Bintang di utara
Tak goyahkan pijakkan itu
Meski beribu malam sunyi silih berganti
Tetap saja dia telusuri jalan itu
Tanpa henti...
Terkadang kaki tertusuk kerikil tajam
Sering pula terhempas dalam semak berduri
Tetapi rasa telah meyakini
Bahwa ada terang kan membuka
Kunci belenggu hati yang suram
Ketika hari semakin larut
Hanya terpikir untuk berlari
Secepat hembusan angin bertiup
Namun apa daya?
Ketika beban terasa semakin berat saja
Perempuan itu semakin rapuh
Di tengah hujan dan badai
Hingga fantasi seolah nyata
Dan tak ada lagi insan lain
Yang mampu menopang tubuhnya
Bilamana semua akan berakhir untuknya?
Sampai kapan bintang mampu menuntunnya?
Segenap bulir-bulir semangat yang tersisa
Hanya memberikan dua pilihan terakhir
Berusaha bertahan atau mati sia-sia
Dialah yang selalu manis tersembunyi dalam setiap lembar kehidupan...sisi lain antara siang dan malam yang selalu berpendar dalam senyum, tawa, dan air mata...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selasa, 25 Mei 2010
Dua Pilihan Terakhir
Bintang di utara
Tak goyahkan pijakkan itu
Meski beribu malam sunyi silih berganti
Tetap saja dia telusuri jalan itu
Tanpa henti...
Terkadang kaki tertusuk kerikil tajam
Sering pula terhempas dalam semak berduri
Tetapi rasa telah meyakini
Bahwa ada terang kan membuka
Kunci belenggu hati yang suram
Ketika hari semakin larut
Hanya terpikir untuk berlari
Secepat hembusan angin bertiup
Namun apa daya?
Ketika beban terasa semakin berat saja
Perempuan itu semakin rapuh
Di tengah hujan dan badai
Hingga fantasi seolah nyata
Dan tak ada lagi insan lain
Yang mampu menopang tubuhnya
Bilamana semua akan berakhir untuknya?
Sampai kapan bintang mampu menuntunnya?
Segenap bulir-bulir semangat yang tersisa
Hanya memberikan dua pilihan terakhir
Berusaha bertahan atau mati sia-sia
Tak goyahkan pijakkan itu
Meski beribu malam sunyi silih berganti
Tetap saja dia telusuri jalan itu
Tanpa henti...
Terkadang kaki tertusuk kerikil tajam
Sering pula terhempas dalam semak berduri
Tetapi rasa telah meyakini
Bahwa ada terang kan membuka
Kunci belenggu hati yang suram
Ketika hari semakin larut
Hanya terpikir untuk berlari
Secepat hembusan angin bertiup
Namun apa daya?
Ketika beban terasa semakin berat saja
Perempuan itu semakin rapuh
Di tengah hujan dan badai
Hingga fantasi seolah nyata
Dan tak ada lagi insan lain
Yang mampu menopang tubuhnya
Bilamana semua akan berakhir untuknya?
Sampai kapan bintang mampu menuntunnya?
Segenap bulir-bulir semangat yang tersisa
Hanya memberikan dua pilihan terakhir
Berusaha bertahan atau mati sia-sia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar