Lelah berteriak dalam basah
Membuat diri seakan gontai
Luruh emosi menyapu kering dan kelam
Hingga bukan hanya waktu yang terasa mati
Namun, hati ini...jiwa ini..
Tak lagi punya arti tuk menggapai mimpi
Berikan aku sepasang sayap putih
Agar dapat lalui biru nan luas
Untuk mencari bintang penunjuk arah
Bagi raga yang tersesat
Tak tahu kemana dan dimana
Akan ku tukarkan sisa rasa yang termiliki
Agar punai pun sudi temani
Setidaknya, tak ada lagi kata "sendiri"
Bila nanti sampai pada akhir dunia
Dapat terus mendengar kicau merdunya
Seiring pencarian atas langkah yang hilang
Ingatkan aku sayang...
Bila nanti ku dapat temukan jejak itu
Akan kubagi setengah hidup ini untukmu
Agar sampai nafas terkahir berhembus
Suaramu selalu bersamaku
Please...
Remind me darling ...
When later I can find that traces
I'll give you this half-life
In order to exhale the last breath
Your voice is always with me
Dialah yang selalu manis tersembunyi dalam setiap lembar kehidupan...sisi lain antara siang dan malam yang selalu berpendar dalam senyum, tawa, dan air mata...
Senin, 29 November 2010
Usaikan Saja (Untuk Terakhir)
Kami terluka...
Jauh lebih dalam dari yang terpikir
Pernahkah bertanya pada nurani?
Kapan kau akan mengakhiri perih ini?
Bila selalu saja terulang kesalahan yang sama
Bila segala caramu kerap rapuhkan hati
Aku tahu...dia tahu
Kau pun tahu
Mohon, usaikan saja sampai di sini
Jangan buatnya terus berurai air mata
Biar rasa sakit itu untukku
Meski rela takkan buatku lebih mudah
Sudah...selesaikan
Aku mohon...kami mohon
Jangan siakan sisa keberanian kami
Untuk melangkah dalam getir
Meski terkadang keyakinan berbalut galau
Percayalah untuk terakhir kali
Kami akan kuat
Ya, kami pasti bisa bertahan
Jauh lebih dalam dari yang terpikir
Pernahkah bertanya pada nurani?
Kapan kau akan mengakhiri perih ini?
Bila selalu saja terulang kesalahan yang sama
Bila segala caramu kerap rapuhkan hati
Aku tahu...dia tahu
Kau pun tahu
Mohon, usaikan saja sampai di sini
Jangan buatnya terus berurai air mata
Biar rasa sakit itu untukku
Meski rela takkan buatku lebih mudah
Sudah...selesaikan
Aku mohon...kami mohon
Jangan siakan sisa keberanian kami
Untuk melangkah dalam getir
Meski terkadang keyakinan berbalut galau
Percayalah untuk terakhir kali
Kami akan kuat
Ya, kami pasti bisa bertahan
Jumat, 12 November 2010
Till The End
Hinakan aku saja..
Untuk mengganti luka itu
Tetapi jangan kau singkirkan aku
Dari ingatanmu
Bahkan hanya untuk membalut rasa bersalahmu
Dan menghindarkan dustaku
Ku ingin hidup tanpa amarah
Jauhi dendam dari derai perih
Yang pernah aku sematkan
Dalam ruang suci itu
Apa yang harus aku perbuat?
Tuk membayar segala risaumu
Tuk mengganti seluruh peluhmu
Yang telah kau alirkan untuk setiap langkahku
Penjarakan aku saja...
Dalam hampa hati
Hingga puas dapat kau raih
Dan kau dapat segera pergi tanpa beban
Nanti, jangan menoleh lagi pada cerita lalu
Biarkan aku yang menjaganya hingga akhir masa
Untuk mengganti luka itu
Tetapi jangan kau singkirkan aku
Dari ingatanmu
Bahkan hanya untuk membalut rasa bersalahmu
Dan menghindarkan dustaku
Ku ingin hidup tanpa amarah
Jauhi dendam dari derai perih
Yang pernah aku sematkan
Dalam ruang suci itu
Apa yang harus aku perbuat?
Tuk membayar segala risaumu
Tuk mengganti seluruh peluhmu
Yang telah kau alirkan untuk setiap langkahku
Penjarakan aku saja...
Dalam hampa hati
Hingga puas dapat kau raih
Dan kau dapat segera pergi tanpa beban
Nanti, jangan menoleh lagi pada cerita lalu
Biarkan aku yang menjaganya hingga akhir masa
Pertama dan Terakhir
Terlalu banyak kesakitan yang telah ditebarkan
Terlalu banyak air mata yang mengalir
Dari mereka...
Tak tahu sedang berpikir apa
Hanya sedikit cemas melanda
Kala terlihat kelam pada mata-mata itu
Jua perasaan bersalah
Yang menyelinap dalam kebisuan
Maaf...
Tak bisa menjadi yang kalian inginkan
Karena hati seolah malaikat pencabut nyawa
Membawa keterpurukan itu kelebihan
Membuat kemurungan itu anugrah
Tanpa tersadar ku mulai lelah
Pada kebimbangan yang tak usai
Dan kemunafikan diri
Maaf...
Itulah kata pertama dan terakhir
Untuk buktikan ku tak seperti dulu
Terlalu banyak air mata yang mengalir
Dari mereka...
Tak tahu sedang berpikir apa
Hanya sedikit cemas melanda
Kala terlihat kelam pada mata-mata itu
Jua perasaan bersalah
Yang menyelinap dalam kebisuan
Maaf...
Tak bisa menjadi yang kalian inginkan
Karena hati seolah malaikat pencabut nyawa
Membawa keterpurukan itu kelebihan
Membuat kemurungan itu anugrah
Tanpa tersadar ku mulai lelah
Pada kebimbangan yang tak usai
Dan kemunafikan diri
Maaf...
Itulah kata pertama dan terakhir
Untuk buktikan ku tak seperti dulu
Kamis, 11 November 2010
"Dunia itu...Duniaku"
Bisakah selalu berada di dunia itu?
Meski hitam namun memberiku cahaya
Meski berliku namun menyenangkan
Meski pahit namun tak terlupakan
Dunia itu berbeda...
Ada mereka yang hidup dengan nafas cinta
Seolah membawaku ikut merasakan
Bagaimana terluka dan jatuh dalam platonis
Dunia itu tak nyata...
Mereka yang memberikan kekuatan
Justru akan lemah dalam fana
Bahkan tak mampu hidup lebih lama
Dunia itu membawa nyawa baru...
Mungkin lebih indah
Karena ada rasa manis yang tercipta
Dalam bulir air mata
Dunia itu...duniaku
Karena berjalan dengan jiwaku
Juga segala asa yang terangkum
Melekat erat tak terpisahkan
Dunia itu tak seutuhnya milikku
Karena memang tak ada keabadian
Segalanya hanya sementara
Ketika tersadar segalanya pun musnah
Meski hitam namun memberiku cahaya
Meski berliku namun menyenangkan
Meski pahit namun tak terlupakan
Dunia itu berbeda...
Ada mereka yang hidup dengan nafas cinta
Seolah membawaku ikut merasakan
Bagaimana terluka dan jatuh dalam platonis
Dunia itu tak nyata...
Mereka yang memberikan kekuatan
Justru akan lemah dalam fana
Bahkan tak mampu hidup lebih lama
Dunia itu membawa nyawa baru...
Mungkin lebih indah
Karena ada rasa manis yang tercipta
Dalam bulir air mata
Dunia itu...duniaku
Karena berjalan dengan jiwaku
Juga segala asa yang terangkum
Melekat erat tak terpisahkan
Dunia itu tak seutuhnya milikku
Karena memang tak ada keabadian
Segalanya hanya sementara
Ketika tersadar segalanya pun musnah
Hanya Untuk Aku
Mengapa ku baru merasa hidup...?
Setelah lelah bersimpuh dalam angan
Terhanyut tawa sendiri
Kadang tangis mengiringi
Jua senyum hangatkan hati
Seribu bayang-bayang keindahan
Akan dia, mereka, dan cinta
Bagai sebuah selimut sepiku
Nurani bergejolak tak henti
Ingin rasanya tuk sesaat hentikan waktu
Biarkan aku larut lebih dalam
Tetapi sungguh tak mampu
Aku bahagia seperti ini...
Merasa ingin hidup lebih lama
Agar suatu saat dapat merasakan
Sentuhan kasih dalam kalbu
Sinaran angkuh yang erat memeluk diri
Dan lembut suara yang kuatkan rapuhku
Bilamana kan terjadi...?
Aku benar tak tahu..
Arti kata "kapan" dan "dimana"
Cukup hanya percaya
Bahwa masa kan membawaku pada suka
Yang hanya milikku..hanya untuk aku
:)
Setelah lelah bersimpuh dalam angan
Terhanyut tawa sendiri
Kadang tangis mengiringi
Jua senyum hangatkan hati
Seribu bayang-bayang keindahan
Akan dia, mereka, dan cinta
Bagai sebuah selimut sepiku
Nurani bergejolak tak henti
Ingin rasanya tuk sesaat hentikan waktu
Biarkan aku larut lebih dalam
Tetapi sungguh tak mampu
Aku bahagia seperti ini...
Merasa ingin hidup lebih lama
Agar suatu saat dapat merasakan
Sentuhan kasih dalam kalbu
Sinaran angkuh yang erat memeluk diri
Dan lembut suara yang kuatkan rapuhku
Bilamana kan terjadi...?
Aku benar tak tahu..
Arti kata "kapan" dan "dimana"
Cukup hanya percaya
Bahwa masa kan membawaku pada suka
Yang hanya milikku..hanya untuk aku
:)
Langganan:
Postingan (Atom)
Senin, 29 November 2010
Always With Me
Lelah berteriak dalam basah
Membuat diri seakan gontai
Luruh emosi menyapu kering dan kelam
Hingga bukan hanya waktu yang terasa mati
Namun, hati ini...jiwa ini..
Tak lagi punya arti tuk menggapai mimpi
Berikan aku sepasang sayap putih
Agar dapat lalui biru nan luas
Untuk mencari bintang penunjuk arah
Bagi raga yang tersesat
Tak tahu kemana dan dimana
Akan ku tukarkan sisa rasa yang termiliki
Agar punai pun sudi temani
Setidaknya, tak ada lagi kata "sendiri"
Bila nanti sampai pada akhir dunia
Dapat terus mendengar kicau merdunya
Seiring pencarian atas langkah yang hilang
Ingatkan aku sayang...
Bila nanti ku dapat temukan jejak itu
Akan kubagi setengah hidup ini untukmu
Agar sampai nafas terkahir berhembus
Suaramu selalu bersamaku
Please...
Remind me darling ...
When later I can find that traces
I'll give you this half-life
In order to exhale the last breath
Your voice is always with me
Membuat diri seakan gontai
Luruh emosi menyapu kering dan kelam
Hingga bukan hanya waktu yang terasa mati
Namun, hati ini...jiwa ini..
Tak lagi punya arti tuk menggapai mimpi
Berikan aku sepasang sayap putih
Agar dapat lalui biru nan luas
Untuk mencari bintang penunjuk arah
Bagi raga yang tersesat
Tak tahu kemana dan dimana
Akan ku tukarkan sisa rasa yang termiliki
Agar punai pun sudi temani
Setidaknya, tak ada lagi kata "sendiri"
Bila nanti sampai pada akhir dunia
Dapat terus mendengar kicau merdunya
Seiring pencarian atas langkah yang hilang
Ingatkan aku sayang...
Bila nanti ku dapat temukan jejak itu
Akan kubagi setengah hidup ini untukmu
Agar sampai nafas terkahir berhembus
Suaramu selalu bersamaku
Please...
Remind me darling ...
When later I can find that traces
I'll give you this half-life
In order to exhale the last breath
Your voice is always with me
Usaikan Saja (Untuk Terakhir)
Kami terluka...
Jauh lebih dalam dari yang terpikir
Pernahkah bertanya pada nurani?
Kapan kau akan mengakhiri perih ini?
Bila selalu saja terulang kesalahan yang sama
Bila segala caramu kerap rapuhkan hati
Aku tahu...dia tahu
Kau pun tahu
Mohon, usaikan saja sampai di sini
Jangan buatnya terus berurai air mata
Biar rasa sakit itu untukku
Meski rela takkan buatku lebih mudah
Sudah...selesaikan
Aku mohon...kami mohon
Jangan siakan sisa keberanian kami
Untuk melangkah dalam getir
Meski terkadang keyakinan berbalut galau
Percayalah untuk terakhir kali
Kami akan kuat
Ya, kami pasti bisa bertahan
Jauh lebih dalam dari yang terpikir
Pernahkah bertanya pada nurani?
Kapan kau akan mengakhiri perih ini?
Bila selalu saja terulang kesalahan yang sama
Bila segala caramu kerap rapuhkan hati
Aku tahu...dia tahu
Kau pun tahu
Mohon, usaikan saja sampai di sini
Jangan buatnya terus berurai air mata
Biar rasa sakit itu untukku
Meski rela takkan buatku lebih mudah
Sudah...selesaikan
Aku mohon...kami mohon
Jangan siakan sisa keberanian kami
Untuk melangkah dalam getir
Meski terkadang keyakinan berbalut galau
Percayalah untuk terakhir kali
Kami akan kuat
Ya, kami pasti bisa bertahan
Jumat, 12 November 2010
Till The End
Hinakan aku saja..
Untuk mengganti luka itu
Tetapi jangan kau singkirkan aku
Dari ingatanmu
Bahkan hanya untuk membalut rasa bersalahmu
Dan menghindarkan dustaku
Ku ingin hidup tanpa amarah
Jauhi dendam dari derai perih
Yang pernah aku sematkan
Dalam ruang suci itu
Apa yang harus aku perbuat?
Tuk membayar segala risaumu
Tuk mengganti seluruh peluhmu
Yang telah kau alirkan untuk setiap langkahku
Penjarakan aku saja...
Dalam hampa hati
Hingga puas dapat kau raih
Dan kau dapat segera pergi tanpa beban
Nanti, jangan menoleh lagi pada cerita lalu
Biarkan aku yang menjaganya hingga akhir masa
Untuk mengganti luka itu
Tetapi jangan kau singkirkan aku
Dari ingatanmu
Bahkan hanya untuk membalut rasa bersalahmu
Dan menghindarkan dustaku
Ku ingin hidup tanpa amarah
Jauhi dendam dari derai perih
Yang pernah aku sematkan
Dalam ruang suci itu
Apa yang harus aku perbuat?
Tuk membayar segala risaumu
Tuk mengganti seluruh peluhmu
Yang telah kau alirkan untuk setiap langkahku
Penjarakan aku saja...
Dalam hampa hati
Hingga puas dapat kau raih
Dan kau dapat segera pergi tanpa beban
Nanti, jangan menoleh lagi pada cerita lalu
Biarkan aku yang menjaganya hingga akhir masa
Pertama dan Terakhir
Terlalu banyak kesakitan yang telah ditebarkan
Terlalu banyak air mata yang mengalir
Dari mereka...
Tak tahu sedang berpikir apa
Hanya sedikit cemas melanda
Kala terlihat kelam pada mata-mata itu
Jua perasaan bersalah
Yang menyelinap dalam kebisuan
Maaf...
Tak bisa menjadi yang kalian inginkan
Karena hati seolah malaikat pencabut nyawa
Membawa keterpurukan itu kelebihan
Membuat kemurungan itu anugrah
Tanpa tersadar ku mulai lelah
Pada kebimbangan yang tak usai
Dan kemunafikan diri
Maaf...
Itulah kata pertama dan terakhir
Untuk buktikan ku tak seperti dulu
Terlalu banyak air mata yang mengalir
Dari mereka...
Tak tahu sedang berpikir apa
Hanya sedikit cemas melanda
Kala terlihat kelam pada mata-mata itu
Jua perasaan bersalah
Yang menyelinap dalam kebisuan
Maaf...
Tak bisa menjadi yang kalian inginkan
Karena hati seolah malaikat pencabut nyawa
Membawa keterpurukan itu kelebihan
Membuat kemurungan itu anugrah
Tanpa tersadar ku mulai lelah
Pada kebimbangan yang tak usai
Dan kemunafikan diri
Maaf...
Itulah kata pertama dan terakhir
Untuk buktikan ku tak seperti dulu
Kamis, 11 November 2010
"Dunia itu...Duniaku"
Bisakah selalu berada di dunia itu?
Meski hitam namun memberiku cahaya
Meski berliku namun menyenangkan
Meski pahit namun tak terlupakan
Dunia itu berbeda...
Ada mereka yang hidup dengan nafas cinta
Seolah membawaku ikut merasakan
Bagaimana terluka dan jatuh dalam platonis
Dunia itu tak nyata...
Mereka yang memberikan kekuatan
Justru akan lemah dalam fana
Bahkan tak mampu hidup lebih lama
Dunia itu membawa nyawa baru...
Mungkin lebih indah
Karena ada rasa manis yang tercipta
Dalam bulir air mata
Dunia itu...duniaku
Karena berjalan dengan jiwaku
Juga segala asa yang terangkum
Melekat erat tak terpisahkan
Dunia itu tak seutuhnya milikku
Karena memang tak ada keabadian
Segalanya hanya sementara
Ketika tersadar segalanya pun musnah
Meski hitam namun memberiku cahaya
Meski berliku namun menyenangkan
Meski pahit namun tak terlupakan
Dunia itu berbeda...
Ada mereka yang hidup dengan nafas cinta
Seolah membawaku ikut merasakan
Bagaimana terluka dan jatuh dalam platonis
Dunia itu tak nyata...
Mereka yang memberikan kekuatan
Justru akan lemah dalam fana
Bahkan tak mampu hidup lebih lama
Dunia itu membawa nyawa baru...
Mungkin lebih indah
Karena ada rasa manis yang tercipta
Dalam bulir air mata
Dunia itu...duniaku
Karena berjalan dengan jiwaku
Juga segala asa yang terangkum
Melekat erat tak terpisahkan
Dunia itu tak seutuhnya milikku
Karena memang tak ada keabadian
Segalanya hanya sementara
Ketika tersadar segalanya pun musnah
Hanya Untuk Aku
Mengapa ku baru merasa hidup...?
Setelah lelah bersimpuh dalam angan
Terhanyut tawa sendiri
Kadang tangis mengiringi
Jua senyum hangatkan hati
Seribu bayang-bayang keindahan
Akan dia, mereka, dan cinta
Bagai sebuah selimut sepiku
Nurani bergejolak tak henti
Ingin rasanya tuk sesaat hentikan waktu
Biarkan aku larut lebih dalam
Tetapi sungguh tak mampu
Aku bahagia seperti ini...
Merasa ingin hidup lebih lama
Agar suatu saat dapat merasakan
Sentuhan kasih dalam kalbu
Sinaran angkuh yang erat memeluk diri
Dan lembut suara yang kuatkan rapuhku
Bilamana kan terjadi...?
Aku benar tak tahu..
Arti kata "kapan" dan "dimana"
Cukup hanya percaya
Bahwa masa kan membawaku pada suka
Yang hanya milikku..hanya untuk aku
:)
Setelah lelah bersimpuh dalam angan
Terhanyut tawa sendiri
Kadang tangis mengiringi
Jua senyum hangatkan hati
Seribu bayang-bayang keindahan
Akan dia, mereka, dan cinta
Bagai sebuah selimut sepiku
Nurani bergejolak tak henti
Ingin rasanya tuk sesaat hentikan waktu
Biarkan aku larut lebih dalam
Tetapi sungguh tak mampu
Aku bahagia seperti ini...
Merasa ingin hidup lebih lama
Agar suatu saat dapat merasakan
Sentuhan kasih dalam kalbu
Sinaran angkuh yang erat memeluk diri
Dan lembut suara yang kuatkan rapuhku
Bilamana kan terjadi...?
Aku benar tak tahu..
Arti kata "kapan" dan "dimana"
Cukup hanya percaya
Bahwa masa kan membawaku pada suka
Yang hanya milikku..hanya untuk aku
:)
Langganan:
Postingan (Atom)