Ketika cinta tak membiarkan
Sayapnya terluka
Dia akan terbang perlahan
Mengikuti hembusan nada-nada ketulusan
Tanpa ingin berpaling tuk meninggalkan
Mereka yang tak berdaya
Karena kekuatan telah hilang
Terkadang dia menaruh jejak
Di atas gumpalan awan putih
Agar bila suatu saat tersesat
Dapat kembali pulang
Dan mampu rebahkan lelah
Dalam hangatnya peraduan
Ketika cinta ingin dipahami
Dia akan berlari
Menelusuri langkahnya di masa lalu
Berusaha mencari bayangan
Yang pernah tersimpan
Dalam buku hitam yang berjudul
"Kenangan"
Kemudian,
Dia akan memainkan harpha
Memetiknya dengan lembut
Serta menyenandungkan shimponi surga
Yang sarat akan asa
Juga harapan
Cinta...
Begitulah adanya
Dia yang tak pernah menyerah meski tak tahu awalnya
Dia yang terus bertahan meski tak tahu akhirnya
Dia tak mengenal batas
Dia pun tak mengenal perbedaan
Dialah yang selalu manis tersembunyi dalam setiap lembar kehidupan...sisi lain antara siang dan malam yang selalu berpendar dalam senyum, tawa, dan air mata...
Selasa, 30 Juni 2009
Minggu, 28 Juni 2009
Mimpi yang Sempurna
Angin masa lalu
Kembali berhembus lekat dalam angan
Menebarkan kembali berkas-berkas kisah
Yang pernah terlewati
Bersama yang terkenang
Sekuat rasa lepaskan asa
Tak berarti segalanya berakhir
Karena segala yang tersisa
Dalam hati ini
Merupakan mimpi yang sempurna
Pernah merasakan bahagia
Pernah merasakan sedih
Pernah merasakan canda
Pernah jua merasakan tersakiti
Tuhan...
Mungkinkah masa itu akan terulang?
Mungkinkah jalan dihadapan bercerita tentangnya?
Padahal batin pun seolah berteriak
Sungguh tak mungkin!!
Meski nyatanya harapan telah mati
Keyakinan tak pernah terhenti
Tuk menemukan
"Dia" yang terbaik untuk masa depan
by: Dhyani Prita
This poem is dedicated for my close friend "R"
Kembali berhembus lekat dalam angan
Menebarkan kembali berkas-berkas kisah
Yang pernah terlewati
Bersama yang terkenang
Sekuat rasa lepaskan asa
Tak berarti segalanya berakhir
Karena segala yang tersisa
Dalam hati ini
Merupakan mimpi yang sempurna
Pernah merasakan bahagia
Pernah merasakan sedih
Pernah merasakan canda
Pernah jua merasakan tersakiti
Tuhan...
Mungkinkah masa itu akan terulang?
Mungkinkah jalan dihadapan bercerita tentangnya?
Padahal batin pun seolah berteriak
Sungguh tak mungkin!!
Meski nyatanya harapan telah mati
Keyakinan tak pernah terhenti
Tuk menemukan
"Dia" yang terbaik untuk masa depan
by: Dhyani Prita
This poem is dedicated for my close friend "R"
Hanya Padamu, Hanya Untukmu
Pernah aku merasa gundah
Seperti pipit yang hilang arah
Terbang perlahan tak temukan
Tempat untuk singgah dalam damai
Pernah aku merasa resah
Kala mendung tak dapat ku bendung
Hingga hati basah
Oleh rintihan rasa yang dalam
Namun, sejenak segala keluh musnah
Kesah pun menguap seperti buih-buih
Satu persatu lenyap di udara
Menyatu bersama sukma yang melemah
Kau tahu?
Semua ini karena bayangmu
Yang menyentuh keyakinanku
Membangkitkan seluruh semangat juangku
Hingga kini...
Aku bisa berdiri tegar
Menatapmu dari kejauhan
Memberikan senyum terindah
Hanya untukmu
Hanya untuk mengucapkan
Terimakasihku
Padamu
Hanya untukmu...
Seperti pipit yang hilang arah
Terbang perlahan tak temukan
Tempat untuk singgah dalam damai
Pernah aku merasa resah
Kala mendung tak dapat ku bendung
Hingga hati basah
Oleh rintihan rasa yang dalam
Namun, sejenak segala keluh musnah
Kesah pun menguap seperti buih-buih
Satu persatu lenyap di udara
Menyatu bersama sukma yang melemah
Kau tahu?
Semua ini karena bayangmu
Yang menyentuh keyakinanku
Membangkitkan seluruh semangat juangku
Hingga kini...
Aku bisa berdiri tegar
Menatapmu dari kejauhan
Memberikan senyum terindah
Hanya untukmu
Hanya untuk mengucapkan
Terimakasihku
Padamu
Hanya untukmu...
Sabtu, 27 Juni 2009
ASA
Dimensi telah berganti
Mengiringi titah dalam kitab kehidupan
Yang semakin sulit tuk dimengerti
Nafas cinta tak pernah berhenti
Menyatu dalam senandung rindu
Sejak pintu hati terbuka
Hingga saat ini,
Tiada mungkin tertutup lagi
Firasat ini mungkin pernah salah
Tetapi rasa selalu berkata benar
Meyakinkan nurani untuk bersumpah
Saat asmara membelenggu jiwa
Dusta yang pernah terucap
Bukan sungguhnya ingin tersampaikan
Karena butiran kasih ini
Memang tulus tercipta
Bila dapat memulai lembaran baru
Bolehkah memilih jalan yang ingin dilalui?
Karea hanya dengan seseorang
Hampa ini sirna
Bolehkah pinta ini terwujud?
Andai ada satu kesempatan
Meski kenyataan kini
Senyum tak pernah lepas
Dari lekatnya kepedihan
Mengiringi titah dalam kitab kehidupan
Yang semakin sulit tuk dimengerti
Nafas cinta tak pernah berhenti
Menyatu dalam senandung rindu
Sejak pintu hati terbuka
Hingga saat ini,
Tiada mungkin tertutup lagi
Firasat ini mungkin pernah salah
Tetapi rasa selalu berkata benar
Meyakinkan nurani untuk bersumpah
Saat asmara membelenggu jiwa
Dusta yang pernah terucap
Bukan sungguhnya ingin tersampaikan
Karena butiran kasih ini
Memang tulus tercipta
Bila dapat memulai lembaran baru
Bolehkah memilih jalan yang ingin dilalui?
Karea hanya dengan seseorang
Hampa ini sirna
Bolehkah pinta ini terwujud?
Andai ada satu kesempatan
Meski kenyataan kini
Senyum tak pernah lepas
Dari lekatnya kepedihan
Jumat, 26 Juni 2009
Yang Tak Terganti
Dawai hati bergetar sekali lagi
Saat kupandang gambar-gambar maya
Yang melukiskan kehidupan
Tentangnya yang terpatri di hati
Sebagian diri berbunga
Tetapi sebagian terasa pilu
Setelah bertahun-tahun usang
Akhirnya kenangan itu kembali bersinar
Tiada yang berubah dari rasa ini
Selalu memberikan tahta teritinggi
Di tempat yang terindah
Untuk yang tak terlupakan
Tanpa berharap akan cinta itu
Senyum ini kan selalu ada
Menemani kehidupannya yang baru
Menyertai setiap tawanya yang tak tersentuh
Meski kini hanya bisa menari
Di atas sejuta mimpi
Namun, hanya dia yang tak terganti
Saat kupandang gambar-gambar maya
Yang melukiskan kehidupan
Tentangnya yang terpatri di hati
Sebagian diri berbunga
Tetapi sebagian terasa pilu
Setelah bertahun-tahun usang
Akhirnya kenangan itu kembali bersinar
Tiada yang berubah dari rasa ini
Selalu memberikan tahta teritinggi
Di tempat yang terindah
Untuk yang tak terlupakan
Tanpa berharap akan cinta itu
Senyum ini kan selalu ada
Menemani kehidupannya yang baru
Menyertai setiap tawanya yang tak tersentuh
Meski kini hanya bisa menari
Di atas sejuta mimpi
Namun, hanya dia yang tak terganti
"I miss you my dear"
Inginku Hanya Satu
Entah diriku atau dia
Yang menghilang lebih dulu
Entah diriku atau dia
Yang meninggalkan lebih dulu
Namun, rasa ini tetap terjaga
Menanti dalam putaran waktu
Berharap untaian cerita itu
Akan kembali terulang
Kini, setelah kutemukan dia
Mungkinkah segalanya akan sama
Seperti kenangan yang pernah tersimpan
Di masa lalu...
Lembaran kisah ini telah terbuka
Untuk saat ini dan esok
Tetapi ingin hanya satu
Tulisan tentang dia yang hiasi setiap helainya
Yang menghilang lebih dulu
Entah diriku atau dia
Yang meninggalkan lebih dulu
Namun, rasa ini tetap terjaga
Menanti dalam putaran waktu
Berharap untaian cerita itu
Akan kembali terulang
Kini, setelah kutemukan dia
Mungkinkah segalanya akan sama
Seperti kenangan yang pernah tersimpan
Di masa lalu...
Lembaran kisah ini telah terbuka
Untuk saat ini dan esok
Tetapi ingin hanya satu
Tulisan tentang dia yang hiasi setiap helainya
Rabu, 24 Juni 2009
RASA
Desir nafas itu tak teratur
Terkadang pelan
Terkadang kencang
Seperti detak nadi
Yang mengalun tak berirama
Tetesan peluh tiada henti
Bergerak turun pada dinding wajah
Tutupi rona yang memerah
Iringi tarian hati
Yang sepertinya tak biasa
Hanya terus terpaku
Di atas tanah datar
Berharap sukma kan tersentuh
Sepeti belaian pada mayang
Namun, nyatanya hanya impian
Walaupun asa usang sudah
Tak pernah terpikir tuk beranjak
Karena rasa yang tertanam kuat
Bukan hanya kiasan
Tetapi hasrat untuk dilepaskan
Terkadang pelan
Terkadang kencang
Seperti detak nadi
Yang mengalun tak berirama
Tetesan peluh tiada henti
Bergerak turun pada dinding wajah
Tutupi rona yang memerah
Iringi tarian hati
Yang sepertinya tak biasa
Hanya terus terpaku
Di atas tanah datar
Berharap sukma kan tersentuh
Sepeti belaian pada mayang
Namun, nyatanya hanya impian
Walaupun asa usang sudah
Tak pernah terpikir tuk beranjak
Karena rasa yang tertanam kuat
Bukan hanya kiasan
Tetapi hasrat untuk dilepaskan
Tak Mudah Mengerti Hati
Sungguh tak mudah
Tuk mengerti hati
Kala kesal melanda
Ketika sesal menghujam
Awan pun seolah kelabu
Mengharu biru memandang diri
Terkadang nafasnya
Terengah seolah marah
Bersabarlah...
Sabar saat logika tak merajai
Sabar saat segala pintu terkunci
Sabar saat tak ada lagi jalan yang terang
Karena,
Berliku itu indah
Gelap itu bahagia, dan
Sunyi itu bermakna
Tuk mengerti hati
Kala kesal melanda
Ketika sesal menghujam
Awan pun seolah kelabu
Mengharu biru memandang diri
Terkadang nafasnya
Terengah seolah marah
Bersabarlah...
Sabar saat logika tak merajai
Sabar saat segala pintu terkunci
Sabar saat tak ada lagi jalan yang terang
Karena,
Berliku itu indah
Gelap itu bahagia, dan
Sunyi itu bermakna
Kamis, 11 Juni 2009
Cinta Semalam
Rindu ini semakin sempurna
Kala berjumpa dirinya
Meski hanya sebatas mimpi
Gundah ini bangkit kembali
Saat melihat senyumnya
Walau hanya dalam lelap
Namun, bahagia tak dapat terungkap
Setelah beribu waktu berlalu
Akhirnya, pada satu malam
Dapat menyentuh dan memandangnya
Sekali lagi
Ingin agar bayangan itu tak pergi
Namun, apa daya?
Bila tak mungkin mendekap
Lebih lama...
Lebih erat...
Di penghujung cerita
Harus dapat relakannya
Pergi lalui hening fajar
Hingga nanti saatnya tiba
Alam nyata kan menjadi saksi
Cinta ini...
Kala berjumpa dirinya
Meski hanya sebatas mimpi
Gundah ini bangkit kembali
Saat melihat senyumnya
Walau hanya dalam lelap
Namun, bahagia tak dapat terungkap
Setelah beribu waktu berlalu
Akhirnya, pada satu malam
Dapat menyentuh dan memandangnya
Sekali lagi
Ingin agar bayangan itu tak pergi
Namun, apa daya?
Bila tak mungkin mendekap
Lebih lama...
Lebih erat...
Di penghujung cerita
Harus dapat relakannya
Pergi lalui hening fajar
Hingga nanti saatnya tiba
Alam nyata kan menjadi saksi
Cinta ini...
Senyum Untuk Hati
Tersakiti...
Bukan untuk pertama kali
Beribu luka telah termiliki
Dari ujung jari hingga palung hati
Hingga terbiasa oleh perih itu
Air mata pun tak sanggup lagi
Mengalir getarkan segenap rasa
Karena, perlahan kan mengering
Tanpa tersisa setetes kesejukan
Pada lubang-lubang sendu
Ingin menjerit luapkan pahit
Ingin berlari sirnakan derita
Namun...
Suara tak dapat terdengar
Jua kaki tak mampu melangkah
Ya, inilah tulisan dalam kitab-Nya
Meski harus koyak teraniaya
Tetap harus dilalui
Kini...
Tangis hanya untuk suka
Tawa hanya untuk duka
Tak ada yang lebih indah
Selain kata "tulus" menyertai senyum ini
Bukan untuk pertama kali
Beribu luka telah termiliki
Dari ujung jari hingga palung hati
Hingga terbiasa oleh perih itu
Air mata pun tak sanggup lagi
Mengalir getarkan segenap rasa
Karena, perlahan kan mengering
Tanpa tersisa setetes kesejukan
Pada lubang-lubang sendu
Ingin menjerit luapkan pahit
Ingin berlari sirnakan derita
Namun...
Suara tak dapat terdengar
Jua kaki tak mampu melangkah
Ya, inilah tulisan dalam kitab-Nya
Meski harus koyak teraniaya
Tetap harus dilalui
Meski harus mati seketika
Tetap harus dihadapi
Kini...
Tangis hanya untuk suka
Tawa hanya untuk duka
Tak ada yang lebih indah
Selain kata "tulus" menyertai senyum ini
Jumat, 05 Juni 2009
"Sejati"
Tak mudah melupakan begitu saja
Bila setiap dentang yang berbunyi
Berkas kisah ini selalu mengingat
Rupa yang sama...
Dusta memang ada
Kala arti persahabatan telah mengikat
Memendam segala cerita
Tentang ego manusia
Mengertikah hati?
Saat seseorang hanya dapat memandang
Dari kejauhan tanpa dapat menyentuh
Tanpa dapat berkata seucap katapun
Mengertikah rasa?
Saat seseorang hanya dapat menanti
Berharap pada mimpi-mimpi
Dalam setiap lelapnya di malam hari
Batin ini tak sekokoh seperti yang terkira
Jiwa ini akan goyah bila tersentuh
Namun, inilah cara sang Maha Cinta
Mengajarkan makna "sejati"
Bila setiap dentang yang berbunyi
Berkas kisah ini selalu mengingat
Rupa yang sama...
Dusta memang ada
Kala arti persahabatan telah mengikat
Memendam segala cerita
Tentang ego manusia
Mengertikah hati?
Saat seseorang hanya dapat memandang
Dari kejauhan tanpa dapat menyentuh
Tanpa dapat berkata seucap katapun
Mengertikah rasa?
Saat seseorang hanya dapat menanti
Berharap pada mimpi-mimpi
Dalam setiap lelapnya di malam hari
Batin ini tak sekokoh seperti yang terkira
Jiwa ini akan goyah bila tersentuh
Namun, inilah cara sang Maha Cinta
Mengajarkan makna "sejati"
Senin, 01 Juni 2009
Jejak Kebahagiaan
Persimpangan ini semakin rumit
Tak jelas dimana akan berakhir
Setiap ujungnya tersimpan satu impian
Tentang kehidupan masa depan
Yang sungguhnya akan membawa suka
Namun, manusia tetap harus memilih
Satu diantaranya
Juga tak bisa ingkari
Kenyataan yang telah tergores
Pada tangan-tangan takdir
Pada langkah-langkah asa
Pernahkah terpikir bagaimana jika salah?
Memilih jalan yang seharusnya tak dipilih
Melalui jalan yang seharusnya tak dilalui
Itulah sebabnya ada hati
Maka dengarkanlah kata-katanya
Uraikanlah makna di seluruh desahnya
Agar ketika cahaya tak lagi menerangi
Kita tetap dapat temukan
Sebuah jejak kebahagiaan
Tak jelas dimana akan berakhir
Setiap ujungnya tersimpan satu impian
Tentang kehidupan masa depan
Yang sungguhnya akan membawa suka
Namun, manusia tetap harus memilih
Satu diantaranya
Juga tak bisa ingkari
Kenyataan yang telah tergores
Pada tangan-tangan takdir
Pada langkah-langkah asa
Pernahkah terpikir bagaimana jika salah?
Memilih jalan yang seharusnya tak dipilih
Melalui jalan yang seharusnya tak dilalui
Itulah sebabnya ada hati
Maka dengarkanlah kata-katanya
Uraikanlah makna di seluruh desahnya
Agar ketika cahaya tak lagi menerangi
Kita tetap dapat temukan
Sebuah jejak kebahagiaan
Suatu Saat
Suatu Saat...
Bayangan itu akan terus menaungi
Jemari itu akan terus melindungi
Suara itu akan terus bersenandung
Lirih dalam getaran syahdu
Suatu saat...
Tiada lagi harapan-harapan kosong
Segala asa yang berterbangan dalam angan
Akan terisi oleh rasa
Yang mungkin takkan hilang selamanya
Suatu saat...
Hanya akan ada bahagia
Meskipun tetap ada tangis
Namun, bukanlah sesal atau derita
Itulah damai dari lubuk hati
Suatu saat...
Bibir akan terus berkata
"Terimakasih"
Tanpa dapat terhenti
Tanpa dapat terdiam
Suatu saat...
Bayangan itu akan terus menaungi
Jemari itu akan terus melindungi
Suara itu akan terus bersenandung
Lirih dalam getaran syahdu
Suatu saat...
Tiada lagi harapan-harapan kosong
Segala asa yang berterbangan dalam angan
Akan terisi oleh rasa
Yang mungkin takkan hilang selamanya
Suatu saat...
Hanya akan ada bahagia
Meskipun tetap ada tangis
Namun, bukanlah sesal atau derita
Itulah damai dari lubuk hati
Suatu saat...
Bibir akan terus berkata
"Terimakasih"
Tanpa dapat terhenti
Tanpa dapat terdiam
Suatu saat...
Langganan:
Postingan (Atom)
Selasa, 30 Juni 2009
Sang "Cinta"
Ketika cinta tak membiarkan
Sayapnya terluka
Dia akan terbang perlahan
Mengikuti hembusan nada-nada ketulusan
Tanpa ingin berpaling tuk meninggalkan
Mereka yang tak berdaya
Karena kekuatan telah hilang
Terkadang dia menaruh jejak
Di atas gumpalan awan putih
Agar bila suatu saat tersesat
Dapat kembali pulang
Dan mampu rebahkan lelah
Dalam hangatnya peraduan
Ketika cinta ingin dipahami
Dia akan berlari
Menelusuri langkahnya di masa lalu
Berusaha mencari bayangan
Yang pernah tersimpan
Dalam buku hitam yang berjudul
"Kenangan"
Kemudian,
Dia akan memainkan harpha
Memetiknya dengan lembut
Serta menyenandungkan shimponi surga
Yang sarat akan asa
Juga harapan
Cinta...
Begitulah adanya
Dia yang tak pernah menyerah meski tak tahu awalnya
Dia yang terus bertahan meski tak tahu akhirnya
Dia tak mengenal batas
Dia pun tak mengenal perbedaan
Sayapnya terluka
Dia akan terbang perlahan
Mengikuti hembusan nada-nada ketulusan
Tanpa ingin berpaling tuk meninggalkan
Mereka yang tak berdaya
Karena kekuatan telah hilang
Terkadang dia menaruh jejak
Di atas gumpalan awan putih
Agar bila suatu saat tersesat
Dapat kembali pulang
Dan mampu rebahkan lelah
Dalam hangatnya peraduan
Ketika cinta ingin dipahami
Dia akan berlari
Menelusuri langkahnya di masa lalu
Berusaha mencari bayangan
Yang pernah tersimpan
Dalam buku hitam yang berjudul
"Kenangan"
Kemudian,
Dia akan memainkan harpha
Memetiknya dengan lembut
Serta menyenandungkan shimponi surga
Yang sarat akan asa
Juga harapan
Cinta...
Begitulah adanya
Dia yang tak pernah menyerah meski tak tahu awalnya
Dia yang terus bertahan meski tak tahu akhirnya
Dia tak mengenal batas
Dia pun tak mengenal perbedaan
Minggu, 28 Juni 2009
Mimpi yang Sempurna
Angin masa lalu
Kembali berhembus lekat dalam angan
Menebarkan kembali berkas-berkas kisah
Yang pernah terlewati
Bersama yang terkenang
Sekuat rasa lepaskan asa
Tak berarti segalanya berakhir
Karena segala yang tersisa
Dalam hati ini
Merupakan mimpi yang sempurna
Pernah merasakan bahagia
Pernah merasakan sedih
Pernah merasakan canda
Pernah jua merasakan tersakiti
Tuhan...
Mungkinkah masa itu akan terulang?
Mungkinkah jalan dihadapan bercerita tentangnya?
Padahal batin pun seolah berteriak
Sungguh tak mungkin!!
Meski nyatanya harapan telah mati
Keyakinan tak pernah terhenti
Tuk menemukan
"Dia" yang terbaik untuk masa depan
by: Dhyani Prita
This poem is dedicated for my close friend "R"
Kembali berhembus lekat dalam angan
Menebarkan kembali berkas-berkas kisah
Yang pernah terlewati
Bersama yang terkenang
Sekuat rasa lepaskan asa
Tak berarti segalanya berakhir
Karena segala yang tersisa
Dalam hati ini
Merupakan mimpi yang sempurna
Pernah merasakan bahagia
Pernah merasakan sedih
Pernah merasakan canda
Pernah jua merasakan tersakiti
Tuhan...
Mungkinkah masa itu akan terulang?
Mungkinkah jalan dihadapan bercerita tentangnya?
Padahal batin pun seolah berteriak
Sungguh tak mungkin!!
Meski nyatanya harapan telah mati
Keyakinan tak pernah terhenti
Tuk menemukan
"Dia" yang terbaik untuk masa depan
by: Dhyani Prita
This poem is dedicated for my close friend "R"
Hanya Padamu, Hanya Untukmu
Pernah aku merasa gundah
Seperti pipit yang hilang arah
Terbang perlahan tak temukan
Tempat untuk singgah dalam damai
Pernah aku merasa resah
Kala mendung tak dapat ku bendung
Hingga hati basah
Oleh rintihan rasa yang dalam
Namun, sejenak segala keluh musnah
Kesah pun menguap seperti buih-buih
Satu persatu lenyap di udara
Menyatu bersama sukma yang melemah
Kau tahu?
Semua ini karena bayangmu
Yang menyentuh keyakinanku
Membangkitkan seluruh semangat juangku
Hingga kini...
Aku bisa berdiri tegar
Menatapmu dari kejauhan
Memberikan senyum terindah
Hanya untukmu
Hanya untuk mengucapkan
Terimakasihku
Padamu
Hanya untukmu...
Seperti pipit yang hilang arah
Terbang perlahan tak temukan
Tempat untuk singgah dalam damai
Pernah aku merasa resah
Kala mendung tak dapat ku bendung
Hingga hati basah
Oleh rintihan rasa yang dalam
Namun, sejenak segala keluh musnah
Kesah pun menguap seperti buih-buih
Satu persatu lenyap di udara
Menyatu bersama sukma yang melemah
Kau tahu?
Semua ini karena bayangmu
Yang menyentuh keyakinanku
Membangkitkan seluruh semangat juangku
Hingga kini...
Aku bisa berdiri tegar
Menatapmu dari kejauhan
Memberikan senyum terindah
Hanya untukmu
Hanya untuk mengucapkan
Terimakasihku
Padamu
Hanya untukmu...
Sabtu, 27 Juni 2009
ASA
Dimensi telah berganti
Mengiringi titah dalam kitab kehidupan
Yang semakin sulit tuk dimengerti
Nafas cinta tak pernah berhenti
Menyatu dalam senandung rindu
Sejak pintu hati terbuka
Hingga saat ini,
Tiada mungkin tertutup lagi
Firasat ini mungkin pernah salah
Tetapi rasa selalu berkata benar
Meyakinkan nurani untuk bersumpah
Saat asmara membelenggu jiwa
Dusta yang pernah terucap
Bukan sungguhnya ingin tersampaikan
Karena butiran kasih ini
Memang tulus tercipta
Bila dapat memulai lembaran baru
Bolehkah memilih jalan yang ingin dilalui?
Karea hanya dengan seseorang
Hampa ini sirna
Bolehkah pinta ini terwujud?
Andai ada satu kesempatan
Meski kenyataan kini
Senyum tak pernah lepas
Dari lekatnya kepedihan
Mengiringi titah dalam kitab kehidupan
Yang semakin sulit tuk dimengerti
Nafas cinta tak pernah berhenti
Menyatu dalam senandung rindu
Sejak pintu hati terbuka
Hingga saat ini,
Tiada mungkin tertutup lagi
Firasat ini mungkin pernah salah
Tetapi rasa selalu berkata benar
Meyakinkan nurani untuk bersumpah
Saat asmara membelenggu jiwa
Dusta yang pernah terucap
Bukan sungguhnya ingin tersampaikan
Karena butiran kasih ini
Memang tulus tercipta
Bila dapat memulai lembaran baru
Bolehkah memilih jalan yang ingin dilalui?
Karea hanya dengan seseorang
Hampa ini sirna
Bolehkah pinta ini terwujud?
Andai ada satu kesempatan
Meski kenyataan kini
Senyum tak pernah lepas
Dari lekatnya kepedihan
Jumat, 26 Juni 2009
Yang Tak Terganti
Dawai hati bergetar sekali lagi
Saat kupandang gambar-gambar maya
Yang melukiskan kehidupan
Tentangnya yang terpatri di hati
Sebagian diri berbunga
Tetapi sebagian terasa pilu
Setelah bertahun-tahun usang
Akhirnya kenangan itu kembali bersinar
Tiada yang berubah dari rasa ini
Selalu memberikan tahta teritinggi
Di tempat yang terindah
Untuk yang tak terlupakan
Tanpa berharap akan cinta itu
Senyum ini kan selalu ada
Menemani kehidupannya yang baru
Menyertai setiap tawanya yang tak tersentuh
Meski kini hanya bisa menari
Di atas sejuta mimpi
Namun, hanya dia yang tak terganti
Saat kupandang gambar-gambar maya
Yang melukiskan kehidupan
Tentangnya yang terpatri di hati
Sebagian diri berbunga
Tetapi sebagian terasa pilu
Setelah bertahun-tahun usang
Akhirnya kenangan itu kembali bersinar
Tiada yang berubah dari rasa ini
Selalu memberikan tahta teritinggi
Di tempat yang terindah
Untuk yang tak terlupakan
Tanpa berharap akan cinta itu
Senyum ini kan selalu ada
Menemani kehidupannya yang baru
Menyertai setiap tawanya yang tak tersentuh
Meski kini hanya bisa menari
Di atas sejuta mimpi
Namun, hanya dia yang tak terganti
"I miss you my dear"
Inginku Hanya Satu
Entah diriku atau dia
Yang menghilang lebih dulu
Entah diriku atau dia
Yang meninggalkan lebih dulu
Namun, rasa ini tetap terjaga
Menanti dalam putaran waktu
Berharap untaian cerita itu
Akan kembali terulang
Kini, setelah kutemukan dia
Mungkinkah segalanya akan sama
Seperti kenangan yang pernah tersimpan
Di masa lalu...
Lembaran kisah ini telah terbuka
Untuk saat ini dan esok
Tetapi ingin hanya satu
Tulisan tentang dia yang hiasi setiap helainya
Yang menghilang lebih dulu
Entah diriku atau dia
Yang meninggalkan lebih dulu
Namun, rasa ini tetap terjaga
Menanti dalam putaran waktu
Berharap untaian cerita itu
Akan kembali terulang
Kini, setelah kutemukan dia
Mungkinkah segalanya akan sama
Seperti kenangan yang pernah tersimpan
Di masa lalu...
Lembaran kisah ini telah terbuka
Untuk saat ini dan esok
Tetapi ingin hanya satu
Tulisan tentang dia yang hiasi setiap helainya
Rabu, 24 Juni 2009
RASA
Desir nafas itu tak teratur
Terkadang pelan
Terkadang kencang
Seperti detak nadi
Yang mengalun tak berirama
Tetesan peluh tiada henti
Bergerak turun pada dinding wajah
Tutupi rona yang memerah
Iringi tarian hati
Yang sepertinya tak biasa
Hanya terus terpaku
Di atas tanah datar
Berharap sukma kan tersentuh
Sepeti belaian pada mayang
Namun, nyatanya hanya impian
Walaupun asa usang sudah
Tak pernah terpikir tuk beranjak
Karena rasa yang tertanam kuat
Bukan hanya kiasan
Tetapi hasrat untuk dilepaskan
Terkadang pelan
Terkadang kencang
Seperti detak nadi
Yang mengalun tak berirama
Tetesan peluh tiada henti
Bergerak turun pada dinding wajah
Tutupi rona yang memerah
Iringi tarian hati
Yang sepertinya tak biasa
Hanya terus terpaku
Di atas tanah datar
Berharap sukma kan tersentuh
Sepeti belaian pada mayang
Namun, nyatanya hanya impian
Walaupun asa usang sudah
Tak pernah terpikir tuk beranjak
Karena rasa yang tertanam kuat
Bukan hanya kiasan
Tetapi hasrat untuk dilepaskan
Tak Mudah Mengerti Hati
Sungguh tak mudah
Tuk mengerti hati
Kala kesal melanda
Ketika sesal menghujam
Awan pun seolah kelabu
Mengharu biru memandang diri
Terkadang nafasnya
Terengah seolah marah
Bersabarlah...
Sabar saat logika tak merajai
Sabar saat segala pintu terkunci
Sabar saat tak ada lagi jalan yang terang
Karena,
Berliku itu indah
Gelap itu bahagia, dan
Sunyi itu bermakna
Tuk mengerti hati
Kala kesal melanda
Ketika sesal menghujam
Awan pun seolah kelabu
Mengharu biru memandang diri
Terkadang nafasnya
Terengah seolah marah
Bersabarlah...
Sabar saat logika tak merajai
Sabar saat segala pintu terkunci
Sabar saat tak ada lagi jalan yang terang
Karena,
Berliku itu indah
Gelap itu bahagia, dan
Sunyi itu bermakna
Kamis, 11 Juni 2009
Cinta Semalam
Rindu ini semakin sempurna
Kala berjumpa dirinya
Meski hanya sebatas mimpi
Gundah ini bangkit kembali
Saat melihat senyumnya
Walau hanya dalam lelap
Namun, bahagia tak dapat terungkap
Setelah beribu waktu berlalu
Akhirnya, pada satu malam
Dapat menyentuh dan memandangnya
Sekali lagi
Ingin agar bayangan itu tak pergi
Namun, apa daya?
Bila tak mungkin mendekap
Lebih lama...
Lebih erat...
Di penghujung cerita
Harus dapat relakannya
Pergi lalui hening fajar
Hingga nanti saatnya tiba
Alam nyata kan menjadi saksi
Cinta ini...
Kala berjumpa dirinya
Meski hanya sebatas mimpi
Gundah ini bangkit kembali
Saat melihat senyumnya
Walau hanya dalam lelap
Namun, bahagia tak dapat terungkap
Setelah beribu waktu berlalu
Akhirnya, pada satu malam
Dapat menyentuh dan memandangnya
Sekali lagi
Ingin agar bayangan itu tak pergi
Namun, apa daya?
Bila tak mungkin mendekap
Lebih lama...
Lebih erat...
Di penghujung cerita
Harus dapat relakannya
Pergi lalui hening fajar
Hingga nanti saatnya tiba
Alam nyata kan menjadi saksi
Cinta ini...
Senyum Untuk Hati
Tersakiti...
Bukan untuk pertama kali
Beribu luka telah termiliki
Dari ujung jari hingga palung hati
Hingga terbiasa oleh perih itu
Air mata pun tak sanggup lagi
Mengalir getarkan segenap rasa
Karena, perlahan kan mengering
Tanpa tersisa setetes kesejukan
Pada lubang-lubang sendu
Ingin menjerit luapkan pahit
Ingin berlari sirnakan derita
Namun...
Suara tak dapat terdengar
Jua kaki tak mampu melangkah
Ya, inilah tulisan dalam kitab-Nya
Meski harus koyak teraniaya
Tetap harus dilalui
Kini...
Tangis hanya untuk suka
Tawa hanya untuk duka
Tak ada yang lebih indah
Selain kata "tulus" menyertai senyum ini
Bukan untuk pertama kali
Beribu luka telah termiliki
Dari ujung jari hingga palung hati
Hingga terbiasa oleh perih itu
Air mata pun tak sanggup lagi
Mengalir getarkan segenap rasa
Karena, perlahan kan mengering
Tanpa tersisa setetes kesejukan
Pada lubang-lubang sendu
Ingin menjerit luapkan pahit
Ingin berlari sirnakan derita
Namun...
Suara tak dapat terdengar
Jua kaki tak mampu melangkah
Ya, inilah tulisan dalam kitab-Nya
Meski harus koyak teraniaya
Tetap harus dilalui
Meski harus mati seketika
Tetap harus dihadapi
Kini...
Tangis hanya untuk suka
Tawa hanya untuk duka
Tak ada yang lebih indah
Selain kata "tulus" menyertai senyum ini
Jumat, 05 Juni 2009
"Sejati"
Tak mudah melupakan begitu saja
Bila setiap dentang yang berbunyi
Berkas kisah ini selalu mengingat
Rupa yang sama...
Dusta memang ada
Kala arti persahabatan telah mengikat
Memendam segala cerita
Tentang ego manusia
Mengertikah hati?
Saat seseorang hanya dapat memandang
Dari kejauhan tanpa dapat menyentuh
Tanpa dapat berkata seucap katapun
Mengertikah rasa?
Saat seseorang hanya dapat menanti
Berharap pada mimpi-mimpi
Dalam setiap lelapnya di malam hari
Batin ini tak sekokoh seperti yang terkira
Jiwa ini akan goyah bila tersentuh
Namun, inilah cara sang Maha Cinta
Mengajarkan makna "sejati"
Bila setiap dentang yang berbunyi
Berkas kisah ini selalu mengingat
Rupa yang sama...
Dusta memang ada
Kala arti persahabatan telah mengikat
Memendam segala cerita
Tentang ego manusia
Mengertikah hati?
Saat seseorang hanya dapat memandang
Dari kejauhan tanpa dapat menyentuh
Tanpa dapat berkata seucap katapun
Mengertikah rasa?
Saat seseorang hanya dapat menanti
Berharap pada mimpi-mimpi
Dalam setiap lelapnya di malam hari
Batin ini tak sekokoh seperti yang terkira
Jiwa ini akan goyah bila tersentuh
Namun, inilah cara sang Maha Cinta
Mengajarkan makna "sejati"
Senin, 01 Juni 2009
Jejak Kebahagiaan
Persimpangan ini semakin rumit
Tak jelas dimana akan berakhir
Setiap ujungnya tersimpan satu impian
Tentang kehidupan masa depan
Yang sungguhnya akan membawa suka
Namun, manusia tetap harus memilih
Satu diantaranya
Juga tak bisa ingkari
Kenyataan yang telah tergores
Pada tangan-tangan takdir
Pada langkah-langkah asa
Pernahkah terpikir bagaimana jika salah?
Memilih jalan yang seharusnya tak dipilih
Melalui jalan yang seharusnya tak dilalui
Itulah sebabnya ada hati
Maka dengarkanlah kata-katanya
Uraikanlah makna di seluruh desahnya
Agar ketika cahaya tak lagi menerangi
Kita tetap dapat temukan
Sebuah jejak kebahagiaan
Tak jelas dimana akan berakhir
Setiap ujungnya tersimpan satu impian
Tentang kehidupan masa depan
Yang sungguhnya akan membawa suka
Namun, manusia tetap harus memilih
Satu diantaranya
Juga tak bisa ingkari
Kenyataan yang telah tergores
Pada tangan-tangan takdir
Pada langkah-langkah asa
Pernahkah terpikir bagaimana jika salah?
Memilih jalan yang seharusnya tak dipilih
Melalui jalan yang seharusnya tak dilalui
Itulah sebabnya ada hati
Maka dengarkanlah kata-katanya
Uraikanlah makna di seluruh desahnya
Agar ketika cahaya tak lagi menerangi
Kita tetap dapat temukan
Sebuah jejak kebahagiaan
Suatu Saat
Suatu Saat...
Bayangan itu akan terus menaungi
Jemari itu akan terus melindungi
Suara itu akan terus bersenandung
Lirih dalam getaran syahdu
Suatu saat...
Tiada lagi harapan-harapan kosong
Segala asa yang berterbangan dalam angan
Akan terisi oleh rasa
Yang mungkin takkan hilang selamanya
Suatu saat...
Hanya akan ada bahagia
Meskipun tetap ada tangis
Namun, bukanlah sesal atau derita
Itulah damai dari lubuk hati
Suatu saat...
Bibir akan terus berkata
"Terimakasih"
Tanpa dapat terhenti
Tanpa dapat terdiam
Suatu saat...
Bayangan itu akan terus menaungi
Jemari itu akan terus melindungi
Suara itu akan terus bersenandung
Lirih dalam getaran syahdu
Suatu saat...
Tiada lagi harapan-harapan kosong
Segala asa yang berterbangan dalam angan
Akan terisi oleh rasa
Yang mungkin takkan hilang selamanya
Suatu saat...
Hanya akan ada bahagia
Meskipun tetap ada tangis
Namun, bukanlah sesal atau derita
Itulah damai dari lubuk hati
Suatu saat...
Bibir akan terus berkata
"Terimakasih"
Tanpa dapat terhenti
Tanpa dapat terdiam
Suatu saat...
Langganan:
Postingan (Atom)