Terpikir akan mendapat sedikit kekuatan
Nyatanya hanya buai sesaat
Seketika tampak sebuah pencerahan
Namun, kembali buyar bahkan lebih kelam
Harus menumpu pada kaki sendiri
Harus berbagi dalam sedih sendiri
Harus merengkuh oleh tangan sendiri
Harus tertawa meski merintih sendiri
Tak pantaskah mereka diam sementara disisi?
Hingga rasa larut dalam ketenangan
Kau tahu, diri ingin menjelma lagi
Seperti metamorfosis sang kupu-kupu
Agar mampu tebarkan benang bahagia
Agar mampu hapuskan nestapa
Agar mampu mengerang saat lara
Agar mampu mengecap benci
Nyatanya, sebelum seluruhnya sempurna
Penat tak mampu diterjang
Dimana penyemangat itu?
Dimana tujuan hidup itu?
Tak tahu...
Sungguh tidak tahu...
Dialah yang selalu manis tersembunyi dalam setiap lembar kehidupan...sisi lain antara siang dan malam yang selalu berpendar dalam senyum, tawa, dan air mata...
Kamis, 23 Juni 2011
Selasa, 14 Juni 2011
Sang Kenangan
Jangan kau salahkan kenangan
Karena dia tak pernah tahu
Bilamana akan terangkai
Dan bagaimana akan tersimpan
Dia hanya tahu dua kata
Pahit...
Manis...
Jangan pernah berpikir akan mencampakan
Karena nyata dia takkan pergi
Atau sekedar menghilang
Hanya tahu untuk tinggal di hati setiap insan
Membuat mereka lebih menghargai hidup
Tanpa menyerah oleh sesal
Begitulah kerja sang kenangan
Bila diperlukan dia tak tampak
Bila tak dihiraukan dia terlihat
Seperti bersit sinar
Seketika memancar terang
Sesaat pula akan meredup
Itulah kenangan...
Karena dia tak pernah tahu
Bilamana akan terangkai
Dan bagaimana akan tersimpan
Dia hanya tahu dua kata
Pahit...
Manis...
Jangan pernah berpikir akan mencampakan
Karena nyata dia takkan pergi
Atau sekedar menghilang
Hanya tahu untuk tinggal di hati setiap insan
Membuat mereka lebih menghargai hidup
Tanpa menyerah oleh sesal
Begitulah kerja sang kenangan
Bila diperlukan dia tak tampak
Bila tak dihiraukan dia terlihat
Seperti bersit sinar
Seketika memancar terang
Sesaat pula akan meredup
Itulah kenangan...
My Fisrt Time
Di sudut mataku
Terlihat sosok samar
Seperti telah lama mengenal
Tak segan hati tersenyum sedikit tersipu
Dibalik warna abu-abu
Tersirat keramahan yang tak biasa
Aku memanggilmu lewat angin siang itu
Meski kau tak mendengar
Namun ternyata seruanku
Jauh mengenai hatimu
Takdir ini bukan mauku
Tetapi aku tahu inilah sebuah kesempatan
Lebih dari seratus hari bayangmu naungiku
Tiap angan tak lepas dari harap
Bahwa tatapan yang terlempar
Suatu saat akan hanya milikku
Detak jantungku berdegup
Kala mulut tak mampu berucap
Kini semuanya tak berguna
Terbuang tanpa sisa
Dirimu hanyalah topeng masa lalu
Yang terendap dalam lara
Telah lama mencoba hilangkan
Tetapi kenangan itu terlalu manis
Pertama aku mengenalmu
Pertama aku mengenal rasa
Pertama aku tak mengenal aku
Ya... pertama aku jatuh cinta
Terlihat sosok samar
Seperti telah lama mengenal
Tak segan hati tersenyum sedikit tersipu
Dibalik warna abu-abu
Tersirat keramahan yang tak biasa
Aku memanggilmu lewat angin siang itu
Meski kau tak mendengar
Namun ternyata seruanku
Jauh mengenai hatimu
Takdir ini bukan mauku
Tetapi aku tahu inilah sebuah kesempatan
Lebih dari seratus hari bayangmu naungiku
Tiap angan tak lepas dari harap
Bahwa tatapan yang terlempar
Suatu saat akan hanya milikku
Detak jantungku berdegup
Kala mulut tak mampu berucap
Kini semuanya tak berguna
Terbuang tanpa sisa
Dirimu hanyalah topeng masa lalu
Yang terendap dalam lara
Telah lama mencoba hilangkan
Tetapi kenangan itu terlalu manis
Pertama aku mengenalmu
Pertama aku mengenal rasa
Pertama aku tak mengenal aku
Ya... pertama aku jatuh cinta
Senin, 13 Juni 2011
"Dewasa"
Mengapa semua orang ingin dipahami?
Padahal mereka tak pernah memahami?
Mengapa semua orang ingin disukai?
Padahal mereka kerap menyakiti?
Semua orang pandai menilai hasil perbuatan
Tanpa mau tahu bagaimana seseorang memulai prosesnya
Mereka selalu menganggap semua orang sama
Tanpa bisa melihat perbedaan sekecil apapun
Begitukah manusia dewasa?
Yang tidak mampu mentolerir keterbatasan
Yang selalu gila atas penghargaan diri sendiri
Tanpa bisa memandang kelemahan yang lain
Jika, begitu ...
Aku tidak ingin mejadi dewasa ...
Aku hanya ingin hidup untuk kehidupanku
Aku hanya ingin membanggakan mereka yang tersayang
Atas pencapaianku tanpa label "dewasa"
Memang ini jalan yang dipilih ...
Sudah tak bisa lari dari kenyataan
Tetapi ketika satu kata tak lagi dapat dihargai
Pantaskan ada penyesalan??
Memang sesungguhnya penyesalan bukan akhir
Tetapi bolehkan sedikit saja tuk teteskan air mata
Hanya untuk membuang seluruh rasa lelah ini
Agar esok dapat berdiri kembali dengan tegar
Padahal mereka tak pernah memahami?
Mengapa semua orang ingin disukai?
Padahal mereka kerap menyakiti?
Semua orang pandai menilai hasil perbuatan
Tanpa mau tahu bagaimana seseorang memulai prosesnya
Mereka selalu menganggap semua orang sama
Tanpa bisa melihat perbedaan sekecil apapun
Begitukah manusia dewasa?
Yang tidak mampu mentolerir keterbatasan
Yang selalu gila atas penghargaan diri sendiri
Tanpa bisa memandang kelemahan yang lain
Jika, begitu ...
Aku tidak ingin mejadi dewasa ...
Aku hanya ingin hidup untuk kehidupanku
Aku hanya ingin membanggakan mereka yang tersayang
Atas pencapaianku tanpa label "dewasa"
Memang ini jalan yang dipilih ...
Sudah tak bisa lari dari kenyataan
Tetapi ketika satu kata tak lagi dapat dihargai
Pantaskan ada penyesalan??
Memang sesungguhnya penyesalan bukan akhir
Tetapi bolehkan sedikit saja tuk teteskan air mata
Hanya untuk membuang seluruh rasa lelah ini
Agar esok dapat berdiri kembali dengan tegar
Sabtu, 11 Juni 2011
Gerimis
Gerimis sore tadi
Membawa sedikit getir
Menguatkan raut wajah sendu
Bahwa muram tak lagi terganti
Tenggelam...
Hati dalam ruang sesal tanpa akhir
Terhanyut...
Jiwa dalam desir ombak tanpa henti
Meski hanya lewat dinding biru
Sekilas tampak luka itu masih ada
Maka, jangan paksa dirimu bertahan
Dan jangan berpura-pura dalam lara
Suarakan lebih keras emosimu
Bakar seluruh kegalauanmu
Masa lalu hanya sebuah kesalahan
Yang mungkin seharusnya tak kau rasa
Tak ada daya buatmu lebih kuat
Karena manusia tiada sempurna
Kala berharap waktu kan kembali
Itu pun nyata tak mungkin
Membawa sedikit getir
Menguatkan raut wajah sendu
Bahwa muram tak lagi terganti
Tenggelam...
Hati dalam ruang sesal tanpa akhir
Terhanyut...
Jiwa dalam desir ombak tanpa henti
Meski hanya lewat dinding biru
Sekilas tampak luka itu masih ada
Maka, jangan paksa dirimu bertahan
Dan jangan berpura-pura dalam lara
Suarakan lebih keras emosimu
Bakar seluruh kegalauanmu
Masa lalu hanya sebuah kesalahan
Yang mungkin seharusnya tak kau rasa
Tak ada daya buatmu lebih kuat
Karena manusia tiada sempurna
Kala berharap waktu kan kembali
Itu pun nyata tak mungkin
Langganan:
Postingan (Atom)
Kamis, 23 Juni 2011
Just A Cradle
Terpikir akan mendapat sedikit kekuatan
Nyatanya hanya buai sesaat
Seketika tampak sebuah pencerahan
Namun, kembali buyar bahkan lebih kelam
Harus menumpu pada kaki sendiri
Harus berbagi dalam sedih sendiri
Harus merengkuh oleh tangan sendiri
Harus tertawa meski merintih sendiri
Tak pantaskah mereka diam sementara disisi?
Hingga rasa larut dalam ketenangan
Kau tahu, diri ingin menjelma lagi
Seperti metamorfosis sang kupu-kupu
Agar mampu tebarkan benang bahagia
Agar mampu hapuskan nestapa
Agar mampu mengerang saat lara
Agar mampu mengecap benci
Nyatanya, sebelum seluruhnya sempurna
Penat tak mampu diterjang
Dimana penyemangat itu?
Dimana tujuan hidup itu?
Tak tahu...
Sungguh tidak tahu...
Nyatanya hanya buai sesaat
Seketika tampak sebuah pencerahan
Namun, kembali buyar bahkan lebih kelam
Harus menumpu pada kaki sendiri
Harus berbagi dalam sedih sendiri
Harus merengkuh oleh tangan sendiri
Harus tertawa meski merintih sendiri
Tak pantaskah mereka diam sementara disisi?
Hingga rasa larut dalam ketenangan
Kau tahu, diri ingin menjelma lagi
Seperti metamorfosis sang kupu-kupu
Agar mampu tebarkan benang bahagia
Agar mampu hapuskan nestapa
Agar mampu mengerang saat lara
Agar mampu mengecap benci
Nyatanya, sebelum seluruhnya sempurna
Penat tak mampu diterjang
Dimana penyemangat itu?
Dimana tujuan hidup itu?
Tak tahu...
Sungguh tidak tahu...
Selasa, 14 Juni 2011
Sang Kenangan
Jangan kau salahkan kenangan
Karena dia tak pernah tahu
Bilamana akan terangkai
Dan bagaimana akan tersimpan
Dia hanya tahu dua kata
Pahit...
Manis...
Jangan pernah berpikir akan mencampakan
Karena nyata dia takkan pergi
Atau sekedar menghilang
Hanya tahu untuk tinggal di hati setiap insan
Membuat mereka lebih menghargai hidup
Tanpa menyerah oleh sesal
Begitulah kerja sang kenangan
Bila diperlukan dia tak tampak
Bila tak dihiraukan dia terlihat
Seperti bersit sinar
Seketika memancar terang
Sesaat pula akan meredup
Itulah kenangan...
Karena dia tak pernah tahu
Bilamana akan terangkai
Dan bagaimana akan tersimpan
Dia hanya tahu dua kata
Pahit...
Manis...
Jangan pernah berpikir akan mencampakan
Karena nyata dia takkan pergi
Atau sekedar menghilang
Hanya tahu untuk tinggal di hati setiap insan
Membuat mereka lebih menghargai hidup
Tanpa menyerah oleh sesal
Begitulah kerja sang kenangan
Bila diperlukan dia tak tampak
Bila tak dihiraukan dia terlihat
Seperti bersit sinar
Seketika memancar terang
Sesaat pula akan meredup
Itulah kenangan...
My Fisrt Time
Di sudut mataku
Terlihat sosok samar
Seperti telah lama mengenal
Tak segan hati tersenyum sedikit tersipu
Dibalik warna abu-abu
Tersirat keramahan yang tak biasa
Aku memanggilmu lewat angin siang itu
Meski kau tak mendengar
Namun ternyata seruanku
Jauh mengenai hatimu
Takdir ini bukan mauku
Tetapi aku tahu inilah sebuah kesempatan
Lebih dari seratus hari bayangmu naungiku
Tiap angan tak lepas dari harap
Bahwa tatapan yang terlempar
Suatu saat akan hanya milikku
Detak jantungku berdegup
Kala mulut tak mampu berucap
Kini semuanya tak berguna
Terbuang tanpa sisa
Dirimu hanyalah topeng masa lalu
Yang terendap dalam lara
Telah lama mencoba hilangkan
Tetapi kenangan itu terlalu manis
Pertama aku mengenalmu
Pertama aku mengenal rasa
Pertama aku tak mengenal aku
Ya... pertama aku jatuh cinta
Terlihat sosok samar
Seperti telah lama mengenal
Tak segan hati tersenyum sedikit tersipu
Dibalik warna abu-abu
Tersirat keramahan yang tak biasa
Aku memanggilmu lewat angin siang itu
Meski kau tak mendengar
Namun ternyata seruanku
Jauh mengenai hatimu
Takdir ini bukan mauku
Tetapi aku tahu inilah sebuah kesempatan
Lebih dari seratus hari bayangmu naungiku
Tiap angan tak lepas dari harap
Bahwa tatapan yang terlempar
Suatu saat akan hanya milikku
Detak jantungku berdegup
Kala mulut tak mampu berucap
Kini semuanya tak berguna
Terbuang tanpa sisa
Dirimu hanyalah topeng masa lalu
Yang terendap dalam lara
Telah lama mencoba hilangkan
Tetapi kenangan itu terlalu manis
Pertama aku mengenalmu
Pertama aku mengenal rasa
Pertama aku tak mengenal aku
Ya... pertama aku jatuh cinta
Senin, 13 Juni 2011
"Dewasa"
Mengapa semua orang ingin dipahami?
Padahal mereka tak pernah memahami?
Mengapa semua orang ingin disukai?
Padahal mereka kerap menyakiti?
Semua orang pandai menilai hasil perbuatan
Tanpa mau tahu bagaimana seseorang memulai prosesnya
Mereka selalu menganggap semua orang sama
Tanpa bisa melihat perbedaan sekecil apapun
Begitukah manusia dewasa?
Yang tidak mampu mentolerir keterbatasan
Yang selalu gila atas penghargaan diri sendiri
Tanpa bisa memandang kelemahan yang lain
Jika, begitu ...
Aku tidak ingin mejadi dewasa ...
Aku hanya ingin hidup untuk kehidupanku
Aku hanya ingin membanggakan mereka yang tersayang
Atas pencapaianku tanpa label "dewasa"
Memang ini jalan yang dipilih ...
Sudah tak bisa lari dari kenyataan
Tetapi ketika satu kata tak lagi dapat dihargai
Pantaskan ada penyesalan??
Memang sesungguhnya penyesalan bukan akhir
Tetapi bolehkan sedikit saja tuk teteskan air mata
Hanya untuk membuang seluruh rasa lelah ini
Agar esok dapat berdiri kembali dengan tegar
Padahal mereka tak pernah memahami?
Mengapa semua orang ingin disukai?
Padahal mereka kerap menyakiti?
Semua orang pandai menilai hasil perbuatan
Tanpa mau tahu bagaimana seseorang memulai prosesnya
Mereka selalu menganggap semua orang sama
Tanpa bisa melihat perbedaan sekecil apapun
Begitukah manusia dewasa?
Yang tidak mampu mentolerir keterbatasan
Yang selalu gila atas penghargaan diri sendiri
Tanpa bisa memandang kelemahan yang lain
Jika, begitu ...
Aku tidak ingin mejadi dewasa ...
Aku hanya ingin hidup untuk kehidupanku
Aku hanya ingin membanggakan mereka yang tersayang
Atas pencapaianku tanpa label "dewasa"
Memang ini jalan yang dipilih ...
Sudah tak bisa lari dari kenyataan
Tetapi ketika satu kata tak lagi dapat dihargai
Pantaskan ada penyesalan??
Memang sesungguhnya penyesalan bukan akhir
Tetapi bolehkan sedikit saja tuk teteskan air mata
Hanya untuk membuang seluruh rasa lelah ini
Agar esok dapat berdiri kembali dengan tegar
Sabtu, 11 Juni 2011
Gerimis
Gerimis sore tadi
Membawa sedikit getir
Menguatkan raut wajah sendu
Bahwa muram tak lagi terganti
Tenggelam...
Hati dalam ruang sesal tanpa akhir
Terhanyut...
Jiwa dalam desir ombak tanpa henti
Meski hanya lewat dinding biru
Sekilas tampak luka itu masih ada
Maka, jangan paksa dirimu bertahan
Dan jangan berpura-pura dalam lara
Suarakan lebih keras emosimu
Bakar seluruh kegalauanmu
Masa lalu hanya sebuah kesalahan
Yang mungkin seharusnya tak kau rasa
Tak ada daya buatmu lebih kuat
Karena manusia tiada sempurna
Kala berharap waktu kan kembali
Itu pun nyata tak mungkin
Membawa sedikit getir
Menguatkan raut wajah sendu
Bahwa muram tak lagi terganti
Tenggelam...
Hati dalam ruang sesal tanpa akhir
Terhanyut...
Jiwa dalam desir ombak tanpa henti
Meski hanya lewat dinding biru
Sekilas tampak luka itu masih ada
Maka, jangan paksa dirimu bertahan
Dan jangan berpura-pura dalam lara
Suarakan lebih keras emosimu
Bakar seluruh kegalauanmu
Masa lalu hanya sebuah kesalahan
Yang mungkin seharusnya tak kau rasa
Tak ada daya buatmu lebih kuat
Karena manusia tiada sempurna
Kala berharap waktu kan kembali
Itu pun nyata tak mungkin
Langganan:
Postingan (Atom)