Terlalu banyak kesakitan yang telah ditebarkan
Terlalu banyak air mata yang mengalir
Dari mereka...
Tak tahu sedang berpikir apa
Hanya sedikit cemas melanda
Kala terlihat kelam pada mata-mata itu
Jua perasaan bersalah
Yang menyelinap dalam kebisuan
Maaf...
Tak bisa menjadi yang kalian inginkan
Karena hati seolah malaikat pencabut nyawa
Membawa keterpurukan itu kelebihan
Membuat kemurungan itu anugrah
Tanpa tersadar ku mulai lelah
Pada kebimbangan yang tak usai
Dan kemunafikan diri
Maaf...
Itulah kata pertama dan terakhir
Untuk buktikan ku tak seperti dulu
Dialah yang selalu manis tersembunyi dalam setiap lembar kehidupan...sisi lain antara siang dan malam yang selalu berpendar dalam senyum, tawa, dan air mata...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 12 November 2010
Pertama dan Terakhir
Terlalu banyak kesakitan yang telah ditebarkan
Terlalu banyak air mata yang mengalir
Dari mereka...
Tak tahu sedang berpikir apa
Hanya sedikit cemas melanda
Kala terlihat kelam pada mata-mata itu
Jua perasaan bersalah
Yang menyelinap dalam kebisuan
Maaf...
Tak bisa menjadi yang kalian inginkan
Karena hati seolah malaikat pencabut nyawa
Membawa keterpurukan itu kelebihan
Membuat kemurungan itu anugrah
Tanpa tersadar ku mulai lelah
Pada kebimbangan yang tak usai
Dan kemunafikan diri
Maaf...
Itulah kata pertama dan terakhir
Untuk buktikan ku tak seperti dulu
Terlalu banyak air mata yang mengalir
Dari mereka...
Tak tahu sedang berpikir apa
Hanya sedikit cemas melanda
Kala terlihat kelam pada mata-mata itu
Jua perasaan bersalah
Yang menyelinap dalam kebisuan
Maaf...
Tak bisa menjadi yang kalian inginkan
Karena hati seolah malaikat pencabut nyawa
Membawa keterpurukan itu kelebihan
Membuat kemurungan itu anugrah
Tanpa tersadar ku mulai lelah
Pada kebimbangan yang tak usai
Dan kemunafikan diri
Maaf...
Itulah kata pertama dan terakhir
Untuk buktikan ku tak seperti dulu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar