Jangan kau tanya kemana aku pergi
Tak perlu kau tahu kapan aku kembali
Yang perlu kau tahu..
Bagaimana aku akan selalu mengingatmu
Tak akan melupakan walau seribu tahun berlalu
Jangan pernah kau sesali akan keadaan ini
Tak perlu mencari jejak yang telah hilang
Kerna masa yang berlalu
Sungguh tak mungkin kembali
Seperti saat kau melangkah pertama kali
Relakan aku yang sudah lebih dulu
Merelakanmu..
Lepaskan aku yang sudah lebih dulu
Melepaskanmu
Perjalanan ini masih panjang
Masih ada ujung di setiap cabangnya
Masih ada akhir di setiap ceritanya
Masih ada pertemuan yang lain
Masih ada perpisahan yang lain
Maka,
Bertahanlah demi dirimu
Karena sosokmu begitu berarti
Kenangan bersamamu sangat berharga
Bagi diriku...
Dialah yang selalu manis tersembunyi dalam setiap lembar kehidupan...sisi lain antara siang dan malam yang selalu berpendar dalam senyum, tawa, dan air mata...
Kamis, 27 Agustus 2009
Maafkan..
Terkadang air mata pun tak terhenti
Kala ku harus meninggalkan
Mereka yang ku sayangi
Terkadang nafas tak berhenti terengah
Saat ku harus hadapi
Perang yang bergejolak dalam hati
Namun batin sungguh sudah tak berdaya
Menahan resah yang meradang
Membuat hidup seolah tak bernyawa
Kala ku harus meninggalkan
Mereka yang ku sayangi
Terkadang nafas tak berhenti terengah
Saat ku harus hadapi
Perang yang bergejolak dalam hati
Namun batin sungguh sudah tak berdaya
Menahan resah yang meradang
Membuat hidup seolah tak bernyawa
Bukan tak peduli
Ketika harus ku lepas tangan ini
Ketika harus ku alihkan pandangan ini
Justru semua itu kulakukan
Karena rapuh telah menguasai
Setiap detak jantungku
Kini, maafkan bila...
Aku harus menjauh
Entah untuk berapa lama
Meskipun bayangan itu tak lagi
Menaungi tubuh ini
Kerinduanku tak akan pernah hilang
Aku harus menjauh
Entah untuk berapa lama
Meskipun bayangan itu tak lagi
Menaungi tubuh ini
Kerinduanku tak akan pernah hilang
Minggu, 16 Agustus 2009
Tak Akan Ada Kedua Kali
Malam berlinang manja
Dalam kemuraman yang tak biasa
Merasuk selimuti hati yang marah
Kala jenuh tiada mungkin terhapuskan
Ketika mimpi benar-benar musnah
Tahukah bagaimana tersakiti?
Bilamana ketulusan tak lagi berarti
Sadarkah bagaimana kau melukai?
Hingga diri yang awalnya mampu berdiri
Kini hanya bisa terdiam dan terduduk dalam sunyi
Persimpangan ini sudah jelas arahnya
Tak akan ada kedua kali
Langkah menuju ke arah yang sama
Seperti yang pernah kau sampaikan
Hidup telah berubah dan segalanya telah berakhir
Aku tahu!!
Aku mengerti!!
Bahkan sangat memahami keinginanmu
Untuk melimpahkan kesalahan
Atas rasa yang termiliki
Tenanglah!!
Genggamlah janji ini..
Bahwa tak akan ada masa yang terulang
Tak akan ada hasrat yang terulang
Bagi dirimu..hanya dirimu
Meskipun selalu saja bertanya
Apa jadinya jika bukan kau
Namun, angan kini telah mati
Segala daya pun mungkin tak akan mampu
Mengubah apapun dan kapanpun
Dalam kemuraman yang tak biasa
Merasuk selimuti hati yang marah
Kala jenuh tiada mungkin terhapuskan
Ketika mimpi benar-benar musnah
Tahukah bagaimana tersakiti?
Bilamana ketulusan tak lagi berarti
Sadarkah bagaimana kau melukai?
Hingga diri yang awalnya mampu berdiri
Kini hanya bisa terdiam dan terduduk dalam sunyi
Persimpangan ini sudah jelas arahnya
Tak akan ada kedua kali
Langkah menuju ke arah yang sama
Seperti yang pernah kau sampaikan
Hidup telah berubah dan segalanya telah berakhir
Aku tahu!!
Aku mengerti!!
Bahkan sangat memahami keinginanmu
Untuk melimpahkan kesalahan
Atas rasa yang termiliki
Tenanglah!!
Genggamlah janji ini..
Bahwa tak akan ada masa yang terulang
Tak akan ada hasrat yang terulang
Bagi dirimu..hanya dirimu
Meskipun selalu saja bertanya
Apa jadinya jika bukan kau
Namun, angan kini telah mati
Segala daya pun mungkin tak akan mampu
Mengubah apapun dan kapanpun
Kamis, 13 Agustus 2009
Pernahkah?
Pernahkah kau merasa hampa di hati?
Kala sedih tak dapat tertumpah
Kala tawa tak menyisakan bahagia
Yang ada hanya endapan lara
Membuat sesak seluruh nafas yang mengalir
Pernahkah kau merasa salah?
Kala rebahkan lelah pada mereka yang lemah
Saat kau beri mereka ketenangan
Tetapi di dalam relungmu
Terasa getar yang membiru
Pernahkah kau merasa resah?
Kala melihat wajahmu tersenyum dalam cermin
Meski nyatanya muram menyelimuti kalbu
Dan peluh yang tersembunyi
Siratkan kekosongan dalam batin
Pernahkah kau merasa gundah?
Kala setiap pandang yang kau rasa
Seakan menghentikan aliran darah
Membuatmu merasa asing
Pada pijakanmu sendiri
Pernahkah kau merasa rindu?
Kala kau bersimpuh dalam duka
Seolah ingin segera mengakhiri hidup
Demi seseorang itu...
"Dia" yang dapat temani kau menangis
Kala sedih tak dapat tertumpah
Kala tawa tak menyisakan bahagia
Yang ada hanya endapan lara
Membuat sesak seluruh nafas yang mengalir
Pernahkah kau merasa salah?
Kala rebahkan lelah pada mereka yang lemah
Saat kau beri mereka ketenangan
Tetapi di dalam relungmu
Terasa getar yang membiru
Pernahkah kau merasa resah?
Kala melihat wajahmu tersenyum dalam cermin
Meski nyatanya muram menyelimuti kalbu
Dan peluh yang tersembunyi
Siratkan kekosongan dalam batin
Pernahkah kau merasa gundah?
Kala setiap pandang yang kau rasa
Seakan menghentikan aliran darah
Membuatmu merasa asing
Pada pijakanmu sendiri
Pernahkah kau merasa rindu?
Kala kau bersimpuh dalam duka
Seolah ingin segera mengakhiri hidup
Demi seseorang itu...
"Dia" yang dapat temani kau menangis
Rabu, 12 Agustus 2009
Suara Asmara
Mengapa selalu saja mencari sesuatu
Yang tak seharusnya dicari?
Mengapa selalu saja melewati jalan
Dan mengikuti langkah yang sama?
Padahal baru saja mematikan rasa
Meredupkan yang pernah menyala
Berusaha menutupi diri
Dengan beribu kesenangan
Tetapi nyatanya hampa
Untuk apa berdiri sendiri
Di sisi jalan yang salah?
Meski tahu bahwa telah ditinggalkan
Meski paham sakitnya terluka
Untuk apa mengotori jiwa
Dengan kata-kata dusta?
Meski tahu dosa
Meski tahu semua akan berbeda
Mungkin ketakutan telah butakan
Segala akal dan mata hati
Jika suatu saat bukan dirimu
Mungkinkah akan seperti ini?
Mungkinkah akan tergenggam sebuah akhir?
Bila selama ini tak pernah ada ujungnya
Bila selama yang tertanam tak pernah musnah
Bila selama yang terbayangkan tak pernah indah
Mungkin ini suatu pertanda
Bahagia bukan karenamu
Sedih pun bukan karenamu
Tetapi kebanggaan atas cinta
Tak pernah dapat terlupakan
Inilah cara asmara bersuara
Menghalau resah tanpa tangis
Memberi senyum tanpa tawa
Hanya angan mampu memberi kesejukan
Sekalipun kau berkata "semua telah berakhir"
Yang tak seharusnya dicari?
Mengapa selalu saja melewati jalan
Dan mengikuti langkah yang sama?
Padahal baru saja mematikan rasa
Meredupkan yang pernah menyala
Berusaha menutupi diri
Dengan beribu kesenangan
Tetapi nyatanya hampa
Untuk apa berdiri sendiri
Di sisi jalan yang salah?
Meski tahu bahwa telah ditinggalkan
Meski paham sakitnya terluka
Untuk apa mengotori jiwa
Dengan kata-kata dusta?
Meski tahu dosa
Meski tahu semua akan berbeda
Mungkin ketakutan telah butakan
Segala akal dan mata hati
Jika suatu saat bukan dirimu
Mungkinkah akan seperti ini?
Mungkinkah akan tergenggam sebuah akhir?
Bila selama ini tak pernah ada ujungnya
Bila selama yang tertanam tak pernah musnah
Bila selama yang terbayangkan tak pernah indah
Mungkin ini suatu pertanda
Bahagia bukan karenamu
Sedih pun bukan karenamu
Tetapi kebanggaan atas cinta
Tak pernah dapat terlupakan
Inilah cara asmara bersuara
Menghalau resah tanpa tangis
Memberi senyum tanpa tawa
Hanya angan mampu memberi kesejukan
Sekalipun kau berkata "semua telah berakhir"
Selasa, 11 Agustus 2009
Seakan Tak Berarti
Tanpa ingin bertanya lebih jauh
Tak mengerti mengapa hati tak bergetar
Kala pandangan itu
Menuju ke arah yang sama
Bukan sekali
Bukan pula berulang kali
Tetapi setiap menit yang pernah dilalui
Bahkan terasa sungguh berbeda
Ya…
Diri memberi anggukan
Bahwa nurani menahan segala pikir
Yang membangkitkan gejolak rasa
Tanpa ingin terhanyut lebih lama
Kesadaran seolah berteriak
Mengukuhkan dinding pertahanan
Hingga setiap detak nadi seakan tak berarti
Tak mengerti mengapa hati tak bergetar
Kala pandangan itu
Menuju ke arah yang sama
Bukan sekali
Bukan pula berulang kali
Tetapi setiap menit yang pernah dilalui
Bahkan terasa sungguh berbeda
Ya…
Diri memberi anggukan
Bahwa nurani menahan segala pikir
Yang membangkitkan gejolak rasa
Tanpa ingin terhanyut lebih lama
Kesadaran seolah berteriak
Mengukuhkan dinding pertahanan
Hingga setiap detak nadi seakan tak berarti
Senin, 10 Agustus 2009
Alam dan Lukisan Hati
Iringan awan bergerak satu persatu
Putihnya semarakan langit
Ada kalanya menyebar tertiup angin
Hingga seakan menghilang dalam biru yang pekat
Kemudian seketika tampak lagi
Terkadang tebal dan besar
Terkadang tipis seperti semburat
Bulu-bulu burung yang berterbangan
Tetapi...
Tidak selamanya keindahan itu sempurna
Bila endapan air telah sampai batasnya
Dan hitam telah merajai setiap celahnya
Maka hujan pun tiada terbendung
Gemuruh kilat berkumandang
Di ujung-ujung bumi
Menghantar pada kemuraman semesta
Nanti, jika segala rasa telah tertumpah
Maka kelam itu akan berganti rupa
Kelabu menjadi seolah berwarna
Karena sang bidadari akan turun
Melalui kaki-kaki pelangi
Dengan selendangnya yang menjuntai
Ia akan bermandi dengan bahagia
Lukisan hati terkadang seperti peristiwa alam
Setiap kiasan menyiratkan sejuta arti
Yang tertuang pada kanvas kehidupan
Karenanya,
Janganlah pernah kau ingkar dan menghindar
Setiap jalan telah terukir manis dalam sabda-Nya
Diri hanya perlu menunggu
Tempat yang tepat, dan
Saat yang tepat
Putihnya semarakan langit
Ada kalanya menyebar tertiup angin
Hingga seakan menghilang dalam biru yang pekat
Kemudian seketika tampak lagi
Terkadang tebal dan besar
Terkadang tipis seperti semburat
Bulu-bulu burung yang berterbangan
Tetapi...
Tidak selamanya keindahan itu sempurna
Bila endapan air telah sampai batasnya
Dan hitam telah merajai setiap celahnya
Maka hujan pun tiada terbendung
Gemuruh kilat berkumandang
Di ujung-ujung bumi
Menghantar pada kemuraman semesta
Nanti, jika segala rasa telah tertumpah
Maka kelam itu akan berganti rupa
Kelabu menjadi seolah berwarna
Karena sang bidadari akan turun
Melalui kaki-kaki pelangi
Dengan selendangnya yang menjuntai
Ia akan bermandi dengan bahagia
Lukisan hati terkadang seperti peristiwa alam
Setiap kiasan menyiratkan sejuta arti
Yang tertuang pada kanvas kehidupan
Karenanya,
Janganlah pernah kau ingkar dan menghindar
Setiap jalan telah terukir manis dalam sabda-Nya
Diri hanya perlu menunggu
Tempat yang tepat, dan
Saat yang tepat
Kemenangan Hati
Kemenanganku bukan karena mendapatkan
Apa yang terbayang
Kala pikir dan emosi menguasai jiwa
Namun,
Itu semua terjadi ketika dengan sadar
Hasrat menyatu lekat dalam isyarat hati
Tak pernah tersirat akan sesingkat ini...
Kuatnya simpul ikatan batin
Yang telah lama tak bisa terlepas
Kini telah mengendur
Semakin lama, semakin tak terasa
Bahwa tali itu sudah berada
Tepat di bawah pijakanku
Saat aku membiarkanmu berlalu
Tak berarti aku akan mati
Justru ketika itulah
Aku tersenyum pada diriku
Dan berkata "aku menang"
Ya...
Aku telah memengakan permainan ini
Silakan beranajak jika kau ingin beranjak!
Silakan pergi bila kau tak ingin bertahan!
Benar bahwa aku pernah berbisik
Apapun yang kau lakukan
Tidak akan pernah merubah apapun
Tetapi, aku bukan tak ingin berdiri selamanya
Di sisi bayanganmu
Aku pun bukannya ingin menyerah
Namun, aku ingin memberikan
Senyum terbaik bagimu
Agar kau dapat bahagia
Agar kau tiada terluka
Maka...
Saat ini aku ingin berkata
"Dekaplah bahagiamu tanpa aku"
Apa yang terbayang
Kala pikir dan emosi menguasai jiwa
Namun,
Itu semua terjadi ketika dengan sadar
Hasrat menyatu lekat dalam isyarat hati
Tak pernah tersirat akan sesingkat ini...
Kuatnya simpul ikatan batin
Yang telah lama tak bisa terlepas
Kini telah mengendur
Semakin lama, semakin tak terasa
Bahwa tali itu sudah berada
Tepat di bawah pijakanku
Saat aku membiarkanmu berlalu
Tak berarti aku akan mati
Justru ketika itulah
Aku tersenyum pada diriku
Dan berkata "aku menang"
Ya...
Aku telah memengakan permainan ini
Silakan beranajak jika kau ingin beranjak!
Silakan pergi bila kau tak ingin bertahan!
Benar bahwa aku pernah berbisik
Apapun yang kau lakukan
Tidak akan pernah merubah apapun
Tetapi, aku bukan tak ingin berdiri selamanya
Di sisi bayanganmu
Aku pun bukannya ingin menyerah
Namun, aku ingin memberikan
Senyum terbaik bagimu
Agar kau dapat bahagia
Agar kau tiada terluka
Maka...
Saat ini aku ingin berkata
"Dekaplah bahagiamu tanpa aku"
Langganan:
Postingan (Atom)
Kamis, 27 Agustus 2009
Pintaku Untukmu
Jangan kau tanya kemana aku pergi
Tak perlu kau tahu kapan aku kembali
Yang perlu kau tahu..
Bagaimana aku akan selalu mengingatmu
Tak akan melupakan walau seribu tahun berlalu
Jangan pernah kau sesali akan keadaan ini
Tak perlu mencari jejak yang telah hilang
Kerna masa yang berlalu
Sungguh tak mungkin kembali
Seperti saat kau melangkah pertama kali
Relakan aku yang sudah lebih dulu
Merelakanmu..
Lepaskan aku yang sudah lebih dulu
Melepaskanmu
Perjalanan ini masih panjang
Masih ada ujung di setiap cabangnya
Masih ada akhir di setiap ceritanya
Masih ada pertemuan yang lain
Masih ada perpisahan yang lain
Maka,
Bertahanlah demi dirimu
Karena sosokmu begitu berarti
Kenangan bersamamu sangat berharga
Bagi diriku...
Tak perlu kau tahu kapan aku kembali
Yang perlu kau tahu..
Bagaimana aku akan selalu mengingatmu
Tak akan melupakan walau seribu tahun berlalu
Jangan pernah kau sesali akan keadaan ini
Tak perlu mencari jejak yang telah hilang
Kerna masa yang berlalu
Sungguh tak mungkin kembali
Seperti saat kau melangkah pertama kali
Relakan aku yang sudah lebih dulu
Merelakanmu..
Lepaskan aku yang sudah lebih dulu
Melepaskanmu
Perjalanan ini masih panjang
Masih ada ujung di setiap cabangnya
Masih ada akhir di setiap ceritanya
Masih ada pertemuan yang lain
Masih ada perpisahan yang lain
Maka,
Bertahanlah demi dirimu
Karena sosokmu begitu berarti
Kenangan bersamamu sangat berharga
Bagi diriku...
Maafkan..
Terkadang air mata pun tak terhenti
Kala ku harus meninggalkan
Mereka yang ku sayangi
Terkadang nafas tak berhenti terengah
Saat ku harus hadapi
Perang yang bergejolak dalam hati
Namun batin sungguh sudah tak berdaya
Menahan resah yang meradang
Membuat hidup seolah tak bernyawa
Kala ku harus meninggalkan
Mereka yang ku sayangi
Terkadang nafas tak berhenti terengah
Saat ku harus hadapi
Perang yang bergejolak dalam hati
Namun batin sungguh sudah tak berdaya
Menahan resah yang meradang
Membuat hidup seolah tak bernyawa
Bukan tak peduli
Ketika harus ku lepas tangan ini
Ketika harus ku alihkan pandangan ini
Justru semua itu kulakukan
Karena rapuh telah menguasai
Setiap detak jantungku
Kini, maafkan bila...
Aku harus menjauh
Entah untuk berapa lama
Meskipun bayangan itu tak lagi
Menaungi tubuh ini
Kerinduanku tak akan pernah hilang
Aku harus menjauh
Entah untuk berapa lama
Meskipun bayangan itu tak lagi
Menaungi tubuh ini
Kerinduanku tak akan pernah hilang
Minggu, 16 Agustus 2009
Tak Akan Ada Kedua Kali
Malam berlinang manja
Dalam kemuraman yang tak biasa
Merasuk selimuti hati yang marah
Kala jenuh tiada mungkin terhapuskan
Ketika mimpi benar-benar musnah
Tahukah bagaimana tersakiti?
Bilamana ketulusan tak lagi berarti
Sadarkah bagaimana kau melukai?
Hingga diri yang awalnya mampu berdiri
Kini hanya bisa terdiam dan terduduk dalam sunyi
Persimpangan ini sudah jelas arahnya
Tak akan ada kedua kali
Langkah menuju ke arah yang sama
Seperti yang pernah kau sampaikan
Hidup telah berubah dan segalanya telah berakhir
Aku tahu!!
Aku mengerti!!
Bahkan sangat memahami keinginanmu
Untuk melimpahkan kesalahan
Atas rasa yang termiliki
Tenanglah!!
Genggamlah janji ini..
Bahwa tak akan ada masa yang terulang
Tak akan ada hasrat yang terulang
Bagi dirimu..hanya dirimu
Meskipun selalu saja bertanya
Apa jadinya jika bukan kau
Namun, angan kini telah mati
Segala daya pun mungkin tak akan mampu
Mengubah apapun dan kapanpun
Dalam kemuraman yang tak biasa
Merasuk selimuti hati yang marah
Kala jenuh tiada mungkin terhapuskan
Ketika mimpi benar-benar musnah
Tahukah bagaimana tersakiti?
Bilamana ketulusan tak lagi berarti
Sadarkah bagaimana kau melukai?
Hingga diri yang awalnya mampu berdiri
Kini hanya bisa terdiam dan terduduk dalam sunyi
Persimpangan ini sudah jelas arahnya
Tak akan ada kedua kali
Langkah menuju ke arah yang sama
Seperti yang pernah kau sampaikan
Hidup telah berubah dan segalanya telah berakhir
Aku tahu!!
Aku mengerti!!
Bahkan sangat memahami keinginanmu
Untuk melimpahkan kesalahan
Atas rasa yang termiliki
Tenanglah!!
Genggamlah janji ini..
Bahwa tak akan ada masa yang terulang
Tak akan ada hasrat yang terulang
Bagi dirimu..hanya dirimu
Meskipun selalu saja bertanya
Apa jadinya jika bukan kau
Namun, angan kini telah mati
Segala daya pun mungkin tak akan mampu
Mengubah apapun dan kapanpun
Kamis, 13 Agustus 2009
Pernahkah?
Pernahkah kau merasa hampa di hati?
Kala sedih tak dapat tertumpah
Kala tawa tak menyisakan bahagia
Yang ada hanya endapan lara
Membuat sesak seluruh nafas yang mengalir
Pernahkah kau merasa salah?
Kala rebahkan lelah pada mereka yang lemah
Saat kau beri mereka ketenangan
Tetapi di dalam relungmu
Terasa getar yang membiru
Pernahkah kau merasa resah?
Kala melihat wajahmu tersenyum dalam cermin
Meski nyatanya muram menyelimuti kalbu
Dan peluh yang tersembunyi
Siratkan kekosongan dalam batin
Pernahkah kau merasa gundah?
Kala setiap pandang yang kau rasa
Seakan menghentikan aliran darah
Membuatmu merasa asing
Pada pijakanmu sendiri
Pernahkah kau merasa rindu?
Kala kau bersimpuh dalam duka
Seolah ingin segera mengakhiri hidup
Demi seseorang itu...
"Dia" yang dapat temani kau menangis
Kala sedih tak dapat tertumpah
Kala tawa tak menyisakan bahagia
Yang ada hanya endapan lara
Membuat sesak seluruh nafas yang mengalir
Pernahkah kau merasa salah?
Kala rebahkan lelah pada mereka yang lemah
Saat kau beri mereka ketenangan
Tetapi di dalam relungmu
Terasa getar yang membiru
Pernahkah kau merasa resah?
Kala melihat wajahmu tersenyum dalam cermin
Meski nyatanya muram menyelimuti kalbu
Dan peluh yang tersembunyi
Siratkan kekosongan dalam batin
Pernahkah kau merasa gundah?
Kala setiap pandang yang kau rasa
Seakan menghentikan aliran darah
Membuatmu merasa asing
Pada pijakanmu sendiri
Pernahkah kau merasa rindu?
Kala kau bersimpuh dalam duka
Seolah ingin segera mengakhiri hidup
Demi seseorang itu...
"Dia" yang dapat temani kau menangis
Rabu, 12 Agustus 2009
Suara Asmara
Mengapa selalu saja mencari sesuatu
Yang tak seharusnya dicari?
Mengapa selalu saja melewati jalan
Dan mengikuti langkah yang sama?
Padahal baru saja mematikan rasa
Meredupkan yang pernah menyala
Berusaha menutupi diri
Dengan beribu kesenangan
Tetapi nyatanya hampa
Untuk apa berdiri sendiri
Di sisi jalan yang salah?
Meski tahu bahwa telah ditinggalkan
Meski paham sakitnya terluka
Untuk apa mengotori jiwa
Dengan kata-kata dusta?
Meski tahu dosa
Meski tahu semua akan berbeda
Mungkin ketakutan telah butakan
Segala akal dan mata hati
Jika suatu saat bukan dirimu
Mungkinkah akan seperti ini?
Mungkinkah akan tergenggam sebuah akhir?
Bila selama ini tak pernah ada ujungnya
Bila selama yang tertanam tak pernah musnah
Bila selama yang terbayangkan tak pernah indah
Mungkin ini suatu pertanda
Bahagia bukan karenamu
Sedih pun bukan karenamu
Tetapi kebanggaan atas cinta
Tak pernah dapat terlupakan
Inilah cara asmara bersuara
Menghalau resah tanpa tangis
Memberi senyum tanpa tawa
Hanya angan mampu memberi kesejukan
Sekalipun kau berkata "semua telah berakhir"
Yang tak seharusnya dicari?
Mengapa selalu saja melewati jalan
Dan mengikuti langkah yang sama?
Padahal baru saja mematikan rasa
Meredupkan yang pernah menyala
Berusaha menutupi diri
Dengan beribu kesenangan
Tetapi nyatanya hampa
Untuk apa berdiri sendiri
Di sisi jalan yang salah?
Meski tahu bahwa telah ditinggalkan
Meski paham sakitnya terluka
Untuk apa mengotori jiwa
Dengan kata-kata dusta?
Meski tahu dosa
Meski tahu semua akan berbeda
Mungkin ketakutan telah butakan
Segala akal dan mata hati
Jika suatu saat bukan dirimu
Mungkinkah akan seperti ini?
Mungkinkah akan tergenggam sebuah akhir?
Bila selama ini tak pernah ada ujungnya
Bila selama yang tertanam tak pernah musnah
Bila selama yang terbayangkan tak pernah indah
Mungkin ini suatu pertanda
Bahagia bukan karenamu
Sedih pun bukan karenamu
Tetapi kebanggaan atas cinta
Tak pernah dapat terlupakan
Inilah cara asmara bersuara
Menghalau resah tanpa tangis
Memberi senyum tanpa tawa
Hanya angan mampu memberi kesejukan
Sekalipun kau berkata "semua telah berakhir"
Selasa, 11 Agustus 2009
Seakan Tak Berarti
Tanpa ingin bertanya lebih jauh
Tak mengerti mengapa hati tak bergetar
Kala pandangan itu
Menuju ke arah yang sama
Bukan sekali
Bukan pula berulang kali
Tetapi setiap menit yang pernah dilalui
Bahkan terasa sungguh berbeda
Ya…
Diri memberi anggukan
Bahwa nurani menahan segala pikir
Yang membangkitkan gejolak rasa
Tanpa ingin terhanyut lebih lama
Kesadaran seolah berteriak
Mengukuhkan dinding pertahanan
Hingga setiap detak nadi seakan tak berarti
Tak mengerti mengapa hati tak bergetar
Kala pandangan itu
Menuju ke arah yang sama
Bukan sekali
Bukan pula berulang kali
Tetapi setiap menit yang pernah dilalui
Bahkan terasa sungguh berbeda
Ya…
Diri memberi anggukan
Bahwa nurani menahan segala pikir
Yang membangkitkan gejolak rasa
Tanpa ingin terhanyut lebih lama
Kesadaran seolah berteriak
Mengukuhkan dinding pertahanan
Hingga setiap detak nadi seakan tak berarti
Senin, 10 Agustus 2009
Alam dan Lukisan Hati
Iringan awan bergerak satu persatu
Putihnya semarakan langit
Ada kalanya menyebar tertiup angin
Hingga seakan menghilang dalam biru yang pekat
Kemudian seketika tampak lagi
Terkadang tebal dan besar
Terkadang tipis seperti semburat
Bulu-bulu burung yang berterbangan
Tetapi...
Tidak selamanya keindahan itu sempurna
Bila endapan air telah sampai batasnya
Dan hitam telah merajai setiap celahnya
Maka hujan pun tiada terbendung
Gemuruh kilat berkumandang
Di ujung-ujung bumi
Menghantar pada kemuraman semesta
Nanti, jika segala rasa telah tertumpah
Maka kelam itu akan berganti rupa
Kelabu menjadi seolah berwarna
Karena sang bidadari akan turun
Melalui kaki-kaki pelangi
Dengan selendangnya yang menjuntai
Ia akan bermandi dengan bahagia
Lukisan hati terkadang seperti peristiwa alam
Setiap kiasan menyiratkan sejuta arti
Yang tertuang pada kanvas kehidupan
Karenanya,
Janganlah pernah kau ingkar dan menghindar
Setiap jalan telah terukir manis dalam sabda-Nya
Diri hanya perlu menunggu
Tempat yang tepat, dan
Saat yang tepat
Putihnya semarakan langit
Ada kalanya menyebar tertiup angin
Hingga seakan menghilang dalam biru yang pekat
Kemudian seketika tampak lagi
Terkadang tebal dan besar
Terkadang tipis seperti semburat
Bulu-bulu burung yang berterbangan
Tetapi...
Tidak selamanya keindahan itu sempurna
Bila endapan air telah sampai batasnya
Dan hitam telah merajai setiap celahnya
Maka hujan pun tiada terbendung
Gemuruh kilat berkumandang
Di ujung-ujung bumi
Menghantar pada kemuraman semesta
Nanti, jika segala rasa telah tertumpah
Maka kelam itu akan berganti rupa
Kelabu menjadi seolah berwarna
Karena sang bidadari akan turun
Melalui kaki-kaki pelangi
Dengan selendangnya yang menjuntai
Ia akan bermandi dengan bahagia
Lukisan hati terkadang seperti peristiwa alam
Setiap kiasan menyiratkan sejuta arti
Yang tertuang pada kanvas kehidupan
Karenanya,
Janganlah pernah kau ingkar dan menghindar
Setiap jalan telah terukir manis dalam sabda-Nya
Diri hanya perlu menunggu
Tempat yang tepat, dan
Saat yang tepat
Kemenangan Hati
Kemenanganku bukan karena mendapatkan
Apa yang terbayang
Kala pikir dan emosi menguasai jiwa
Namun,
Itu semua terjadi ketika dengan sadar
Hasrat menyatu lekat dalam isyarat hati
Tak pernah tersirat akan sesingkat ini...
Kuatnya simpul ikatan batin
Yang telah lama tak bisa terlepas
Kini telah mengendur
Semakin lama, semakin tak terasa
Bahwa tali itu sudah berada
Tepat di bawah pijakanku
Saat aku membiarkanmu berlalu
Tak berarti aku akan mati
Justru ketika itulah
Aku tersenyum pada diriku
Dan berkata "aku menang"
Ya...
Aku telah memengakan permainan ini
Silakan beranajak jika kau ingin beranjak!
Silakan pergi bila kau tak ingin bertahan!
Benar bahwa aku pernah berbisik
Apapun yang kau lakukan
Tidak akan pernah merubah apapun
Tetapi, aku bukan tak ingin berdiri selamanya
Di sisi bayanganmu
Aku pun bukannya ingin menyerah
Namun, aku ingin memberikan
Senyum terbaik bagimu
Agar kau dapat bahagia
Agar kau tiada terluka
Maka...
Saat ini aku ingin berkata
"Dekaplah bahagiamu tanpa aku"
Apa yang terbayang
Kala pikir dan emosi menguasai jiwa
Namun,
Itu semua terjadi ketika dengan sadar
Hasrat menyatu lekat dalam isyarat hati
Tak pernah tersirat akan sesingkat ini...
Kuatnya simpul ikatan batin
Yang telah lama tak bisa terlepas
Kini telah mengendur
Semakin lama, semakin tak terasa
Bahwa tali itu sudah berada
Tepat di bawah pijakanku
Saat aku membiarkanmu berlalu
Tak berarti aku akan mati
Justru ketika itulah
Aku tersenyum pada diriku
Dan berkata "aku menang"
Ya...
Aku telah memengakan permainan ini
Silakan beranajak jika kau ingin beranjak!
Silakan pergi bila kau tak ingin bertahan!
Benar bahwa aku pernah berbisik
Apapun yang kau lakukan
Tidak akan pernah merubah apapun
Tetapi, aku bukan tak ingin berdiri selamanya
Di sisi bayanganmu
Aku pun bukannya ingin menyerah
Namun, aku ingin memberikan
Senyum terbaik bagimu
Agar kau dapat bahagia
Agar kau tiada terluka
Maka...
Saat ini aku ingin berkata
"Dekaplah bahagiamu tanpa aku"
Langganan:
Postingan (Atom)