Tak perlu bulan untuk lukiskan
Segala terang pada kesunyian
Tak perlu tahun untuk larutkan
Seluruh jernih dalam keruh itu
Tak perlu beribu ucap untuk sampaikan
Sirat rasa dalam keindahan
Tak perlu berjuta kata untuk ungkapkan
Bersit mimpi akan bahagia
Hanya perlu merasakan sedikit sipu
Kala detak nadi melaju dengan cepat
Menikmati aliran rindu
Yang melewati setiap alurnya
Begitulah rona cinta
Memerah pada sebagian wajahya
Dia akan beranjak menghampiri
Ketika kau meyakininya
Lalu akan menetap selamanya
Ketika kau mempercayainya
Begitulah dimensi cinta
Luas, namun sederhana
Sekedar resapi dan pahami
Kau akan temukan apa yang kau cari
Tanpa harus terengah sendiri
Karena dia takkan pergi
Dialah yang selalu manis tersembunyi dalam setiap lembar kehidupan...sisi lain antara siang dan malam yang selalu berpendar dalam senyum, tawa, dan air mata...
Jumat, 21 Oktober 2011
Selasa, 18 Oktober 2011
1/2 Gila
Menangis dalam terjaga di tengah malam
Mata sama seperti hati
Tak bisa terpejam
Meski sejenak ...
Ingin rasanya berteriak
Memecah kesunyian yang seperti sangkar
Mengurung sukma ini
Dalam pilu yang memberontak
Jiwa koyak seperti tanpa tuan
Ada tetes rindu megalir dari celahnya
Mencari sebuah cawan penenang
Yang tak tahu ada dimana
Hai...
Dengarlah seruan ini!!!
Bukalah sumbat telinga itu
Agar kau dapat menjamah sedikit kerapuhan
Tolonglah...
Papah diri yang tak mampu berdiri
Agar mampu melihat kenyataan
Bahwa dunia telah berbeda
Hai...
Kau tahu, pikiran telah rusak sepenuhnya
Bukan karena suatu penyakit apapun
Tetapi karena hilang akal
Bukan gila...
Hanya setengah gila...
Karena parahnya candu merasuki
Ya, memikirkan kau bagai bius yang tak kunjung hilang
Mata sama seperti hati
Tak bisa terpejam
Meski sejenak ...
Ingin rasanya berteriak
Memecah kesunyian yang seperti sangkar
Mengurung sukma ini
Dalam pilu yang memberontak
Jiwa koyak seperti tanpa tuan
Ada tetes rindu megalir dari celahnya
Mencari sebuah cawan penenang
Yang tak tahu ada dimana
Hai...
Dengarlah seruan ini!!!
Bukalah sumbat telinga itu
Agar kau dapat menjamah sedikit kerapuhan
Tolonglah...
Papah diri yang tak mampu berdiri
Agar mampu melihat kenyataan
Bahwa dunia telah berbeda
Hai...
Kau tahu, pikiran telah rusak sepenuhnya
Bukan karena suatu penyakit apapun
Tetapi karena hilang akal
Bukan gila...
Hanya setengah gila...
Karena parahnya candu merasuki
Ya, memikirkan kau bagai bius yang tak kunjung hilang
Selasa, 04 Oktober 2011
El Amor Nunca Se Equivoca
Apakah yang akan terjadi,
Saat panas terik seketika hujan merajai?
Apakah yang akan terbersit,
Saat bunga tumbuh pada batang pohon yang layu?
Tanah kerontang menjadi basah
Seperti sepi yang mulai terkikis
Jiwa yang luluh terlihat berwarna
Terpancar kemerahan pada ruang kelabu
Tak ada cepat atau lambat
Semua akan terlihat sama pada penciptaan rasa
Hanya bagaimana kau memandang
Keindahan dikedua sisi yang berbeda
Teringat kala akal sehat itu hilang
Diri pun tak bisa bersahabat dengan logika
Satu ketetetapan akan arah yang tak menentu
Pernahkah kau merangkul kata hati?
Apabila malam pun berucap pasti
Bahwa dia tak bisa tanpa kegelapan
Begitupun siang yang berteriak lantang
Bahwa dia tak bisa tanpa cahaya
Lalu...
Apakah manusia dapat berdusta ?
Ketika nurani berbisik "telah tak bisa tanpa kau"
Apakah seolah dia gila ?
Ketika hidup terasa buta karena cinta
Saat panas terik seketika hujan merajai?
Apakah yang akan terbersit,
Saat bunga tumbuh pada batang pohon yang layu?
Tanah kerontang menjadi basah
Seperti sepi yang mulai terkikis
Jiwa yang luluh terlihat berwarna
Terpancar kemerahan pada ruang kelabu
Tak ada cepat atau lambat
Semua akan terlihat sama pada penciptaan rasa
Hanya bagaimana kau memandang
Keindahan dikedua sisi yang berbeda
Teringat kala akal sehat itu hilang
Diri pun tak bisa bersahabat dengan logika
Satu ketetetapan akan arah yang tak menentu
Pernahkah kau merangkul kata hati?
Apabila malam pun berucap pasti
Bahwa dia tak bisa tanpa kegelapan
Begitupun siang yang berteriak lantang
Bahwa dia tak bisa tanpa cahaya
Lalu...
Apakah manusia dapat berdusta ?
Ketika nurani berbisik "telah tak bisa tanpa kau"
Apakah seolah dia gila ?
Ketika hidup terasa buta karena cinta
Langganan:
Postingan (Atom)
Jumat, 21 Oktober 2011
Simple Love
Tak perlu bulan untuk lukiskan
Segala terang pada kesunyian
Tak perlu tahun untuk larutkan
Seluruh jernih dalam keruh itu
Tak perlu beribu ucap untuk sampaikan
Sirat rasa dalam keindahan
Tak perlu berjuta kata untuk ungkapkan
Bersit mimpi akan bahagia
Hanya perlu merasakan sedikit sipu
Kala detak nadi melaju dengan cepat
Menikmati aliran rindu
Yang melewati setiap alurnya
Begitulah rona cinta
Memerah pada sebagian wajahya
Dia akan beranjak menghampiri
Ketika kau meyakininya
Lalu akan menetap selamanya
Ketika kau mempercayainya
Begitulah dimensi cinta
Luas, namun sederhana
Sekedar resapi dan pahami
Kau akan temukan apa yang kau cari
Tanpa harus terengah sendiri
Karena dia takkan pergi
Segala terang pada kesunyian
Tak perlu tahun untuk larutkan
Seluruh jernih dalam keruh itu
Tak perlu beribu ucap untuk sampaikan
Sirat rasa dalam keindahan
Tak perlu berjuta kata untuk ungkapkan
Bersit mimpi akan bahagia
Hanya perlu merasakan sedikit sipu
Kala detak nadi melaju dengan cepat
Menikmati aliran rindu
Yang melewati setiap alurnya
Begitulah rona cinta
Memerah pada sebagian wajahya
Dia akan beranjak menghampiri
Ketika kau meyakininya
Lalu akan menetap selamanya
Ketika kau mempercayainya
Begitulah dimensi cinta
Luas, namun sederhana
Sekedar resapi dan pahami
Kau akan temukan apa yang kau cari
Tanpa harus terengah sendiri
Karena dia takkan pergi
Selasa, 18 Oktober 2011
1/2 Gila
Menangis dalam terjaga di tengah malam
Mata sama seperti hati
Tak bisa terpejam
Meski sejenak ...
Ingin rasanya berteriak
Memecah kesunyian yang seperti sangkar
Mengurung sukma ini
Dalam pilu yang memberontak
Jiwa koyak seperti tanpa tuan
Ada tetes rindu megalir dari celahnya
Mencari sebuah cawan penenang
Yang tak tahu ada dimana
Hai...
Dengarlah seruan ini!!!
Bukalah sumbat telinga itu
Agar kau dapat menjamah sedikit kerapuhan
Tolonglah...
Papah diri yang tak mampu berdiri
Agar mampu melihat kenyataan
Bahwa dunia telah berbeda
Hai...
Kau tahu, pikiran telah rusak sepenuhnya
Bukan karena suatu penyakit apapun
Tetapi karena hilang akal
Bukan gila...
Hanya setengah gila...
Karena parahnya candu merasuki
Ya, memikirkan kau bagai bius yang tak kunjung hilang
Mata sama seperti hati
Tak bisa terpejam
Meski sejenak ...
Ingin rasanya berteriak
Memecah kesunyian yang seperti sangkar
Mengurung sukma ini
Dalam pilu yang memberontak
Jiwa koyak seperti tanpa tuan
Ada tetes rindu megalir dari celahnya
Mencari sebuah cawan penenang
Yang tak tahu ada dimana
Hai...
Dengarlah seruan ini!!!
Bukalah sumbat telinga itu
Agar kau dapat menjamah sedikit kerapuhan
Tolonglah...
Papah diri yang tak mampu berdiri
Agar mampu melihat kenyataan
Bahwa dunia telah berbeda
Hai...
Kau tahu, pikiran telah rusak sepenuhnya
Bukan karena suatu penyakit apapun
Tetapi karena hilang akal
Bukan gila...
Hanya setengah gila...
Karena parahnya candu merasuki
Ya, memikirkan kau bagai bius yang tak kunjung hilang
Selasa, 04 Oktober 2011
El Amor Nunca Se Equivoca
Apakah yang akan terjadi,
Saat panas terik seketika hujan merajai?
Apakah yang akan terbersit,
Saat bunga tumbuh pada batang pohon yang layu?
Tanah kerontang menjadi basah
Seperti sepi yang mulai terkikis
Jiwa yang luluh terlihat berwarna
Terpancar kemerahan pada ruang kelabu
Tak ada cepat atau lambat
Semua akan terlihat sama pada penciptaan rasa
Hanya bagaimana kau memandang
Keindahan dikedua sisi yang berbeda
Teringat kala akal sehat itu hilang
Diri pun tak bisa bersahabat dengan logika
Satu ketetetapan akan arah yang tak menentu
Pernahkah kau merangkul kata hati?
Apabila malam pun berucap pasti
Bahwa dia tak bisa tanpa kegelapan
Begitupun siang yang berteriak lantang
Bahwa dia tak bisa tanpa cahaya
Lalu...
Apakah manusia dapat berdusta ?
Ketika nurani berbisik "telah tak bisa tanpa kau"
Apakah seolah dia gila ?
Ketika hidup terasa buta karena cinta
Saat panas terik seketika hujan merajai?
Apakah yang akan terbersit,
Saat bunga tumbuh pada batang pohon yang layu?
Tanah kerontang menjadi basah
Seperti sepi yang mulai terkikis
Jiwa yang luluh terlihat berwarna
Terpancar kemerahan pada ruang kelabu
Tak ada cepat atau lambat
Semua akan terlihat sama pada penciptaan rasa
Hanya bagaimana kau memandang
Keindahan dikedua sisi yang berbeda
Teringat kala akal sehat itu hilang
Diri pun tak bisa bersahabat dengan logika
Satu ketetetapan akan arah yang tak menentu
Pernahkah kau merangkul kata hati?
Apabila malam pun berucap pasti
Bahwa dia tak bisa tanpa kegelapan
Begitupun siang yang berteriak lantang
Bahwa dia tak bisa tanpa cahaya
Lalu...
Apakah manusia dapat berdusta ?
Ketika nurani berbisik "telah tak bisa tanpa kau"
Apakah seolah dia gila ?
Ketika hidup terasa buta karena cinta
Langganan:
Postingan (Atom)