Sungguh tak bisa lagi tuk mendengarnya
Sebentuk kalimat itu...
Sungguh tak bisa lagi membayangkan
Apa yang akan terjadi selanjutnya
Bila apa yang tak diharapkan
Kan menjadi nyata
Sudahkah merasa sempurna?
Menjadi insan yang seutuhnya
Menjalani kehidupan yang fana
Belajar tuk mengikhlaskan hati
Memaafkan seluruh kesalahan
Menghindari segala kecurangan
Ingin mengukir keyakinan dalam batin
Bahwa ini bukan akhir
Ini pun takkan berakhir
Sebelum dapat kusuguhkan rasa bangga
Sebelum kusandingkan senyum terindah
Bagi mereka yang tersayang
Namun, fitrah manusia pasti ada
Segenap ketakutan menghantui
Meski telah berlari mencari ketenangan
Tetap saja rasa itu tak menghilang
Semakin terpikirkan
Dia akan semakin lekat dalam jiwa
Hanya kepasrahan mampu relakan
Bahwa dunia ini hanya sementara
Bahwa segala yang termiliki tak selamanya
Maka sertakanlah ketulusan di setiap langkah
Agar suatu saat nanti bahagia kan terangkum abadi
Pada masa yang kekal dalam peluk-Nya
Dialah yang selalu manis tersembunyi dalam setiap lembar kehidupan...sisi lain antara siang dan malam yang selalu berpendar dalam senyum, tawa, dan air mata...
Kamis, 19 November 2009
Tak Ingin Peduli
Sekali lagi
Kusandingkan penghargaan atas sesal ini
Sekeping medali untuk kehilangan
Seikat bunga untuk keterlambatan
Sekali lagi
Sebuah pertahanan harus didirikan
Atas kehancuran yang tak disadari
Agar kawah luka ini tak meluas
Apa yang sedang terjadi?
Kala sesuatu itu datang
Tak secelah pintu pun terbuka
Tak sepercik rasa pun tertumpah
Kini
Di saat genggaman ini meregang
Lalu sesuatu itu pergi
Hati malah sibuk mencari
Apa yang sedang terjadi?
Inikah sebentuk kesalahan?
Bisakah diperbaiki?
Tak mungkinkah kan kembali?
Diri sungguh tak ingin peduli...
Kusandingkan penghargaan atas sesal ini
Sekeping medali untuk kehilangan
Seikat bunga untuk keterlambatan
Sekali lagi
Sebuah pertahanan harus didirikan
Atas kehancuran yang tak disadari
Agar kawah luka ini tak meluas
Apa yang sedang terjadi?
Kala sesuatu itu datang
Tak secelah pintu pun terbuka
Tak sepercik rasa pun tertumpah
Kini
Di saat genggaman ini meregang
Lalu sesuatu itu pergi
Hati malah sibuk mencari
Apa yang sedang terjadi?
Inikah sebentuk kesalahan?
Bisakah diperbaiki?
Tak mungkinkah kan kembali?
Diri sungguh tak ingin peduli...
Langganan:
Postingan (Atom)
Kamis, 19 November 2009
RELA
Sungguh tak bisa lagi tuk mendengarnya
Sebentuk kalimat itu...
Sungguh tak bisa lagi membayangkan
Apa yang akan terjadi selanjutnya
Bila apa yang tak diharapkan
Kan menjadi nyata
Sudahkah merasa sempurna?
Menjadi insan yang seutuhnya
Menjalani kehidupan yang fana
Belajar tuk mengikhlaskan hati
Memaafkan seluruh kesalahan
Menghindari segala kecurangan
Ingin mengukir keyakinan dalam batin
Bahwa ini bukan akhir
Ini pun takkan berakhir
Sebelum dapat kusuguhkan rasa bangga
Sebelum kusandingkan senyum terindah
Bagi mereka yang tersayang
Namun, fitrah manusia pasti ada
Segenap ketakutan menghantui
Meski telah berlari mencari ketenangan
Tetap saja rasa itu tak menghilang
Semakin terpikirkan
Dia akan semakin lekat dalam jiwa
Hanya kepasrahan mampu relakan
Bahwa dunia ini hanya sementara
Bahwa segala yang termiliki tak selamanya
Maka sertakanlah ketulusan di setiap langkah
Agar suatu saat nanti bahagia kan terangkum abadi
Pada masa yang kekal dalam peluk-Nya
Sebentuk kalimat itu...
Sungguh tak bisa lagi membayangkan
Apa yang akan terjadi selanjutnya
Bila apa yang tak diharapkan
Kan menjadi nyata
Sudahkah merasa sempurna?
Menjadi insan yang seutuhnya
Menjalani kehidupan yang fana
Belajar tuk mengikhlaskan hati
Memaafkan seluruh kesalahan
Menghindari segala kecurangan
Ingin mengukir keyakinan dalam batin
Bahwa ini bukan akhir
Ini pun takkan berakhir
Sebelum dapat kusuguhkan rasa bangga
Sebelum kusandingkan senyum terindah
Bagi mereka yang tersayang
Namun, fitrah manusia pasti ada
Segenap ketakutan menghantui
Meski telah berlari mencari ketenangan
Tetap saja rasa itu tak menghilang
Semakin terpikirkan
Dia akan semakin lekat dalam jiwa
Hanya kepasrahan mampu relakan
Bahwa dunia ini hanya sementara
Bahwa segala yang termiliki tak selamanya
Maka sertakanlah ketulusan di setiap langkah
Agar suatu saat nanti bahagia kan terangkum abadi
Pada masa yang kekal dalam peluk-Nya
Tak Ingin Peduli
Sekali lagi
Kusandingkan penghargaan atas sesal ini
Sekeping medali untuk kehilangan
Seikat bunga untuk keterlambatan
Sekali lagi
Sebuah pertahanan harus didirikan
Atas kehancuran yang tak disadari
Agar kawah luka ini tak meluas
Apa yang sedang terjadi?
Kala sesuatu itu datang
Tak secelah pintu pun terbuka
Tak sepercik rasa pun tertumpah
Kini
Di saat genggaman ini meregang
Lalu sesuatu itu pergi
Hati malah sibuk mencari
Apa yang sedang terjadi?
Inikah sebentuk kesalahan?
Bisakah diperbaiki?
Tak mungkinkah kan kembali?
Diri sungguh tak ingin peduli...
Kusandingkan penghargaan atas sesal ini
Sekeping medali untuk kehilangan
Seikat bunga untuk keterlambatan
Sekali lagi
Sebuah pertahanan harus didirikan
Atas kehancuran yang tak disadari
Agar kawah luka ini tak meluas
Apa yang sedang terjadi?
Kala sesuatu itu datang
Tak secelah pintu pun terbuka
Tak sepercik rasa pun tertumpah
Kini
Di saat genggaman ini meregang
Lalu sesuatu itu pergi
Hati malah sibuk mencari
Apa yang sedang terjadi?
Inikah sebentuk kesalahan?
Bisakah diperbaiki?
Tak mungkinkah kan kembali?
Diri sungguh tak ingin peduli...
Langganan:
Postingan (Atom)