Selasa, 25 Mei 2010

Dua Pilihan Terakhir

Bintang di utara
Tak goyahkan pijakkan itu
Meski beribu malam sunyi silih berganti
Tetap saja dia telusuri jalan itu
Tanpa henti...

Terkadang kaki tertusuk kerikil tajam
Sering pula terhempas dalam semak berduri
Tetapi rasa telah meyakini
Bahwa ada terang kan membuka
Kunci belenggu hati yang suram

Ketika hari semakin larut
Hanya terpikir untuk berlari
Secepat hembusan angin bertiup
Namun apa daya?
Ketika beban terasa semakin berat saja

Perempuan itu semakin rapuh
Di tengah hujan dan badai
Hingga fantasi seolah nyata
Dan tak ada lagi insan lain
Yang mampu menopang tubuhnya

Bilamana semua akan berakhir untuknya?
Sampai kapan bintang mampu menuntunnya?
Segenap bulir-bulir semangat yang tersisa
Hanya memberikan dua pilihan terakhir
Berusaha bertahan atau mati sia-sia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Selasa, 25 Mei 2010

Dua Pilihan Terakhir

Bintang di utara
Tak goyahkan pijakkan itu
Meski beribu malam sunyi silih berganti
Tetap saja dia telusuri jalan itu
Tanpa henti...

Terkadang kaki tertusuk kerikil tajam
Sering pula terhempas dalam semak berduri
Tetapi rasa telah meyakini
Bahwa ada terang kan membuka
Kunci belenggu hati yang suram

Ketika hari semakin larut
Hanya terpikir untuk berlari
Secepat hembusan angin bertiup
Namun apa daya?
Ketika beban terasa semakin berat saja

Perempuan itu semakin rapuh
Di tengah hujan dan badai
Hingga fantasi seolah nyata
Dan tak ada lagi insan lain
Yang mampu menopang tubuhnya

Bilamana semua akan berakhir untuknya?
Sampai kapan bintang mampu menuntunnya?
Segenap bulir-bulir semangat yang tersisa
Hanya memberikan dua pilihan terakhir
Berusaha bertahan atau mati sia-sia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar