunyi mulu. Huh, penderitaan gak sampe disitu ternyata gak bisa jalan pula mobil bener2 berhenti total. Pusssing...mana udah dag..dig..dug...ya udah terpaksa mutusin buat jalan kaki deh sampe warung jambu (itung2 jalan pagi! halah). Parahnya itu bukan solusi yang baik...kenapa? karena angkotnya gak ada..lama benget nungguin. Kalo dipikir iya juga sih secara jalanan macet, angkot juga ikutan gak bisa belok ke pasar warung jambu. Kesel banget...padahal jaraknya udah nggak begitu jauh tuh ke lokasi wawancara. Setelah 10 menit baru ada angkot...terpaksa naik deh. EEEhh yang kedua, udah ditinggalin ke lokasinya hhmmppfff sebel banget (Salah gw sih!). Sampe lokasi pertama wawancara udah mau beres, udah gitu agak dicuekin gitu...kesel banget!!! Suasana udah nggak ngedukung pake ada masalah dengan UL lagi haduh2 tambah BETE deh. Untungnya tuh nenek2 banyak juga yang gak dateng hehe jadi bisa cepet go home. Sebenernya sih kalo masalah kayak gini gak dipikirin banget, so karena salah gw juga tapi kok gw ngerasa kurang dihargain ya? Kayaknya udah terlibat dalam suatu masalah tapi gak ada penjelasan kok lucu ya? Trus gw sebagai apa? Sampe jam segini juga blon ada kejelasan nasib gw selanjutnya nih...nunggu lagi...harus nunggu lagi...besok giliran dah ada kabar gw gak tau musti ngelakuin apa...gazebo banget!!! bete...kesel....!!!