Jumat, 04 Desember 2009

"Maafkan..."

Hujan di malam kelam
Menyisakan setetes embun pagi
Dingin tak jua beranjak dari hati
Kala rumput-rumput yang basah
Mulai akan mengering

Bara itu telah padam
Menyisakan abu menghitam
Di sudut-sudut ruang sesal
Hingga memenuhi jantung
Membuat rasa membiru

Maafkan,
Maaf untuk cinta ini
Cinta yang setia menanti hingga mati
Cinta yang membuat tubuh tetap bertahan
Di tengah badai kemunafikan

Maafkan,
Maaf untuk jejak yang tertinggal
Jejak yang membuat kau menjauh
Jejak yang tersembunyi dalam dinding asa
Mengurungku pada ruang hampa

Maafkan,
Maafkan atas segala salah
Salah karena jejak itu tak dapat terhapus
Salah karena cinta itu masih ada
Bahkan semakin hari tak mungkin kan meredup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Jumat, 04 Desember 2009

"Maafkan..."

Hujan di malam kelam
Menyisakan setetes embun pagi
Dingin tak jua beranjak dari hati
Kala rumput-rumput yang basah
Mulai akan mengering

Bara itu telah padam
Menyisakan abu menghitam
Di sudut-sudut ruang sesal
Hingga memenuhi jantung
Membuat rasa membiru

Maafkan,
Maaf untuk cinta ini
Cinta yang setia menanti hingga mati
Cinta yang membuat tubuh tetap bertahan
Di tengah badai kemunafikan

Maafkan,
Maaf untuk jejak yang tertinggal
Jejak yang membuat kau menjauh
Jejak yang tersembunyi dalam dinding asa
Mengurungku pada ruang hampa

Maafkan,
Maafkan atas segala salah
Salah karena jejak itu tak dapat terhapus
Salah karena cinta itu masih ada
Bahkan semakin hari tak mungkin kan meredup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar