Rabu, 29 September 2010

The Rhythm of Pain

Telah terbiasa sukma ini
Terseret deras arus kehidupan
Yang mungkin tak sepenuhnya dapat dipahami

Rasa keluh kian menghilang
Menguap bersama butir air
Lalu mengendap menghitam bersama galau
Mencengkeram segala emosi hingga berpendar
Pada rintik hujan sepanjang hari

Batin seakan remuk tanpa bentuk
Tercecer di setiap sudut asa
Berusaha menghalau angan yang terbuang sia-sia

Kerelaan ini tulus tersandingkan
Hingga rapuh mampu membias dalam ceria
Tetapi kosong pun tak punya daya
Tuk lewati beribu terjal
Dan akhir nafas perjuangan

Maka, pabila hati telah menerima
Pinjamkan sedikit kekuatan
Agar setidaknya mampu tersenyum meski terluka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Rabu, 29 September 2010

The Rhythm of Pain

Telah terbiasa sukma ini
Terseret deras arus kehidupan
Yang mungkin tak sepenuhnya dapat dipahami

Rasa keluh kian menghilang
Menguap bersama butir air
Lalu mengendap menghitam bersama galau
Mencengkeram segala emosi hingga berpendar
Pada rintik hujan sepanjang hari

Batin seakan remuk tanpa bentuk
Tercecer di setiap sudut asa
Berusaha menghalau angan yang terbuang sia-sia

Kerelaan ini tulus tersandingkan
Hingga rapuh mampu membias dalam ceria
Tetapi kosong pun tak punya daya
Tuk lewati beribu terjal
Dan akhir nafas perjuangan

Maka, pabila hati telah menerima
Pinjamkan sedikit kekuatan
Agar setidaknya mampu tersenyum meski terluka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar