Mengapa kau tarik aku dalam hitam?
Jika tak mampu kau berikan putih itu
Mengapa tak biarkan aku lebur bersama keduanya?
Hingga abu-abu...
Jangan libatkan mereka yang tak mengerti
Karena dunia antara kita berbeda
Dan hanya kau yang tahu
Bagaimana penawar itu diciptakan
Alam tempat aku berpijak
Kini, telah usang...sebentar lagi gelap merajai
Tak ada matahari baru
Yang kan membuatnya bersinar
Hanya mampu menunggu
Bilamana kutemukan sedikit terang
Seperti pelangi sehabis hujan
Agar jiwaku kemali berwarna
Dialah yang selalu manis tersembunyi dalam setiap lembar kehidupan...sisi lain antara siang dan malam yang selalu berpendar dalam senyum, tawa, dan air mata...
Senin, 07 Juni 2010
The Conscience
Mungkin benar adanya
Masih ada setetes rasa itu
Yang mengendap di relung terdalam
Tak ikut luruh bersama butir-butir sesal
Entah bagaimana menyadarinya
Terkadang ada ragu dan yakin
Melintas dalam pikir yang tak lagi pasti
Membuat diri seolah tanpa daya
Serasa ingin menghentikan waktu
Lalu meleburkan tangis pada ruangnya
Dan apabila masa kembali berputar
Tak ada yang kan melihat pedih hati ini
Kerapuhan selamanya tetap sama
Terkadang mampu tegar
Meskipun sungguhnya lemah
Terkapar dalam kemunafikan
Maafkan diri yang begini mudah
Berganti wajah
Hingga seiring hari berganti
Semakin tak tahu siapa? dimana?
Masih ada setetes rasa itu
Yang mengendap di relung terdalam
Tak ikut luruh bersama butir-butir sesal
Entah bagaimana menyadarinya
Terkadang ada ragu dan yakin
Melintas dalam pikir yang tak lagi pasti
Membuat diri seolah tanpa daya
Serasa ingin menghentikan waktu
Lalu meleburkan tangis pada ruangnya
Dan apabila masa kembali berputar
Tak ada yang kan melihat pedih hati ini
Kerapuhan selamanya tetap sama
Terkadang mampu tegar
Meskipun sungguhnya lemah
Terkapar dalam kemunafikan
Maafkan diri yang begini mudah
Berganti wajah
Hingga seiring hari berganti
Semakin tak tahu siapa? dimana?
Minggu, 06 Juni 2010
Mengertilah...
Ketika mereka bicara tentang bahagia
Tak terbersit lagi bagaimana rasa itu
Bertubi-tubi luka telah digoreskan
Hingga aku mati rasa
Serpihan perih ini
Tak akan pernah hilang
Sebelum lembaran itu tertutup
Dalam kantung kesalahan masa lalu
Hanya mampu sedikit bersuara
Cukup sudah...
Tak ingin lagi aku berlari
Dengan langkah yang tenang
Tak jua ingin aku terhenti
Pada pijakan yang samar
Mohon dengan sangat
Mengertilah...
Hilangkan sakit ini secepatnya
Sadarlah sejenak meski enggan
Agar segala beban dapat terenggut
Bersama akar-akar kesedihan
Ku mohon sekali saja
Tuk pahami diri ini lebih dalam...
Tak terbersit lagi bagaimana rasa itu
Bertubi-tubi luka telah digoreskan
Hingga aku mati rasa
Serpihan perih ini
Tak akan pernah hilang
Sebelum lembaran itu tertutup
Dalam kantung kesalahan masa lalu
Hanya mampu sedikit bersuara
Cukup sudah...
Tak ingin lagi aku berlari
Dengan langkah yang tenang
Tak jua ingin aku terhenti
Pada pijakan yang samar
Mohon dengan sangat
Mengertilah...
Hilangkan sakit ini secepatnya
Sadarlah sejenak meski enggan
Agar segala beban dapat terenggut
Bersama akar-akar kesedihan
Ku mohon sekali saja
Tuk pahami diri ini lebih dalam...
Bertahan...
Setelah lama menanti dalam sendiri
Datang juga rasa yang sudah lama tidak aku nikmati
Mungkin terlalu lupa tertawa
Hingga lupa cara meresapi kepedihan
Aku yang terlanjur menyukai
Tidak pernah bisa melenyapkan rasa itu
Selagi sayang itu masih tersanding indah untukku
Di dalam hatimu
Namun, malam ini ku rasa berbeda
Tempat yang dulu hangat
Kini terasa dingin menggetarkan
Membuat pilu dan tangis beriringan
Aku menerima segala yang telah ku mulai
Dan takkan pernah kumusnahkan dengan tanganku
Aku pasrah dengan jalan Tuhan
Dan takkan pernah kuingkari oleh kehendakku
Luka pertama ini kau yang buat
Dan akan ku abaikan
Hingga kau buat luka yang lebih besar lagi
Mungkin saat itu aku tak bisa bertahan
Maka, selagi waktu ini masih panjang
Aku mohon bertahanlah
Seperti pertahanan yang ku buat untukku
Karena aku tak ingin kehilanganmu secepat ini
From: My Diary 25 April 10
Datang juga rasa yang sudah lama tidak aku nikmati
Mungkin terlalu lupa tertawa
Hingga lupa cara meresapi kepedihan
Aku yang terlanjur menyukai
Tidak pernah bisa melenyapkan rasa itu
Selagi sayang itu masih tersanding indah untukku
Di dalam hatimu
Namun, malam ini ku rasa berbeda
Tempat yang dulu hangat
Kini terasa dingin menggetarkan
Membuat pilu dan tangis beriringan
Aku menerima segala yang telah ku mulai
Dan takkan pernah kumusnahkan dengan tanganku
Aku pasrah dengan jalan Tuhan
Dan takkan pernah kuingkari oleh kehendakku
Luka pertama ini kau yang buat
Dan akan ku abaikan
Hingga kau buat luka yang lebih besar lagi
Mungkin saat itu aku tak bisa bertahan
Maka, selagi waktu ini masih panjang
Aku mohon bertahanlah
Seperti pertahanan yang ku buat untukku
Karena aku tak ingin kehilanganmu secepat ini
From: My Diary 25 April 10
Be "Me"
Orang bisa melihat ku tersenyum
Karena aku selalu tersenyum
Yang tidak mereka tahu adalah perih
Luka dalam hati ini..
Setiap waktu yang ada hanya canda
Tanpa mereka tahu
Bahwa aku selalu menangis
Di saat mereka tak ada
Tawaku tak pernah diragukan
Tetapi rasaku tak pernah dihiraukan
Apakah begitu cara mereka menyukaiku?
Apakah begitu cara mereka menghargaiku?
Aku tak biasa mengobral kata
Hanya tindakan mampu aku lakukan
Salahkah aku yang seperti itu?
Salahkah aku yang seolah tak peduli?
Aku tak bisa menjadi yang lain
Karena aku adalah aku
Maka mohon mengerti sekali saja
Dan biarkan aku menjadi diriku
Karena aku selalu tersenyum
Yang tidak mereka tahu adalah perih
Luka dalam hati ini..
Setiap waktu yang ada hanya canda
Tanpa mereka tahu
Bahwa aku selalu menangis
Di saat mereka tak ada
Tawaku tak pernah diragukan
Tetapi rasaku tak pernah dihiraukan
Apakah begitu cara mereka menyukaiku?
Apakah begitu cara mereka menghargaiku?
Aku tak biasa mengobral kata
Hanya tindakan mampu aku lakukan
Salahkah aku yang seperti itu?
Salahkah aku yang seolah tak peduli?
Aku tak bisa menjadi yang lain
Karena aku adalah aku
Maka mohon mengerti sekali saja
Dan biarkan aku menjadi diriku
Langganan:
Postingan (Atom)
Senin, 07 Juni 2010
Hitam-Putih
Mengapa kau tarik aku dalam hitam?
Jika tak mampu kau berikan putih itu
Mengapa tak biarkan aku lebur bersama keduanya?
Hingga abu-abu...
Jangan libatkan mereka yang tak mengerti
Karena dunia antara kita berbeda
Dan hanya kau yang tahu
Bagaimana penawar itu diciptakan
Alam tempat aku berpijak
Kini, telah usang...sebentar lagi gelap merajai
Tak ada matahari baru
Yang kan membuatnya bersinar
Hanya mampu menunggu
Bilamana kutemukan sedikit terang
Seperti pelangi sehabis hujan
Agar jiwaku kemali berwarna
Jika tak mampu kau berikan putih itu
Mengapa tak biarkan aku lebur bersama keduanya?
Hingga abu-abu...
Jangan libatkan mereka yang tak mengerti
Karena dunia antara kita berbeda
Dan hanya kau yang tahu
Bagaimana penawar itu diciptakan
Alam tempat aku berpijak
Kini, telah usang...sebentar lagi gelap merajai
Tak ada matahari baru
Yang kan membuatnya bersinar
Hanya mampu menunggu
Bilamana kutemukan sedikit terang
Seperti pelangi sehabis hujan
Agar jiwaku kemali berwarna
The Conscience
Mungkin benar adanya
Masih ada setetes rasa itu
Yang mengendap di relung terdalam
Tak ikut luruh bersama butir-butir sesal
Entah bagaimana menyadarinya
Terkadang ada ragu dan yakin
Melintas dalam pikir yang tak lagi pasti
Membuat diri seolah tanpa daya
Serasa ingin menghentikan waktu
Lalu meleburkan tangis pada ruangnya
Dan apabila masa kembali berputar
Tak ada yang kan melihat pedih hati ini
Kerapuhan selamanya tetap sama
Terkadang mampu tegar
Meskipun sungguhnya lemah
Terkapar dalam kemunafikan
Maafkan diri yang begini mudah
Berganti wajah
Hingga seiring hari berganti
Semakin tak tahu siapa? dimana?
Masih ada setetes rasa itu
Yang mengendap di relung terdalam
Tak ikut luruh bersama butir-butir sesal
Entah bagaimana menyadarinya
Terkadang ada ragu dan yakin
Melintas dalam pikir yang tak lagi pasti
Membuat diri seolah tanpa daya
Serasa ingin menghentikan waktu
Lalu meleburkan tangis pada ruangnya
Dan apabila masa kembali berputar
Tak ada yang kan melihat pedih hati ini
Kerapuhan selamanya tetap sama
Terkadang mampu tegar
Meskipun sungguhnya lemah
Terkapar dalam kemunafikan
Maafkan diri yang begini mudah
Berganti wajah
Hingga seiring hari berganti
Semakin tak tahu siapa? dimana?
Minggu, 06 Juni 2010
Mengertilah...
Ketika mereka bicara tentang bahagia
Tak terbersit lagi bagaimana rasa itu
Bertubi-tubi luka telah digoreskan
Hingga aku mati rasa
Serpihan perih ini
Tak akan pernah hilang
Sebelum lembaran itu tertutup
Dalam kantung kesalahan masa lalu
Hanya mampu sedikit bersuara
Cukup sudah...
Tak ingin lagi aku berlari
Dengan langkah yang tenang
Tak jua ingin aku terhenti
Pada pijakan yang samar
Mohon dengan sangat
Mengertilah...
Hilangkan sakit ini secepatnya
Sadarlah sejenak meski enggan
Agar segala beban dapat terenggut
Bersama akar-akar kesedihan
Ku mohon sekali saja
Tuk pahami diri ini lebih dalam...
Tak terbersit lagi bagaimana rasa itu
Bertubi-tubi luka telah digoreskan
Hingga aku mati rasa
Serpihan perih ini
Tak akan pernah hilang
Sebelum lembaran itu tertutup
Dalam kantung kesalahan masa lalu
Hanya mampu sedikit bersuara
Cukup sudah...
Tak ingin lagi aku berlari
Dengan langkah yang tenang
Tak jua ingin aku terhenti
Pada pijakan yang samar
Mohon dengan sangat
Mengertilah...
Hilangkan sakit ini secepatnya
Sadarlah sejenak meski enggan
Agar segala beban dapat terenggut
Bersama akar-akar kesedihan
Ku mohon sekali saja
Tuk pahami diri ini lebih dalam...
Bertahan...
Setelah lama menanti dalam sendiri
Datang juga rasa yang sudah lama tidak aku nikmati
Mungkin terlalu lupa tertawa
Hingga lupa cara meresapi kepedihan
Aku yang terlanjur menyukai
Tidak pernah bisa melenyapkan rasa itu
Selagi sayang itu masih tersanding indah untukku
Di dalam hatimu
Namun, malam ini ku rasa berbeda
Tempat yang dulu hangat
Kini terasa dingin menggetarkan
Membuat pilu dan tangis beriringan
Aku menerima segala yang telah ku mulai
Dan takkan pernah kumusnahkan dengan tanganku
Aku pasrah dengan jalan Tuhan
Dan takkan pernah kuingkari oleh kehendakku
Luka pertama ini kau yang buat
Dan akan ku abaikan
Hingga kau buat luka yang lebih besar lagi
Mungkin saat itu aku tak bisa bertahan
Maka, selagi waktu ini masih panjang
Aku mohon bertahanlah
Seperti pertahanan yang ku buat untukku
Karena aku tak ingin kehilanganmu secepat ini
From: My Diary 25 April 10
Datang juga rasa yang sudah lama tidak aku nikmati
Mungkin terlalu lupa tertawa
Hingga lupa cara meresapi kepedihan
Aku yang terlanjur menyukai
Tidak pernah bisa melenyapkan rasa itu
Selagi sayang itu masih tersanding indah untukku
Di dalam hatimu
Namun, malam ini ku rasa berbeda
Tempat yang dulu hangat
Kini terasa dingin menggetarkan
Membuat pilu dan tangis beriringan
Aku menerima segala yang telah ku mulai
Dan takkan pernah kumusnahkan dengan tanganku
Aku pasrah dengan jalan Tuhan
Dan takkan pernah kuingkari oleh kehendakku
Luka pertama ini kau yang buat
Dan akan ku abaikan
Hingga kau buat luka yang lebih besar lagi
Mungkin saat itu aku tak bisa bertahan
Maka, selagi waktu ini masih panjang
Aku mohon bertahanlah
Seperti pertahanan yang ku buat untukku
Karena aku tak ingin kehilanganmu secepat ini
From: My Diary 25 April 10
Be "Me"
Orang bisa melihat ku tersenyum
Karena aku selalu tersenyum
Yang tidak mereka tahu adalah perih
Luka dalam hati ini..
Setiap waktu yang ada hanya canda
Tanpa mereka tahu
Bahwa aku selalu menangis
Di saat mereka tak ada
Tawaku tak pernah diragukan
Tetapi rasaku tak pernah dihiraukan
Apakah begitu cara mereka menyukaiku?
Apakah begitu cara mereka menghargaiku?
Aku tak biasa mengobral kata
Hanya tindakan mampu aku lakukan
Salahkah aku yang seperti itu?
Salahkah aku yang seolah tak peduli?
Aku tak bisa menjadi yang lain
Karena aku adalah aku
Maka mohon mengerti sekali saja
Dan biarkan aku menjadi diriku
Karena aku selalu tersenyum
Yang tidak mereka tahu adalah perih
Luka dalam hati ini..
Setiap waktu yang ada hanya canda
Tanpa mereka tahu
Bahwa aku selalu menangis
Di saat mereka tak ada
Tawaku tak pernah diragukan
Tetapi rasaku tak pernah dihiraukan
Apakah begitu cara mereka menyukaiku?
Apakah begitu cara mereka menghargaiku?
Aku tak biasa mengobral kata
Hanya tindakan mampu aku lakukan
Salahkah aku yang seperti itu?
Salahkah aku yang seolah tak peduli?
Aku tak bisa menjadi yang lain
Karena aku adalah aku
Maka mohon mengerti sekali saja
Dan biarkan aku menjadi diriku
Langganan:
Postingan (Atom)